Pacar saya memilih pergi karena ketidaksukaannya pada saya yg pada suatu hari sedang aktif bicara di grup chat (umum) dan mengobrol dgn teman pria lain (bahkan juga dgn teman perempuan lain) di grup umum tersebut (bukan personal chat). Saya merasa biasa saja karena saya tidak bermaksud untuk mengakrabkan diri dengan pria manapun.. Lalu pacar sy memarahi saya dan memaki saya dgn cara yg sangat menyebalkan bahkan menyakitkan hati. Saya pun menjawabnya dengan tak kalah ketus, karena saya sedang benar2 marah pd saat itu. Dua hari kemudian, saya memutuskan untuk menghubunginya lg krn saya tidak bisa untuk tidak memikirkannya sedetik pun. Saya minta maaf berkali2 apabila telah menyakitinya, saya hanya ingin kembali berbaikan dengannya, kembali bahagia, kembali seperti dulu... Namun reaksinya dingin dan sprti tidak ada keinginan sama sekali utk kembali. Ia kembali memaki, bahkan bilang kalau dia tidak akan prnah mau kembali dan tidak ingin membesarkan anak dr seorang ibu dgn watak seperti saya, yg marah balik ketika dia marah kpd saya. Ketika mendengar pernyataan itu, saya sangat depresi dan berpikir apakah saya seburuk itu hingga ia membenci dan bahkan berkata bhw saya tdk pantas jd ibu bagi anaknya kelak? Saya sangat sedih dan terpukul, juga sakit hati saat mendengarnya. Dgn brt hati saya jg memutuskan untuk mengikhlaskannya, krn saya baru menyadari satu hal penting: Saya tidak boleh egois, bukan?. Sebesar apapun usaha saya untuk kembali, ia tidak pernah mau peduli. Jika saya memang benar mencintainya, saya harus ikhlas dan lapang dada untuk melepasnya, bukan?. Bagaimana caranya agar saya tidak terus menerus terjebak dalam ingatan dan kenangan tentangnya?