Entah mengapa tapi lagu Tulus terus terngiang di telinga, menempel di otak. Kini rasanya seperti lagu itu diputar tanpa jeda, Anda terus mendengarnya, padahal tak terlalu suka.

Pernah mengalami hal serupa? Tak usah bingung karena menurut para peneliti, ada alasan ilmiah di balik fenomena ini, dan mereka telah menemukan cara mengatasinya.

Dalam riset yang dipublikasikan dalam jurnal Psychology of Aesthetics, Creativity and the Arts para ilmuwan menyebut pengalaman ini sebagai involuntary musical imagery (INMI). Anda, mungkin mengenalnya dengan istilah earworm.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan ciri-ciri tertentu yang membuat sebuah lagu layaknya umpan bagi INMI. Pertama, lagu itu familier. Lagu yang sudah sering Anda dengar, kemungkinan besar menempel di otak. Kedua, lagu itu mudah dinyanyikan.

Penelitian tak berhenti di situ. Pada 2012, periset di Finlandia dan Inggris menggelar survei serentak, mengundang orang-orang untuk mengeluhkan lagu-lagu yang menghantui mereka. Survei terakhir itu dinamai The Earwormery, diikuti oleh 5.989 orang Inggris, digelar oleh para peneliti dari Goldsmiths, University of London, empat di antaranya ikut menulis riset lanjutan terbaru.

Sejak 2010 sampai 2013, Kelly Jakubowski, PhD, salah satu peneliti mengumpulkan jawaban dari 3.000 responden dan menganalisis earworm mereka. Setelah itu Jakubowski mengidentifikasi 100 lagu yang masuk kategori earworm dan menyortirnya berdasarkan 83 parameter musikal yang berbeda. Termasuk panjang lagu, melodi, rentang pitch, dan kesuksesan komersial.

Hasilnya, lagu-lagu yang paling menempel di otak orang Inggris ternyata punya beberapa kesamaan. Secara tipikal, lagu-lagu itu merupakan lagu pop yang berirama cepat, melodinya generik, namun masing-masing punya satu ciri khas, semacam interval nada atau repetisi, yang membedakannya dari lagu lain hingga membuatnya lebih melekat di otak.




-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Temuan kami menunjukkan bahwa dalam batas tertentu Anda dapat memprediksi lagu yang akan terjebak dalam otak orang berdasarkan konten melodi lagu," ujar Jakubowski yang kini aisten riset di Departemen Musik, Durham University. Karenanya, para penulis lagu juga pengiklan yang menulis jingle dapat memanfaatkannya untuk membuat karya yang akan terus diingat oleh banyak orang.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jakubowski dan rekan juga memberikan penawar untuk menghilangkan lagu yang menempel di otak Anda. Berikut tiga rekomendasinya:

Dengarkan lagu dengan saksama. Justru dengan mendengarkannya dari awal sampai habis dapat menenangkan otak dari alunan lagu yang seolah tanpa henti.
Cari distraksi. Memikirkan atau mendengarkan lagu lain juga bisa membantu. Dalam studi, orang Inggris menganggap lagu kebangsaan God Save the Queen distraksi ampuh.
Biarkan saja. Semakin Anda memikirkan lagu itu, semakin menempel pula di otak. Jadi, tak usah Anda pikirkan, hingga akhirnya bunyi lagu itu melambat dalam otak dan menghilang.

Kata Jakubowski, hampir semua orang mengalami hal ini. Paling tidak sekali dalam sepekan, sebuah lagu menempel di otak tak bisa lepas. Biasanya ini terjadi saat otak sedang tak terlalu sibuk. Misal waktu Anda mandi, atau berjalan. Namun tak perlu khawatir karena kini Anda punya penawarnya.