- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cooking & Resto Guide
Bagaimana Awal Kehadiran Bakso Malang ?


TS
ayombaksomarnat
Bagaimana Awal Kehadiran Bakso Malang ?
Dimanapun anda pergi, dapat dipastikan pernah atau sering menemukan penjual “Bakso Malang”. Ya, “Bakso Malang” memang sering kali menjadi kuliner pilihan. “Bakso Malang” terkenal dengan cita rasanya yang enak. Rasa dasar “Bakso Malang” yang gurih dan asin mampu memberikan sensasi bagi yang mengkonsumsi. Selain itu, “Bakso Malang” cocok dikonsumsi di segala cuaca, entah musim kemarau ataupun musim dingin.
Lalu, bagaimana “Bakso Malang” bisa menjadi ikon kuliner Kota Malang ?
Banyaknya warung, restoran dan pedagang kaki lima yang menjajakan bakso serta antusiasme penduduk Malang menjadi konsumen bakso, menjadikan Kota Malang khas dengan Bakso-nya. Alhasil, “Bakso Malang” menjadi ikon kuliner Kota Malang. Pada awalnya, perkembangan “Bakso Malang” dipelopori oleh Abah Sugito. Abah Sugito menjajakan bakso keliling sejak tahun 1977. Usahanya ini tumbuh hingga mendirikan warung bakso sederhana pada tahun 1982 tepat dibelakang bioskop “President” Malang. Sehingga untuk mempermudah konsumen mengingat nama warung bakso, maka Abah Sugito memakai nama Bioskop President. Bahkan ketika Bioskop President beralih fungsi menjadi Departemen Store pada tahun 1990, nama President tetap digunakan sebagai merk bakso. Abah Sugito sendiri giat melakukan inovasi produk bakso, sehingga menawarkan berbagai variasi produk. “Bakso Malang” asli sendiri terdiri dari empat jenis produk yaitu bakso, mie kuning, tahu, siomay basah atau kering. Karena inovasi yang ditawarkan Abah Sugito, membuat para penduduk Kota Malang terinspirasi untuk membuka usaha Bakso. Hingga saat ini banyak sekali Penjual Bakso di Kota Malang, mulai dari pedagang kaki lima hingga warung bakso terkenal seperti Bakso Gun, Bakso Damas, Bakso Cak Man, Bakso Favorit, dsb.
“Bakso Malang” tidak hanya enak di lidah saja. Kandungan Gizi yang ditawarkan “Bakso Malang” juga cukup tinggi karena ciri khas “Bakso Malang” tidak hanya terdiri dari bakso, tapi juga mie kuning, tahu, siomay kering atau basah yang berisi olahan daging giling bakso. Bila dilakukan analisis zat gizi laboratorium menunjukkan bahwa kandungan gizi Bakso Daging Sapi saja berdasarkan berat kering (tanpa air) adalah 62,52% protein, 6,22% lemak, 21,30% karbohidrat, 9,97% abu dan 7,41 NaCl (Lipi, 2012). Bila dianalisis secara lengkap tentu kandungannya lebih tinggi lagi.
Usaha yang baru baru ini ditekuni oleh Irfan Rachmawan sebagai pemilik dari kedai bakso malang yang ada di kawasan Universitas Maranatha menyajikan kuliner bakso khas Malang yang bercitarasa tinggi serta fasilitas wifi yang berada di tempat. Informasi lebih lengkap dapat mengunjungi website ayombakso.com
Lalu, bagaimana “Bakso Malang” bisa menjadi ikon kuliner Kota Malang ?
Banyaknya warung, restoran dan pedagang kaki lima yang menjajakan bakso serta antusiasme penduduk Malang menjadi konsumen bakso, menjadikan Kota Malang khas dengan Bakso-nya. Alhasil, “Bakso Malang” menjadi ikon kuliner Kota Malang. Pada awalnya, perkembangan “Bakso Malang” dipelopori oleh Abah Sugito. Abah Sugito menjajakan bakso keliling sejak tahun 1977. Usahanya ini tumbuh hingga mendirikan warung bakso sederhana pada tahun 1982 tepat dibelakang bioskop “President” Malang. Sehingga untuk mempermudah konsumen mengingat nama warung bakso, maka Abah Sugito memakai nama Bioskop President. Bahkan ketika Bioskop President beralih fungsi menjadi Departemen Store pada tahun 1990, nama President tetap digunakan sebagai merk bakso. Abah Sugito sendiri giat melakukan inovasi produk bakso, sehingga menawarkan berbagai variasi produk. “Bakso Malang” asli sendiri terdiri dari empat jenis produk yaitu bakso, mie kuning, tahu, siomay basah atau kering. Karena inovasi yang ditawarkan Abah Sugito, membuat para penduduk Kota Malang terinspirasi untuk membuka usaha Bakso. Hingga saat ini banyak sekali Penjual Bakso di Kota Malang, mulai dari pedagang kaki lima hingga warung bakso terkenal seperti Bakso Gun, Bakso Damas, Bakso Cak Man, Bakso Favorit, dsb.
“Bakso Malang” tidak hanya enak di lidah saja. Kandungan Gizi yang ditawarkan “Bakso Malang” juga cukup tinggi karena ciri khas “Bakso Malang” tidak hanya terdiri dari bakso, tapi juga mie kuning, tahu, siomay kering atau basah yang berisi olahan daging giling bakso. Bila dilakukan analisis zat gizi laboratorium menunjukkan bahwa kandungan gizi Bakso Daging Sapi saja berdasarkan berat kering (tanpa air) adalah 62,52% protein, 6,22% lemak, 21,30% karbohidrat, 9,97% abu dan 7,41 NaCl (Lipi, 2012). Bila dianalisis secara lengkap tentu kandungannya lebih tinggi lagi.
Usaha yang baru baru ini ditekuni oleh Irfan Rachmawan sebagai pemilik dari kedai bakso malang yang ada di kawasan Universitas Maranatha menyajikan kuliner bakso khas Malang yang bercitarasa tinggi serta fasilitas wifi yang berada di tempat. Informasi lebih lengkap dapat mengunjungi website ayombakso.com
0
1.3K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan