JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pengamat politik Boni Hargens menilai, pidato Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan jika ia merupakan aktor di balik aksi demo pada Jumat (4/11/2017) lalu.

Hal itu disampaikan Boni dalam diskusi "Siapa Aktor di Balik Gerakan 411?" yang diadakan di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).

Menurut Boni, keterlibatan SBY mulai nampak dalam konferensi pers yang dilakukan pada Rabu (2/11/2016) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Hal itu disebut Boni sebagai bentuk kepanikan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Substansi konferensi pers memperlihatkan kepanikan dan kemarahan SBY kepada Ahok dan pemerintahan Jokowi," kata Boni.

"Dalam konteks ini wajar kalau logika normal menarik kesimpulan bahwa SBY adalah aktor politik di balik gerakan itu," sambungnya.

Selain itu Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini menambahkan, konferensi pers tersebut bukanlah sebuah upaya dari SBY untuk melakukan koreksi terhadap pemerintahan. Tetapi itu merupakan gerakan kekuasaan untuk kepentingan Pilkada DKI 2017, mengingat majunya putera sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai calon gubernur.

"Jelas itu bukan sebuah upaya koreksi terhadap pemerintahan. Tetapi gerakan kekuasaan karena putera SBY, Agus Yudhoyono juga ikut bertarung," ujarnya.

Menurut Boni, jika AHY tidak ikut bertarung dalam pesta demokrasi lima tahunan di ibukota itu, mungkin publik akan menilai berbeda terhadap pidato SBY.

"Kalau saja Agus tidak ikut dalam pertarungan, publik bisa menghargai niat baik SBY dalam konferensi pers itu," tutupnya.

Sebelumnya, dalam pidato SBY di Cikeas pada Rabu (2/11/2016) lalu, meminta aparat penegak hukum untuk memproses Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama, sehingga jangan sampai menimbulkan opini Ahok kebal hukum. Karena jika tidak, maka sampai lebaran kuda pun akan tetap ada unjuk rasa.

Reporter : Adiel Manafe
Editor : Y.C Kurniantoro
Saya Bayar Yah