- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dituduh Provokator Aksi 4 November Ternyata Tak Benar, Ini Fakta Sebenarnya
TS
mouse.slim.saki
Dituduh Provokator Aksi 4 November Ternyata Tak Benar, Ini Fakta Sebenarnya
Minggu, 13 November 2016 - 14:27

Ferdinan
Waktu demonstrasi besar-besaran 4 November 2016 lalu, di media sosial ramai dengan kabar seorang provokator ditangkap polisi dan bernama Ferdinan. Berita tak benar ini disebarluaskan melalui media sosial, dalam foto terlihat kartu tanda penduduk (KTP) Ferdinan beragama Katolik.
Salah satu dosen Ferdinan, Sekarseta Prihatmadi, menegaskan kabar tersebut tidak benar. Mahasiswanya bukanlah provokator aksi 4 November seperti yang dituduhkan di medsos. Kehadiran Ferdinan pada Jumat (4/11/2016) lalu tak lain hanya melaksanakan tugas mata kuliah produksi berita televisi darinya. Ferdinan adalah mahasiswa Universitas Budi Luhur.
"Di kelas saya memang mereka (mahasiswa) berlatih meliput peristiwa. Kebetulan Ferdinan kemarin (4/11/2016) meliput ke sana," kata Sekar.
Dia menyebut, berdasarkan informasi dari keluarga Ferdinan, KTP mahasiswanya tersebut difoto oleh polisi. Namun dia tidak mengetahui awal mula foto tersebut menyebar ke medsos.
"Yang foto polisi, tapi kalau yang menyebar enggak tahu. Tiba-tiba sudah tersebar di sosmed. Yang membuat kabar itu jadi 'seksi' karena agama Ferdinan berbeda dengan para peserta aksi," ujarnya.
Padahal saat itu bukan hanya Ferdinan yang diamankan polisi, namun ada juga 10 orang lainnya. Ferdinan diamankan polisi ketika terjadi kericuhan di lokasi aksi. Saat itu dia tepat berada di belakang polisi.
"Pas chaos, tiba-tiba dibawa sama polisi, masih bawa kamera. Ditanya dua kali sama polisi, 'kamu anak HMI bukan?'," ujar Sekar.
Mahasiswa semester 5 itu mengatakan bukan, karena memang Ferdinan bukan anggota HMI. Saat meliput, Ferdinan tidak sendiri. Dia bersama tiga orang temannya, namun saat gelombang aksi membesar mereka terpisah.
Ada satu kesalahan yang Ferdinan lakukan saat meliput aksi tersebut yakni lalai membawa surat tugas dari kampus. Untungnya, pihak kepolisian sudah membolehkan Ferdinan pulang. Sekar sendiri menyayangkan kabar keliru di medsos yang menyebut Ferdinan provokator aksi 4 November.
"Tidak ada bukti dia melakukan provokasi, tapi ini sudah viral fotonya di sosmed dan sangat disayangkan membawa-bawa agama," kata dia.
Sekar berharap pengguna medos menghentikan penyebaran informasi tersebut mengingat Ferdinan kehadiran Ferdinan dalam aksi 4 November bukan untuk memprovokasi, melainkan memenuhi salah satu tugas kuliahnya.
Ayah Ferdinan, Turah Sembiring (45 tahun), juga membantah anaknya disebut provokator aksi. Menurut dia, anaknya tidak pernah terlibat dalam organisasi-organisasi ekstrem apapun.
"Saya tinggal di sini sejak Ferdinan lahir tahun 1996, kami Khatolik sendiri di sini. Kalau kami aneh-aneh pasti saya sudah diusir dari dulu, tapi tetangga di sini semua baik dengan kami," ujarnya di kediamannya, Jalan Gunung Jati, Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (8/11/2016).
Menurut Turah, Ferdinan tidak terluka saat diamankan aparat kepolisian. Ferdinan diamankan karena lokasinya saat terjadi ricuh tepat di depan barikade penjagaan polisi, agar dia tidak terluka dalam kericuhan tersebut.
"Anak saya hanya diamankan saja di mobil polisi, setelah itu dilepaskan lagi, dan tidak ditetapkan sebagai provokator dalam kericuhan aksi itu oleh Polda Metro Jaya," katanya.
Dia menyayangkan karena saat diamankan banyak wartawan yang mengambil foto anaknya, bahkan foto KTP anaknya tersebar luas di media sosial sebagai provokator aksi damai itu. Turah juga menunjukkan surat tugas liputan aksi dari kampus Ferdinan. Namun sayangnya, surat tersebut tidak dibawa Ferdinan saat peliputan.
Para tetangga juga mengenal Ferdinan sebagai anak baik.
"Saya jamin, Ferdi itu anak baik-baik. Saya sudah kenal dia sejak kecil," ujar Sabeni, Ketua RT 01 RW 08 yang juga tetangga sebelah rumah Ferdinan di Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (8/11/2016).
Sabeni melihat keseharian Ferdi hanya kuliah dan menjaga toko milik orang tuanya. Ferdi juga dikenalnya tak pernah terlibat tawuran, mabuk-mabukan atau perilaku-perilaku menyimpang lainnya. Kegiatan luar yang pernah dijalani Ferdinan, menurut Sabeni hanyalah kegiatan Karang Taruna saja.
http://m.berantai.com/detail/dituduh...ebenarnya.html
==================================
Wahhh gimana nih ?
Fitnah udah terlanjur tersebar demi menjaga 'image' umat yang selalu merasa terzolimi oleh kaum kuffar.
mulai dari muka timur, yg ternyata anggota HMselam, perusuh pake celana pendek, hingga penganut katalis.
pokoknya, "bukan kaum kami !!!"
sesuai perktaan Nabi, akhir zamab emang penuh fitnah.
sampe skarang FPI di fans pagenya belum ada klarifikasi atas fitnah yang mereka sebar. memangnya mau ?
:

Ferdinan
Waktu demonstrasi besar-besaran 4 November 2016 lalu, di media sosial ramai dengan kabar seorang provokator ditangkap polisi dan bernama Ferdinan. Berita tak benar ini disebarluaskan melalui media sosial, dalam foto terlihat kartu tanda penduduk (KTP) Ferdinan beragama Katolik.
Salah satu dosen Ferdinan, Sekarseta Prihatmadi, menegaskan kabar tersebut tidak benar. Mahasiswanya bukanlah provokator aksi 4 November seperti yang dituduhkan di medsos. Kehadiran Ferdinan pada Jumat (4/11/2016) lalu tak lain hanya melaksanakan tugas mata kuliah produksi berita televisi darinya. Ferdinan adalah mahasiswa Universitas Budi Luhur.
"Di kelas saya memang mereka (mahasiswa) berlatih meliput peristiwa. Kebetulan Ferdinan kemarin (4/11/2016) meliput ke sana," kata Sekar.
Dia menyebut, berdasarkan informasi dari keluarga Ferdinan, KTP mahasiswanya tersebut difoto oleh polisi. Namun dia tidak mengetahui awal mula foto tersebut menyebar ke medsos.
"Yang foto polisi, tapi kalau yang menyebar enggak tahu. Tiba-tiba sudah tersebar di sosmed. Yang membuat kabar itu jadi 'seksi' karena agama Ferdinan berbeda dengan para peserta aksi," ujarnya.
Padahal saat itu bukan hanya Ferdinan yang diamankan polisi, namun ada juga 10 orang lainnya. Ferdinan diamankan polisi ketika terjadi kericuhan di lokasi aksi. Saat itu dia tepat berada di belakang polisi.
"Pas chaos, tiba-tiba dibawa sama polisi, masih bawa kamera. Ditanya dua kali sama polisi, 'kamu anak HMI bukan?'," ujar Sekar.
Mahasiswa semester 5 itu mengatakan bukan, karena memang Ferdinan bukan anggota HMI. Saat meliput, Ferdinan tidak sendiri. Dia bersama tiga orang temannya, namun saat gelombang aksi membesar mereka terpisah.
Ada satu kesalahan yang Ferdinan lakukan saat meliput aksi tersebut yakni lalai membawa surat tugas dari kampus. Untungnya, pihak kepolisian sudah membolehkan Ferdinan pulang. Sekar sendiri menyayangkan kabar keliru di medsos yang menyebut Ferdinan provokator aksi 4 November.
"Tidak ada bukti dia melakukan provokasi, tapi ini sudah viral fotonya di sosmed dan sangat disayangkan membawa-bawa agama," kata dia.
Sekar berharap pengguna medos menghentikan penyebaran informasi tersebut mengingat Ferdinan kehadiran Ferdinan dalam aksi 4 November bukan untuk memprovokasi, melainkan memenuhi salah satu tugas kuliahnya.
Ayah Ferdinan, Turah Sembiring (45 tahun), juga membantah anaknya disebut provokator aksi. Menurut dia, anaknya tidak pernah terlibat dalam organisasi-organisasi ekstrem apapun.
"Saya tinggal di sini sejak Ferdinan lahir tahun 1996, kami Khatolik sendiri di sini. Kalau kami aneh-aneh pasti saya sudah diusir dari dulu, tapi tetangga di sini semua baik dengan kami," ujarnya di kediamannya, Jalan Gunung Jati, Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (8/11/2016).
Menurut Turah, Ferdinan tidak terluka saat diamankan aparat kepolisian. Ferdinan diamankan karena lokasinya saat terjadi ricuh tepat di depan barikade penjagaan polisi, agar dia tidak terluka dalam kericuhan tersebut.
"Anak saya hanya diamankan saja di mobil polisi, setelah itu dilepaskan lagi, dan tidak ditetapkan sebagai provokator dalam kericuhan aksi itu oleh Polda Metro Jaya," katanya.
Dia menyayangkan karena saat diamankan banyak wartawan yang mengambil foto anaknya, bahkan foto KTP anaknya tersebar luas di media sosial sebagai provokator aksi damai itu. Turah juga menunjukkan surat tugas liputan aksi dari kampus Ferdinan. Namun sayangnya, surat tersebut tidak dibawa Ferdinan saat peliputan.
Para tetangga juga mengenal Ferdinan sebagai anak baik.
"Saya jamin, Ferdi itu anak baik-baik. Saya sudah kenal dia sejak kecil," ujar Sabeni, Ketua RT 01 RW 08 yang juga tetangga sebelah rumah Ferdinan di Paninggilan, Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (8/11/2016).
Sabeni melihat keseharian Ferdi hanya kuliah dan menjaga toko milik orang tuanya. Ferdi juga dikenalnya tak pernah terlibat tawuran, mabuk-mabukan atau perilaku-perilaku menyimpang lainnya. Kegiatan luar yang pernah dijalani Ferdinan, menurut Sabeni hanyalah kegiatan Karang Taruna saja.
http://m.berantai.com/detail/dituduh...ebenarnya.html
==================================
Wahhh gimana nih ?
Fitnah udah terlanjur tersebar demi menjaga 'image' umat yang selalu merasa terzolimi oleh kaum kuffar.
mulai dari muka timur, yg ternyata anggota HMselam, perusuh pake celana pendek, hingga penganut katalis.
pokoknya, "bukan kaum kami !!!"
sesuai perktaan Nabi, akhir zamab emang penuh fitnah.
sampe skarang FPI di fans pagenya belum ada klarifikasi atas fitnah yang mereka sebar. memangnya mau ?

:Diubah oleh mouse.slim.saki 13-11-2016 23:28
0
4.1K
30
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan