Aksi damai susulan pada 25 November kian santer bergulir. Bahkan beredar informasi bahwa unjuk rasa tersebut untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari posisi Presiden Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menegaskan, partainya akan berada di garis terdepan melindungi Presiden Jokowi dari aksi massa tersebut.
"Maka PPP berada di garis terdepan untuk melawan, Pak Jokowi harus menyelesaikan masa jabatannya," ujar pria yang akrab disapa Romi dalam Munas Alim Ulama dan Rapimnas I, di Asrama Haji, Pondo Gede, Jakarta, Senin (14/10).
Anggota Komisi III DPR ini berharap kepada masyarakat agar jangan gampang dihasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, untuk melakukan aksi menurunkan Presiden Jokowi.
Pasalnya, ungkap Romi, ada konsekuensi yang harus dibayar mahal, dimana stabilitas ekonomi, politik, sosial akan terkena dampaknya.
"Harga yang sangat mahal dibayar oleh rakyat kalau itu dilakukan," tegasnya.
Sementara itu, Romi juga tidak percaya kalau alim ulama, kyai, dan habib akan mendesak Jokowi turun menjadi Presiden. Menurut dia, berdasarkan sejarah yang panjang, kyai, ulama dan habib, selalu mendukung pemerintah.
Karenanya, Romi mengaku aksi 25 November untuk menggulingkan Presiden Jokowi tidak akan terjadi.
"Semua habib dan ulama itu pasti berada di dalam kapasitas mendukung pemerintahan yang sah," pungkasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, akan ada aksi susulan ujuk rasa pada 25 November mendatang. Pasca demonstrasi 4 November 2016 lalu.
Tito menambahkan, hingga saat ini, Polri belum mendapat permohonan izin untuk aksi susulan 25 November 2016. Berdasarkan undang-undang, pengajuan permohonan bisa dilakukan dua hari sebelum aksi berlangsung. (cr2/JPG)
sumber