- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berpikir Logis Vs Berpikir Matematis :D


TS
baggal
Berpikir Logis Vs Berpikir Matematis :D
Ada dua orang gadis. Salah satu dari mereka cara berpikirnya matematis dan yang lainnya berpikirnya logis. Mereka berdua berjalan pulang melewati jalan yang gelap dan jarak rumah mereka masih agak jauh.
“Apakah kamu juga memperhatikan ada seorang pria yang sedang berjalan mengikuti kita kira-kira sejak tiga puluh delapan setengah menit yang lalu? Saya khawatir dia bermaksud jelek,” kata si matematis.
“Itu hal yang logis. Dia ingin merudapaksa kita,” jawab si logis.
“Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap kita. Apa yang harus kita lakukan?”
“Hanya ada satu cara yang harus kita lakukan, yaitu berjalan lebih cepat.”
“Itu tidak banyak membantu, gimana nih?”
“Tentu saja itu tidak membantu. Logikanya, kalau kita berjalan lebih cepat, dia juga kan mempercepat jalannya.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan kecepatan kita seperti ini, dia akan berhasil menangkap kita dalam waktu dua setengah menit.”
“Hanya ada satu langkah logis yang harus kita lakukan. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat jalan yang ke kanan. Sehingga, dia tidak bisa mengikuti kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti olehnya.”
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata pria tadi mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika. Gadis matematis tiba di rumah lebih dulu dan dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tidak berapa lama, gadis logika datang.
“Oh, terima kasih, Tuhan. Sahabat saya tiba dengan selamat. Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh pria tadi?”
“Setelah kita berpisah dia mengikuti terus.”
“Ya, apa yang terjadi kemudian dengan kamu?”
“Sesuai dengan logika, saya langsung lari sekuat tenaga dan pria itu pun juga lari sekuat tenaga.”
“Dan?”
“Sesuai dengan logika, dia berhasil mendekati saya di tempat yang gelap.”
“Lalu apa yang kamu lakukan?”
“Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan, yaitu mengangkat rok.”
“Oh lalu apa yang dilakukan pria tadi?”
“Sesuai dengan logika, Dia pun menurunkan celananya.”
“Oh tidak, lalu apa yang terjadi kemudian?”
“Hal yang logis bukan kalau gadis yang mengangkat roknya larinya lebih cepat daripada lelaki yang berlari sambil melorotkan celanana. Akhirnya aku bisa lolos dari pria itu.”


“Apakah kamu juga memperhatikan ada seorang pria yang sedang berjalan mengikuti kita kira-kira sejak tiga puluh delapan setengah menit yang lalu? Saya khawatir dia bermaksud jelek,” kata si matematis.
“Itu hal yang logis. Dia ingin merudapaksa kita,” jawab si logis.
“Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap kita. Apa yang harus kita lakukan?”
“Hanya ada satu cara yang harus kita lakukan, yaitu berjalan lebih cepat.”
“Itu tidak banyak membantu, gimana nih?”
“Tentu saja itu tidak membantu. Logikanya, kalau kita berjalan lebih cepat, dia juga kan mempercepat jalannya.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan kecepatan kita seperti ini, dia akan berhasil menangkap kita dalam waktu dua setengah menit.”
“Hanya ada satu langkah logis yang harus kita lakukan. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat jalan yang ke kanan. Sehingga, dia tidak bisa mengikuti kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti olehnya.”
Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata pria tadi mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika. Gadis matematis tiba di rumah lebih dulu dan dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tidak berapa lama, gadis logika datang.
“Oh, terima kasih, Tuhan. Sahabat saya tiba dengan selamat. Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh pria tadi?”
“Setelah kita berpisah dia mengikuti terus.”
“Ya, apa yang terjadi kemudian dengan kamu?”
“Sesuai dengan logika, saya langsung lari sekuat tenaga dan pria itu pun juga lari sekuat tenaga.”
“Dan?”
“Sesuai dengan logika, dia berhasil mendekati saya di tempat yang gelap.”
“Lalu apa yang kamu lakukan?”
“Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan, yaitu mengangkat rok.”
“Oh lalu apa yang dilakukan pria tadi?”
“Sesuai dengan logika, Dia pun menurunkan celananya.”
“Oh tidak, lalu apa yang terjadi kemudian?”
“Hal yang logis bukan kalau gadis yang mengangkat roknya larinya lebih cepat daripada lelaki yang berlari sambil melorotkan celanana. Akhirnya aku bisa lolos dari pria itu.”



0
1.8K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan