- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[Cerita Silat] Matahari Terbenam di Timur Jauh


TS
curhatsaya
[Cerita Silat] Matahari Terbenam di Timur Jauh
Quote:
Bagian Pertama : Mencari Harimau di Kandang Kambing
Suasana panti asuhan pagi itu mendadak sepi mencekam. Anak-anak, guru dan pengasuh semua dikumpulkan di aula, dikelilingi oleh belasan Petugas Partai Komunis dan beberapa Tentara Pembebasan. Para tentara menodongkan senjata ke arah mereka yang terduduk diam di lantai. Beberapa anak mulai menangis dan sulit untuk ditenangkan kembali. Guru dan para pengasuh hanya berharap tidak ada sesuatu yang buruk terjadi di tempat ini.
"Dimana dia?" tanya Han Sui, si pimpinan operasi.
"Saya tidak tahu Tuan, sudah dari kemarin ia saya tugaskan untuk membeli keperluan panti, biasanya ia kembali setelah dua atau tiga hari" Pak Jin , kepala panti memberi jawaban.
"Dua tiga hari? Jangan berbohong!"
"Saya tidak bohong Tuan"
"Mungkin dia sudah melarikan diri" Zhou Gai bergumam di sebelah Han Sui atasannya.
Han Sui kemudian menatap tajam ke mereka yang duduk berkumpul di lantai. Tidak ada yang berani membalas tatapannya kecuali seorang remaja perempuan yang sejak awal memang menunjukkan ketidaksukannya kepada mereka yang tidak diundang.
"Kesini kamu!" Han Sui memberi perintah pada remaja perempuan tersebut.
Ia lalu berdiri dan berjalan ke arah Han Sui.
"Dia hanya anak-anak Tuan" Pak Jin memohon
"Diam!"
"Sepertinya kamu tidak suka dengan kedatangan kami, kamu pasti keturunan Nasionalis, mengapa tidak pergi bersama mereka ke pulau?" Han Sui tersenyum mengejek.
Lin menatap pria itu dengan penuh kebencian. Mereka para Komunis telah merusak negara ini dan kebahagiaan banyak orang. Jutaan anak kehilangan orangtua, dan banyak diantara mereka kelaparan. Sementara para elit partai bersenang-senang dengan uang hasil korupsi. Dari luar mereka mengedepankan kerakyataan dan kesamarataan tetapi diam-diam mereka membangun kekayaan pribadi mereka.
"Dimana dia?" tanya Zhou Gai. Lin hanya menggelengkan pelan kepalanya.
Untuk apa mereka mencari Bao Bao, pria itu sama sekali tidak terlihat berbahaya. Sebaliknya ia lebih mirip orang bodoh dan sering dipermainkan oleh anak-anak panti asuhan. Tidak mungkin Bao Bao terlibat gerakan Nasionalis.
Brak, pintu ruangan dibuka dengan keras, tiga orang Tentara Pembebasan masuk ke dalam ruangan. Satu orang di antara mereka kemudian melemparkan beberapa buah buku ke lantai.
"Kami menemukan ini!"
"Pak Jin, bagaimana Anda menjelaskannya?" Han Sui memungut salah satu buku tersebut lalu melemparkannya ke arah seorang anak yang duduk di lantai. Buku itu tepat mengenai kepala si anak. Membuatnya mengaduh kesakitan.
"Saya tidak tahu Tuan, pasti ada kesalahan"
"Anda mengajarkan mereka paham dari Nasionalis?"
"Tidak Tuan"
"Siapa pemilik buku-buku ini?"
"Saya tidak tahu Tuan"
Plak! Sebuah tamparan keras mengenai wajah orang tua itu.
"Kamu pasti memberitahunya untuk kabur!" Zhou Gai yang belum puas dengan tamparan yang ia berikan, tanpa ragu menyapu kaki Pak Jin sehingga orang tua malang itu terjatuh di lantai.
Anak-anak mulai menjerit dan menangis. Para guru dan pengasuh hanya bisa memeluk mereka dan berharap semua segera berakhir.
Sejak paham Komunis merajai negeri ini, mereka benar-benar membuang budaya lama. Orangtua dan anak-anak yang berbeda paham tidak mereka pedulikan. Mereka bahkan berani menggantung dan mempermalukan orang-orang tua yang masih memegang budaya tradisional.
"Penghianat"
sebuah tendangan telak mendarat di perut Pak Jin.
"Hentikan" Lin berusaha menarik tubuh Zhou Gai tetapi pria itu mendorongnya dengan keras.
Dua orang tentara Pembebasan lalu memegangi tangan Lin.
"Lepaskan, lepaskan saya"
Zhou Gai yang sedang menikmati menghajar Pak Jin, lalu beralih kepada Lin. Ia menampar keras pipi gadis tersebut, membuatnya terdiam.
Ia bersiap untuk memberikan tamparan lagi sebelum dihentikan oleh Han Sui.
"Jangan buang-buang tenagamu" katanya sambil menatap ke arah pintu yang tadi dibuka oleh Tentara Pembebasan.
Seorang pria dengan pakaian lusuh sedang berdiri disana. Rambutnya acak-acakkan , wajahnya tampak kotor terkena debu jalanan. Ia membawa satu buntalan pada tangan kanannya.
"Bao Bao, mereka mencarimu" Lin berseru kepada pria itu.
Pria itu berjalan pelan, langkahnya agak tidak seimbang. Han Sui, Zhou Gai dan lainnya mengawasi dengan waspada. Beberapa tentara Pemebasan bahkan mengarahkan senapan mereka kepadanya.
"Benarkah orang ini yang kita cari?" Zhou Gai menatap hina pria yang berjalan tertatih-tatih ke arah mereka.
"Tangkap dia!" Han Sui tidak memperdulikan kata-kata Zhou Gai. Yang penting ia mendapatkan orang yang ia cari, mengenai benar atau tidak, urusan nanti.
Dua orang tentara Pembebasan lalu menghampiri pria yang dipanggil Bao-Bao, mereka lalu mendorongnya dan memaksanya untuk berlutut di lantai. Dengan keras lalu salah satu dari mereka menohok kepalanya dengan ujung senapan.
"Jangan!" Lin berteriak ketakutan.
Ia memang tidak begitu mengenal Bao Bao, tapi ia tidak sampai hati bila harus melihat pria itu tewas tanpa alasan yang jelas.
"Harimau bersembunyi di kandang kambing, pasti mudah ditemukan" Han Shui berjalan mendekat. Ia tetap menjaga kewaspadaaannya.
"Maaf Tuan, saya tidak mengerti maksud Tuan"
Buk! Tentara yang berjaga di belakang Bao Bao memukul punggung pria itu dengan menggunakan gagang senapan.
"Lei Hu, si Harimau dari Pasukan Pengacau Langit" Han Sui menyebutkan nama tersebut dengan jelas, tetapi Bao Bao kelihatan tidak mengerti maksudnya.
"Jangan pura-pura bodoh"
"Maaf tuan saya tidak mengerti"
"Ah!" Bao Bao menjerit kesakitan saat Zhou Gai sengaja melompat dan mendaratkan telapak kakinya tepat menginjak jari-jari tangan Bao Bao.
Pria itu berguling di lantai dan meringis kesakitan.
"Jangan! Jangan sakiti dia! Buku-buku itu milik saya" Lin terpaksa mengakui buku-buku yang selama ini ia sembunyikan. Ia sebenarnya tidak mengerti apa kesalahan Bao Bao, ia hanya mengira-ngira mungkin mereka menganggap Bao Bao sebagai salah seorang Nasionalis. Kebetulan pula mereka menemukan buku-buku itu di panti asuhan.
Seolah tidak mendengarkan gadis itu, Shou Gai mencengkeram bagian depan baju Bao Bao lalu memukul dengan keras wajah pria itu membuatnya kembali terlempar keras ke atas lantai. Lin dapat melihat dengan jelas, darah segar mengalir dari sisi wajah Bao Bao. Dengan sekali sentakan ia membebaskan diri dari tentara yang memeganginya. Ia lalu bergerak cepat dan memeluk tubuh Bao Bao.
"Apa yang kau lakukan? Mengaku saja dengan jujur"
"Tidak tahu, aku tidak tahu" pria itu menjawab lemah.
Tidak mungkin ini Lei Hu si Harimau, orang lemah ini dibunuh pun tidak ada gunanya. Zhou Gai berpikir di dalam benaknya. Padahal bila sebenarnya pria itu adalah Lei Hu, ia yakin ia mampu mengatasinya. Tetapi ia tidak berani berbeda pendapat dengan Han Sui. Pemuda itu mempunyai kedudukan yang lumayan dalam strata Partai dimana ini dipandang lebih baik daripada mempunyai ilmu bela diri yang tinggi sekalipun.
"Apa-apaan ini?!" seorang pemuda yang juga mengenakan seragam Partai Komunis masuk ke dalam panti asuhan bersama dengan beberapa orang lainnya.
"Tuan muda Chang, tolong kami" Pak Jin berusaha bangkit lalu berlutut di depan pemuda itu.
"Jangan begitu Pak Jin, berdirilah" Chang membantu orang tua itu berdiri.
"Kalian semua keterlaluan! " Ia membentak.
"Tuan Chang, ini urusan kami" Han Sui memberanikan diri mengatakan kalimat tersebut. Ia tahu Chang masih mempunyai hubungan saudara jauh dari Pemimpin Besar. Yang ia tidak tahu adalah Chang senantiasa berkunjung dan memberi sumbangan di panti asuhan ini.
"Keluar kalian semua. Nanti kita selesaikan semuanya di kantor"
"Kami harus membawa dia, Lei Hui si Harimau"
"Apa? Kalian semua sudah gila hah?! Dia Bao Bao, aku juga mengenalnya"
Di dalam hati Chang merasa heran. Ia biasa menyuruh Bao Bao membantu mengangkut barang sumbangan. Terkadang ia juga meminta Bao Bao membeli ini dan itu untuk ia berikan pada Lin, pujaan hatinya.
"Bagaimana sekarang?" Zhou Gai bertanya pelan.
"Baiklah kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Tapi gadis itu sudah mengaku bahwa ia menyimpan buku-buku Nasionalis, ia melanggar hukum" Han Sui berusaha menyelamatkan mukanya, ia tidak mau begitu saja disuruh pergi.
Chang menghela nafas. Ia tahu Lin mempelajari paham Nasionalis.
"Itu pelanggaran yang berat, nanti aku akan mengurusnya, terimakasih untuk kerja kerasmu"
Chang tahu bahwa bila ia membuat Han Sui malu, maka orang itu akan mencari kesempatan lagi untuk membahayakan Lin dan panti asuhan.
"Bawa semua barang bukti ke kantor, tetapi biarkan mereka semua disini, mereka yatim piatu tidak akan bisa kabur kemana-mana" Chang memberi perintah.
Han Sui, Zhou Gai dan lainnya lalu membawa buku-buku yang mereka temukan dan bergegas pergi.
"Kalian berjaga di luar" Chang meminta bawahannya untuk meninggalkan ruangan.
Ia lalu menarik tangan Lin, memisahkan gadis itu dari Bao Bao.
"Kau tidak apa-apa?"
Pertanyaan Chang hanya dibalas dengan sentakan keras dari gadis itu untuk melepaskan genggamannya.
Semua Komunis adalah penjahat, termasuk pria ini.
"Terimakasih tuan muda Chang" Pak Jin membungkukkan tubuhnya menghormati pemuda itu. Anak-anak dan yang lainnya pun menghampiri Chang untuk berterimakasih kepadanya. Hanya Lin yang membalikan tubuhnya dan memapah Bao Bao untuk meninggalkan ruangan.
Chang merasa sedikit cemburu, tetapi ia segera menepis perasaan itu dari hatinya. Tidak mungkin ia menyukainya, pria itu usianya hampir dua kali Lin. Mungkin ini hanya alasan Lin untuk menghindariku. Berpura-pura merawat Bao Bao.
Ia sebenarnya berusaha berjalan kembali mendekati gadis itu, tapi terhalang anak-anak dan guru-guru yang mengerumuninya.




nona212 dan anasabila memberi reputasi
2
2.1K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan