- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Soal Orasi Ahmad Dhani, Jokowi: Perlu Ditindaklanjuti
TS
razman.yazid
Soal Orasi Ahmad Dhani, Jokowi: Perlu Ditindaklanjuti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akhirnya berkomentar soal kasus Ahmad Dhani yang diduga telah menghina dirinya. Presiden Joko Widodo hanya berkata bahwa kasus itu perlu ditindaklanjuti
"Berdasarkan aturan hukum yang ada, perlu ditindaklanjuti," ujar Presiden Joko Widodo singkat setelah memberikan pengarahan kepada kepolisian di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Selasa, 8 November 2016.
Jokowi mengatakan ia sempat menyinggung masalah hasutan dan ujaran kebencian, seperti yang menyeret Ahmad Dhani, dalam pengarahan ke kepolisian. Menurut dia, jika hasutan dan penghinaan itu ditujukan kepada simbol-simbol negara, wajar ditindaklanjuti.
Ahmad Dhani terseret perkara akibat ucapannya saat ikut demonstrasi 4 November di depan Istana Kepresidenan. Dalam demonstrasi menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama itu diproses secara hukum dalam kasus dugaan penistaan agama, Ahmad Dhani menggunakan kata kasar untuk mengkritik Presiden Joko Widodo.
Dalam beberapa rekaman video yang beredar, ia terekam menggunakan kata-kata an**** dan b*** terhadap Presiden. Video tersebut telah diunggah ke YouTube dan beredar luas di media sosial.
sumber : https://m.tempo.co/read/news/2016/11/08/078818552/soal-orasi-ahmad-dhani-jokowi-perlu-ditindaklanjuti
Ga nasbung atasan, ga nasbung recehan kalo ngebacot selalu aja kotor, seperti pengikut dajjal. padahal di islam ga boleh menghina ciptaan allah. ga takut dosa apa ya

Larangan Mencela
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِن دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ
“Sesungguhnya darah kalian, harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian..” (HR Bukhari Muslim)
يَا أَيهَا الذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُن خَيْرًا مِنْهُن وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujarat [49]: 11)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya kekufuran.” (HR Bukhari Muslim)
Celaan adalah bentuk menyakiti sesama. Syariat pun melarang perbuatan menyakiti orang lain.
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab [33]: 58)
Celaan dan hinaan semakin besar jika ia berupa tuduhan kepada seseorang dalam hal agamanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلاً بِالفِسْقِ أَوِ الكُفْرِ ، إِلا ارْتَدتْ عَلَيْهِ ، إنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كذَلِكَ
“Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan atau kekufuran, melainkan akan kembali kepadanya tuduhan tersebut jika yang dituduhnya tidak demikian.” (HR Bukhari)
Dalam rangka mencegah perbuatan buruk ini, syariat juga menetapkan bahwa orang yang pertama mencela lebih besar dosanya dari dua orang yang saling mencela.
الْمُسْتَبانِ مَا قَالاَ فَعَلَى الْبَادِئِ مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ
“Dua orang yang saling mencela, maka dosa yang dikatakan keduanya akan ditanggung oleh orang yang pertama kali memulai, selama yang terzalimi tidak melampuai batas.” (HR Muslim)
Sebagaimana menyakiti orang lain dengan tangan dilarang oleh syariat, begitu pun kezaliman dengan lisan juga dilarang. Semakin seorang muslim jauh dari perbuatan tercela tersebut, akan semakin tingginya derajatnya dalam Islam.
Ketika Rasulullah ditanya siapakah muslim yang utama, beliau menjawab, “Yaitu orang yang selamat kaum muslimin dari tangan dan lisannya.” (HR Bukhari Muslim) (Lihat “Maqaashidu Asy Syarii’ah Al Islaamiyyah fil Muhaafadzah ‘alaa Dharuurati al ‘Ardh”, hal. 23-25, Karya Syaikh Dr. Sa’ad Asy Syatsry)
Diubah oleh razman.yazid 08-11-2016 14:12
0
3.3K
29
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan