kortikalAvatar border
TS
kortikal
Penjual Ubi Rebus Sebut Era SBY Lebih Baik daripada Era Jokowi

Kasmurah menurunkan ember yang berisi macam-macam umbi-umbian dan kacang rebus yang disungginya.
“Ini harganya Rp2500 an mas, ayo dibeli,” ujarnya merayu.

Sudah tiga tahun belakangan ini Kasmurah berjualan umbi-umbian, pisang dan kacang rebus keliling. Berbekal ember plastik yang dibawa di atas kepalanya dan tas plastik yang ditentengnya, Kasmurah berkeliling ke tempat kos mahasiswa atau perkampungan.

“Ya kadang tiap hari, kalau lagi capek ya libur,” ucapnya menjelaskan jam kerja yang dilakoni.
Setiap kali keliling, Kasmura hanya mampu mengumpulkan uang tak lebih dari Rp150 ribu, bahkan terkadang kurang.
“Ya gak tentu namanya orang dagang kan, suka rame suka sepi,” ujarnya, tanpa menjelaskan berapa keuntungan yang diperoleh.

Kasmurah di usianya yang pertengahan empat puluhan tinggal dengan suami di rumah kontrakan di ibu kota. Keempat anaknya tinggal terpisah karena sudah berkeluarga, sedangkan satu anaknya tinggal di kampung karena menderita gangguan jiwa.
“Kontrakannya mahal, Rp800 ribu sebulan. Mahal soalnya lampu sendiri, uang keamanan sendiri, apa-apa bayar sendiri pokoknya, makanya mahal,” ujarnya.

Suami Kasmurah adalah tukang ojek pangkalan. Diceritakan Kasmurah, suaminya ingin melamar jadi tukang ojek online, tetapi niat itu tak terwujud lantaran suaminya tak bisa kerja berat-berat. Selain karena umur yang sudah lanjut, suami Kasmurah juga menderita penyakit prostart.
“Suami ngojek, ojek biasa (pangkalan) bukan ojek online. Soalnya udah gak kuat tenaganya, udah tua. Bapak juga udah kena penyakit prostart,” ujarnya.

Dengan penghasilan yang tak tentu, Kasmurah selalu bersyukur masih diberi rejeki untuk mencukupi biaya hidup sehari-hari.
“Alhamdulillah cukup. Ya cukup gak cukup, dicukup-cukupinlah,” katanya.

Tak jarang juga, Kasmurah membayar kontrakannya dua kali sebulan, karena keterbatasan pendapatan. Namun, meskipun begitu, ia tak pernah menunggak pembayaran kontrakannya.
“Ya saya bayarnya nyicil, bayarnya dua kali. Kadang sekali bayarnya kalau lagi ada duit. Kita kan orang-orang kecil, kebanyakan gak ada (gak punya uang),” ucapnya.

Wanita asli Pemalang, Jawa Tengah, ini sudah puluhan tahun merantau di Jakarta. Ia merantau sejak tahun 1984. Sebelum berjualan ubi rebus keliling, Kasmurah pernah jualan nasi pecel keliling, tapi hanya dua tahun ia jalani. Sebelum dagang pecel, ia lama menjadi pembantu rumah tangga.
“Dari tahun 1984, saya kerja jadi pembantu rumah tangga, lama jadi pembantu. Setelah lama jadi pembantu, lalu saya coba buka usaha, jual pecel, tahun 2005 sampe 2007,” cerita Kasmurah.

Saat jadi pembantu rumah tangga di daerah Jakarta Pusat, Kasmurah hanya diberi upah Rp80 ribu perbulan, gaji sebesar itu ia terima selama lima tahun (1990-1995).
“Baru tahun 1996, upah saya naik jadi Rp100 ribu, tahun 2000 an saya dibayar Rp300 ribu per bulan. Ditahun 2007 honornya Rp350 ribu, itu rata-rata segitu emang kalau bekerja di rumah tangga, kalau yang enak Rp500 ribu, itu jaman dulu tahun 2007,” kenangnya.

Kasmurah sadar, kebutuhan pokok sehari-hari saat ini semakin meningkat. Ia pun lantas menilai jika pemerintahan jaman SBY dianggapnya lebih memihak pada rakyat dibanding pemerintah Jokowi saat ini.
“Kalo saya mah lebih enak SBY dibandingkan Jokowi. Pas jaman SBY itu harga kebutuhan pokok turun ya turun, kalo ini (Jokowi) kan gak, terus makin meninggi naik. Katanya turun tapi nyatanya tetep aja naik. Rokok tuh buktinya naek, harga kebutuhan pokok tiap bulan naek. Jadi lebih enak SBY dong,” ujarnya.


Sebenarnya Kasmurah sudah mendapat kartu KIS saat ini, namun ia belum pernah menerima bantuan tersebut.

“Sekarang mana, katanya orang miskin mau dibantu, satu bulannya atau dua bulannya tuh satu juta mau dikasi tuh gak jadi. Yang beneran jadi dibantu tuh SBY kemaren. Sekarang yang Jokowi belum pernah dapat. Katanya sih di undang-undangnya ada, emang ada kartunya saya, dapat, tapi belum dikasih (belum dicairkan),” ucapnya.

Tak hanya Kartu Indonesia Sejahtera, Kasmurah juga dapat Kartu Indonesia Sehat. Namun, lagi-lagi ia juga tidak menerima bantuan tersebut.

“Kartu Indonesia Sejahtera dapat saya; Kartu Indonesia Sehat, saya juga dapat, yang kayak buku tabungan itu, udah diurus. Kemarin disuruh bayar Rp50 ribu. Sekarang udah ilang gak tau ke mana tuh, soalnya saya gak pernah dapat sampe sekarang. Dari jokowi mau dipilih, sampe sekarang gak dapat. Katanya kalau mau ngambil di kantor pos, nanya ke pos katanya belum keluar, udah nanya saya ke pegawai posnya,” katanya.

Dengan penghasilan pas-pasan, Kasmurah tahu bagaimana menstabilkan pendapatan dan konsumsi.
“Kalau makan, saya gak tentu. Kalo pagi palingan hanya teh manis ama kue apa gitu, makan kalo udah benar-benar lapar. Meskipun ada nasi, gak makan kalau belum pengen,” pungkasnya.

http://m.rimanews.com/nasional/peristiwa/read/20161113/307913/Penjual-Ubi-Rebus-Sebut-Era-SBY-Lebih-Baik-daripada-Era-Jokowi

Yang penting udah dpt kartu Bu Kasmurah emoticon-Wakaka
Ibu perlu Kartu Indonesia Sabar emoticon-Wakaka
Diubah oleh kortikal 13-11-2016 09:23
0
14K
217
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan