- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ruang, Waktu, dan Penjelasan (Yang Tidak) Sederhana Dimensi 4 Dalam Film Interstellar


TS
madpool
Ruang, Waktu, dan Penjelasan (Yang Tidak) Sederhana Dimensi 4 Dalam Film Interstellar
Quote:

Spoiler for satu:
Quote:
Interstellar, film garapan Christopher Nolan menjadi salah satu film favorit gue. Mungkin, salah satu penyebab kenapa gue jatuh cinta dengan film ini adalah cerita yang disajikan amat sangat menguras otak untuk dimengerti. Harap maklum, gue kuliah di ilmu sosial dan tentu gue ngga paham apa pun tentang teori-teori yang dijabarkan dalam film tersebut.
Tapi anehnya, pasca menonton film ini, gue beranjak ke perpustakaan, ke internet, dan menonton berulang-ulang video penjelasan ilmiah tentang film Interstellar. Hasilnya? Menakjubkan. Interstellar merupakan film garapan Nolan yang cukup menimbulkan kontroversi. Banyak yang menyayangkan film ini dari sisi penjelasan ilmiah. Secara sederhana, banyak penonton Interstellar yang tidak mengerti dengan konsep-konsep yang sains di film Interstellar.
Kalau lo belum paham dengan penjelasan-penjelasan ilmiah dalam film Interstellar, gue mau membagi sedikit penjelasan sederhana tentang salah satu sisi ilmiah dari film tersebut. Yup apalagi kalau bukan tentang “hantu” atau “ghost.”
Tapi anehnya, pasca menonton film ini, gue beranjak ke perpustakaan, ke internet, dan menonton berulang-ulang video penjelasan ilmiah tentang film Interstellar. Hasilnya? Menakjubkan. Interstellar merupakan film garapan Nolan yang cukup menimbulkan kontroversi. Banyak yang menyayangkan film ini dari sisi penjelasan ilmiah. Secara sederhana, banyak penonton Interstellar yang tidak mengerti dengan konsep-konsep yang sains di film Interstellar.
Kalau lo belum paham dengan penjelasan-penjelasan ilmiah dalam film Interstellar, gue mau membagi sedikit penjelasan sederhana tentang salah satu sisi ilmiah dari film tersebut. Yup apalagi kalau bukan tentang “hantu” atau “ghost.”
Spoiler for dua:
Quote:
Spoiler for tiga:
Quote:
Tentu lo harus nonton dulu film Interstellar untuk tahu maksud dari “hantu” tersebut. Di film Interstellar, “hantu” adalah bagian istimewa yang memberikan penjelasan dari peristiwa-peristiwa di dalam film. Mengerti tentang konsep sebenarnya dari “hantu”, sedikit banyak akan mengungkap betapa jeniusnya Nolan dalam menggarap film ini.
Dalam ilmu fisika, ruang dan waktu itu relatif dan tidak mutlak. Nah lo, kok bisa? Bisa dong asalkan lo jadi “hantu” seperti di film Interstellar. Karena tentunya kita bukan “hantu”, ruang dan waktu yang kita tinggali ini bersifat “mutlak” dan “linear.” Selayaknya aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.
Sebagai manusia, kita hanya mengikuti arus ruang dan waktu. Tanpa memiliki kemampuan untuk “memanipulasi” atau melawan arus ruang dan waktu tersebut. Pada prinsipnya, meskipun lo coba ngelawan arus, hasilnya akan sia-sia belaka. Ngga berguna.
Lalu, bagaimana dengan cerita di film Interstellar? “Hantu” (dianugerahi kemampuan yang entah diperoleh dari siapa) dapat melakukan “manipulasi” terhadap ruang dan waktu. Dan dengan kemampuannya tersebut, si "hantu" bisa memberi pentunjuk kepada Murphy dan Cooper lokasi markas rahasia NASA.
Pada akhirnya pula, “hantu” tersebutlah yang membantu Murphy untuk menyempurnakan persamaan yang dipecahkan oleh Prof. Brand.
Oke, jawaban dari kemampuan yang dimiliki si “hantu” tersebut adalah ia memposisikan diri bukan sebagai makhluk dimensi 3, melainkan makhluk dimensi 4 atau “4 dimensional being.” Tidak paham? Mari simak penjelasan sederhana berikut.
Manusia adalah makhluk dimensi 3. Lo pasti tahu makhluk atau benda dimensi 2. Kertas, adalah benda dimensi 2. Coba lo tumpuk kertas-kertas tadi dengan jumlah yang cukup banyak, 300 lembar misalnya. Bingung? Coba ambil buku tebal.
Setelah itu, coba lihat bagian tumpukan di kertas atau buku tersebut. Itu loh di bagian yang biasanya suka lo tulisin nama supaya membentuk efek animasi atau sudut pandang yang berbeda. Nah, buat garis diagonal dari sisi kiri atas ke kanan bawah. Garis tersebut kita analogikan sebagai ruang dan waktu bagi makhluk dimensi 2. Agap saja titik (garis merupakan sekumpulan titik) yang kita buat adalah makhluk dimensi 2 (lah emang bener).
Tahu teknik animasi sederhana? Garis yang kita buat di lembaran kertas akan memiliki efek yang cukup bagus bukan?
Bayangkan, titik awal di kiri atas ke titik akhir di kanan bawah, ialah serangkaian hari demi hari yang harus dilalui makhluk dimensi 2. Tentu si makhluk dimensi 2 tersebut tidak akan sadar bahwa ia hanya mengikuti garis yang sudah dibuat. Dalam benak makhluk dimensi 2, ia hanya hanya beraktivitas secara linea. Atau secara mudah, makhluk dimensi 2 dimensi tersebut hanya mengikuti arus, tidak lebih.
Sedangkan bagi manusia (manusia makhluk dimensi 3, lebih tinggi dari makhluk dimensi 2), garis di buku atau tumpukan kertas yang terlihat, hanyalah suatu objek kebendaan semata. Apa pun bisa kita lakukan dengan kumpulan kertas, garis atau titik tersebut.
Nah analogikan kita sebagai manusia, bukan makhluk dimensi 3, tetapi sebagai makhluk dimensi 2. Apa yang terjadi? Ya, kita hanya mengikuti arus tersebut. Dan sudah pasti, kita tidak bakalan bisa melawan hukum ruang dan waktu tersebut.
Setelah menganalogikan kita (manusia yang seharusnya makhluk dimensi 3) menjadi makhluk dimensi 2. Coba kita analogikan makhluk dimensi 4 menjadi dimensi 3. Apa yang terjadi? Yup, si makhluk dimensi 4 yang telah kita analogikan menjadi makhluk dimensi 3, akan melihat makhluk di bawahnya sama persis dengan keterangan gue di paragraf ke 17 tulisan ini.
Nah itulah yang dimaksud dengan ruang dan waktu yang relatif. Dalam ilmu fisika, definisi ruang dan waktu berbeda dengan definisi keseharian kita tentang ruang dan waktu.
Secara sederhana, ruang dan waktu hanyalah ilusi semata. Suatu teknik pembabakan. Misalnya 1 Januari 2016. Tanggal tersebut hanyalah suatu pembabakan bagi bagian dari kehidupan manusia. Tidak lebih.
Ilmu fisika tidak seperti itu mendefinisikan ruang dan waktu. 1 Januari 2016, katakanlah suatu dimensi yang berbeda daripada 2 januari 2016. Ingat apa itu garis? Yup, garis merupakan sekumpulan titik. 1 Januari 2016 merupakan titik yang berbeda dibanding 2 Januari 2016. Dalam ilmu fisika, Madzae di 1 Januari 2016 adalah Madzae yang hanya eksis di tanggal dan tempat sekian. Berbeda dengan Madzae yang sedang menulis tulisan ini, atau pun Madzae yang kemudian hari membagi tulisan ini di Facebook.
Itulah mengapa di film Interstellar, saat Cooper tersesat di dunia dimensi 4, dia melihat anaknya dalam banyak kotak-kotak yang berbeda. Cooper bisa terbang dari satu kotak ke kotak lainnya untuk melihat anaknya tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena Cooper diberikan “anugerah” bisa berada di alam dimensi 4. Cooper melihat anaknya tidak lebih seperti kita melihat garis (sekumpulan titik).
Dengan berada di alam dimensi 4, Cooper bisa “berada” di mana pun dalam dunia dimensi 3, bahkan ia pun bisa memberi tahu dirinya di amsa lalu tentang NASA dan hal lain yang berhubungan. Bagaimana, sudah paham? Kalau belum, tonton Interstellar sekali lagi.
Dalam ilmu fisika, ruang dan waktu itu relatif dan tidak mutlak. Nah lo, kok bisa? Bisa dong asalkan lo jadi “hantu” seperti di film Interstellar. Karena tentunya kita bukan “hantu”, ruang dan waktu yang kita tinggali ini bersifat “mutlak” dan “linear.” Selayaknya aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.
Sebagai manusia, kita hanya mengikuti arus ruang dan waktu. Tanpa memiliki kemampuan untuk “memanipulasi” atau melawan arus ruang dan waktu tersebut. Pada prinsipnya, meskipun lo coba ngelawan arus, hasilnya akan sia-sia belaka. Ngga berguna.
Lalu, bagaimana dengan cerita di film Interstellar? “Hantu” (dianugerahi kemampuan yang entah diperoleh dari siapa) dapat melakukan “manipulasi” terhadap ruang dan waktu. Dan dengan kemampuannya tersebut, si "hantu" bisa memberi pentunjuk kepada Murphy dan Cooper lokasi markas rahasia NASA.
Pada akhirnya pula, “hantu” tersebutlah yang membantu Murphy untuk menyempurnakan persamaan yang dipecahkan oleh Prof. Brand.
Oke, jawaban dari kemampuan yang dimiliki si “hantu” tersebut adalah ia memposisikan diri bukan sebagai makhluk dimensi 3, melainkan makhluk dimensi 4 atau “4 dimensional being.” Tidak paham? Mari simak penjelasan sederhana berikut.
Manusia adalah makhluk dimensi 3. Lo pasti tahu makhluk atau benda dimensi 2. Kertas, adalah benda dimensi 2. Coba lo tumpuk kertas-kertas tadi dengan jumlah yang cukup banyak, 300 lembar misalnya. Bingung? Coba ambil buku tebal.
Setelah itu, coba lihat bagian tumpukan di kertas atau buku tersebut. Itu loh di bagian yang biasanya suka lo tulisin nama supaya membentuk efek animasi atau sudut pandang yang berbeda. Nah, buat garis diagonal dari sisi kiri atas ke kanan bawah. Garis tersebut kita analogikan sebagai ruang dan waktu bagi makhluk dimensi 2. Agap saja titik (garis merupakan sekumpulan titik) yang kita buat adalah makhluk dimensi 2 (lah emang bener).
Tahu teknik animasi sederhana? Garis yang kita buat di lembaran kertas akan memiliki efek yang cukup bagus bukan?
Bayangkan, titik awal di kiri atas ke titik akhir di kanan bawah, ialah serangkaian hari demi hari yang harus dilalui makhluk dimensi 2. Tentu si makhluk dimensi 2 tersebut tidak akan sadar bahwa ia hanya mengikuti garis yang sudah dibuat. Dalam benak makhluk dimensi 2, ia hanya hanya beraktivitas secara linea. Atau secara mudah, makhluk dimensi 2 dimensi tersebut hanya mengikuti arus, tidak lebih.
Sedangkan bagi manusia (manusia makhluk dimensi 3, lebih tinggi dari makhluk dimensi 2), garis di buku atau tumpukan kertas yang terlihat, hanyalah suatu objek kebendaan semata. Apa pun bisa kita lakukan dengan kumpulan kertas, garis atau titik tersebut.
Nah analogikan kita sebagai manusia, bukan makhluk dimensi 3, tetapi sebagai makhluk dimensi 2. Apa yang terjadi? Ya, kita hanya mengikuti arus tersebut. Dan sudah pasti, kita tidak bakalan bisa melawan hukum ruang dan waktu tersebut.
Setelah menganalogikan kita (manusia yang seharusnya makhluk dimensi 3) menjadi makhluk dimensi 2. Coba kita analogikan makhluk dimensi 4 menjadi dimensi 3. Apa yang terjadi? Yup, si makhluk dimensi 4 yang telah kita analogikan menjadi makhluk dimensi 3, akan melihat makhluk di bawahnya sama persis dengan keterangan gue di paragraf ke 17 tulisan ini.
Nah itulah yang dimaksud dengan ruang dan waktu yang relatif. Dalam ilmu fisika, definisi ruang dan waktu berbeda dengan definisi keseharian kita tentang ruang dan waktu.
Secara sederhana, ruang dan waktu hanyalah ilusi semata. Suatu teknik pembabakan. Misalnya 1 Januari 2016. Tanggal tersebut hanyalah suatu pembabakan bagi bagian dari kehidupan manusia. Tidak lebih.
Ilmu fisika tidak seperti itu mendefinisikan ruang dan waktu. 1 Januari 2016, katakanlah suatu dimensi yang berbeda daripada 2 januari 2016. Ingat apa itu garis? Yup, garis merupakan sekumpulan titik. 1 Januari 2016 merupakan titik yang berbeda dibanding 2 Januari 2016. Dalam ilmu fisika, Madzae di 1 Januari 2016 adalah Madzae yang hanya eksis di tanggal dan tempat sekian. Berbeda dengan Madzae yang sedang menulis tulisan ini, atau pun Madzae yang kemudian hari membagi tulisan ini di Facebook.
Itulah mengapa di film Interstellar, saat Cooper tersesat di dunia dimensi 4, dia melihat anaknya dalam banyak kotak-kotak yang berbeda. Cooper bisa terbang dari satu kotak ke kotak lainnya untuk melihat anaknya tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena Cooper diberikan “anugerah” bisa berada di alam dimensi 4. Cooper melihat anaknya tidak lebih seperti kita melihat garis (sekumpulan titik).
Dengan berada di alam dimensi 4, Cooper bisa “berada” di mana pun dalam dunia dimensi 3, bahkan ia pun bisa memberi tahu dirinya di amsa lalu tentang NASA dan hal lain yang berhubungan. Bagaimana, sudah paham? Kalau belum, tonton Interstellar sekali lagi.
Quote:
Gimana gan, paham engga? karena gue


0
10.3K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan