- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bila Cinta Kadung Melekat Kuli Bangunan Tetap Lezat


TS
indra.69
Bila Cinta Kadung Melekat Kuli Bangunan Tetap Lezat
Quote:

CINTA itu tak pandang bulu dan status. Biar Yance,
24, hanya kuli bangunan, Evita, 20, yang
mahasiswi perguruan tinggi itu bisa terkiwir-kiwir.
Dimarahi orangtua, mahasiswi itu malah kabur dan
kelonan dengan si kuli bangunan. Tentu saja
ibunya mencak-mencak, tapi cowoknya sudah
kabur duluan!
Kisah cinta muda-mudi selalu melewati lintas
batas suku, agama, status sosial. Karena cinta,
berlainan agama pun banyak yang jadi suami istri.
Anak majikan kimpoi dengan pembantu juga
ombyokan. Apa lagi perbedaan suku, Jawa-
Sunda-Batak-Minang, kini sudah banyak sekali
yang membaur dalam perkimpoian. Inilah bhineka
tunggal ika, inilah keaneragaman berbangsa dan
bernegara. Maka jangan heran bila orang Betawi
kimpoi dengan orang Bali, kasih nama anaknya
menjadi: I Gede Amat.
Evita mahasiswi PT terkenal di Manado (Sulut),
sangat memahami kebhinekaan tersebut. Maka
ketika ada cowok yang status sosialnya hanya kuli
bangunan, dia tak masalah. Dia bisa menerima
gejolak asmara Yance, meskipu cinta pemuda itu
beraroma semen dan cat. Evita meyakini, tak
selamanya kekasihnya itu jadi kuli bangunan
melulu. Jika nasib baik, bisa saja nanti jadi anggota
DPR, atau malah Wakil Ketuanya. Cuma pesan
Evita, kalau jadi Wakil Ketua DPR jangan ngompori
orang demo, ya!
Koalisi mahasiwi-kuli bangunan itu sudah menjadi
rahasia umum di daerah Tuminting, Manado. Tapi
beda anak, beda pula emak. Ny. Regina, 45,
sebagai ibu Evita sangat malu putrinya pacaran
dengan kuli bangunan. Bagaimana kata orang
nanti, jika anak menantunya hanyalah kuli
bangunan. Mending kalau pemborong. Ini hanya
buruh kasar, apa yang bisa dibanggakan? Ny.
Regina tak yakin nantinya Yance bisa jadi agen
perubahan nasib. Kalau agen gas melon, sangat
boleh jadi.
Mumpung belum terlanjur, Ny. Regina menasihati
putrinya, agar cabut dukungan pada kekasihnya
tersebut. Tapi mahasiswi kasmaran itu tidak
peduli, sehingga sang ibu jadi marah. Reaksi Evita
sungguh di luar dugaan, dia justru kabur dari
rumah. Tentu saja Ny. Regina jadi panik, ke mana
gerangan putri semata wayang yang menjadi
dambaan dan kebanggaan keluarga itu?
Ny. Regina melapor ke polisi, perihal kehilangan
anak yang meninggalkan rumah tanpa pamit.
Beberapa hari belum ada laporan, tapi kemudian
ada tetangga yang melihat bahwa Evita terlihat di
sebuah rumah kos-kosan di kawasan Kelurahan
Malalayang Satu Timur, Kecamatan, Malalayan.
“Kayaknya bersama seorang anak muda. Cakep
memang, tapi kok bau semen Gresik,” kata sang
pelapor.
Bersama suaminya Ny. Regina segera mencarinya
ke alamat tersebut. Ternyata benar. Melihat ada
gerakan sejumlah orang yang mencurigakan,
cowok yang ternyata Yance itu langsung kabur.
Ny. Regina segera menghambur ke dalam rumah
kos-kosan itu. Alangkah kagetnya, di dalam kamar
Evita ditemukan sedang tanpa busana kelelahan, sepertinya
habis berbuat mesum dengan si kuli bangunan itu.
“Diapakan saja kamu, Nak?” kata Ny. Regina
dengan nada marah campur iba, dua rasa yang
diublek jadi satu. Tapi mahasiswai cantik itu tak
menjawab, kecuali bangun dan tertunduk lesu.
Langsung saja gadis malang itu setelah diberi
pakaian digelandang ke kantor polisi. Paling tidak
menjadi saksi korban, untuk mengusut kaburnya
Yance si kuli bangunan.
Nggak kabur itu anak, paling ke toko matrial
sebentar. (JPNN/Gunarso TS)
sumur
koalisi yg akur

0
5.1K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan