Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

net8janAvatar border
TS
net8jan
Ketika Kasus Ahok Dan Kematian Bocah Bom Molotov Dipertanyakan Media Sosial

Samarinda, Riau24.com - Kisah bom gereja yang terjadi di pelataran Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda Kalimantan Timur, Minggu (13/11) lalu menimbulkan banyak keprihatinan dari para netizen di Indonesia.

Bom molotov yang terjadi di pelataran gereja tersebut membuat empat balita mengalami luka bakar. Bahkan satu di antaranya, yakni Intan Olivia Banjar Nahor yang menderita luka bakar hingga 78 persen, meninggal dunia Senin (14/11) akibat tidak sanggup menahan luka bakar yang diderita hampir di seluruh tubuhnya.

Suasana duka menyelimuti media sosial hari ini, sebagian menggunakan tagar 'RIP Intan' untuk mengungkapkan kesedihan.

"Duka yang mendalam," kata satu pengguna Twitter.
"Kamu enggak salah apa-apa nak, istirahatlah dengan tenang. Maafkan kami. Maafkan kami. Maaf," kata yang lain.

Terduga pelaku J (32) yang saat melakukan aksinya menggunakan kaos bertuliskan 'Jihad, way of life' ketika ditangkap, tercatat pernah melakukan aksi teror sebelumnya termasuk kasus bom buku di Jakarta pada 2011 lalu, kata polisi.

Presiden Joko Widodo dengan tegas mengatakan kasus bom Samarinda meminta agar kasus tersebut dapat diusut secara tuntas. Apalagi mengingat tahun 2000 yang lalu, teror bom gereja juga pernah terjadi di Indonesia.

Tak hanya presiden Joko Widodo, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menyatakan pihaknya 'mengutuk keras peristiwa kekerasan oleh dan atas nama apapun'.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam sejumlah laporan juga menyatakan mengutuk aksi teror yang 'bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila.
Namun banyak orang di media sosial mempertanyakan mengapa perlawanan atas aksi teror itu tidak banyak bergaung di media sosial.
Tak sedikit dari para netizen yang mempertanyakan mengapa penolakan atas 'aksi teror yang mengatasnamakan agama yang membunuh anak tidak bersalah' tersebut tidak kencang disuarakan seperti kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

Sebagian bahkan membandingkannya dengan suara-suara yang riuh berkomentar tentang kasus dugaan penistaan agama dengan terlapor Basuki Tjahaja Purnama, yang menuai aksi turun ke jalan melibatkan puluhan ribu orang.

"Yang kencang bela agama kebanyakan anteng-anteng saja ketika bom molotov di gereja yang menewaskan anak kecil di Samarinda, bahkan cenderung sinis," kata satu pengguna Twitter.
Aktivis LSM Pusat Studi Agama dan Perdamaian (ICRP) Ahmad Nurcholish mengungkap pertanyaan yang sama.

"Pelaku yang melakukan pengeboman di gereja kemarin itulah penistaan luar biasa terhadap agama," sambungnya. "Harusnya, seberapa besar pun teror, semua masyarakat Indonesia perlu merasa prihatin dan mengupayakan bagaimana supaya itu tidak terjadi." (***)

R24/dev

sumber : http://www.riau24.com/berita/baca/65...-media-sosial/
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
10.4K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan