- Beranda
- Komunitas
- Story
- Ask da Girls
Menurut Sis gmn kalau pnya problem seperti ane!!


TS
bagasroos
Menurut Sis gmn kalau pnya problem seperti ane!!
Moment ini lah pada tahun 2001 ini lah dimana anak yg nomor dua masuk Universitas, kemudian kepala keluarga/Bapak dr empat anak tersebut mengambil peninggalan orang tua istrinya. Dengan kehidupan ekonomi yg menunjang dapat memperbaiki rumah peninggalan orang tua istrinya. Dari moment inilah semua berasal dimana uang hasil kerja ataupun tabungan dr bekerja sebagai karyawan keluar untuk membiayai untuk pembangunan rumah tsb. Ternyata pembangunan rumah tersebut memiliki pengaruh karena kultur yg berkembang di daerah tersebut ; kultur semacam itu di Indonesia khususnya Jawa yg memang masih memiliki kepercayaan yg di anut di luar ajaran agama yg diakui, dimana masih meyakini dan berhubungan dgn hal-hal gaib yg mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
Berawal dr sebuah niat baik hnya untuk menjaga peninggalan orangtua istrinya eh malah jadi Gradukan karena kultur yg berkembang. Uang yg di keluarkan untuk pembangunan rumah peninggalan tersebut menyebabkan daya tarik buat penghuni sekitarnya dari beberapa rumah sekitarnya. Dimana dari beberapa rumah tersebut ada yg mengclaim dirinya sebagai "orang pintar & ganteng" di daerah tersebut. Melihat ada kemungkinan untuk penglarisan jualan jasa "begitu" untuk menghidupi dirinya yang juga memungkinkan untuk berjualan di tempat dimana pemilik rumah yg baru melakukan aktivitasnya. Semenjak itulah bnyk kejadian yg tidak menyenangkan seperti pertengkaran keluarga yg didasari oleh masalah pendidikan dan ekonomi yg mana semuanya merupakan bersumber dari aktivitas sehari-harinya berlangsung yaitu di BUMN Persero dimana kepala keluarga sekaligus bapak dr empat anak tersebut bekerja dan Universitas Swasta dimana anak yang pertama dan kedua yg masih melakukan kuliahnya di Universitas tersebut yg memungkinkan untuk berjualan jasa " begitu". Kemudian di susul dgn Adiknya yg berencana pindah ke Universitas Negeri setelah masa pensiun hal tersebut tentunya tidak ada masalah berhubungan dgn bersamaan dgn pesangon sebagai pensiunan.
Puncak dr gerilya jualan jasa "begitu" ketika kepala keluarganya atau Bapak dr Empat Anak tersebut memasukan anaknya yg nomor dua ke tempat dia bekerja, alhasil jualan jasa " begitu" pun berhasil yg sebenarnya mngkn sdh berjualan sejak lama.
Dengan membawa wacana untuk meningkatkan perekonomian dan sosial tanpa ada kerja nyata yg artinya tidak ada capital inflow masuk tapi bisa mempengaruhi radius sekitar , ternyata jualan jasa "begitu" sdh masuk ke dua tempat tersebut. Dengan pemikiran sederhana makro ekonomi ; akan ada serapan kerja yg besar atau recruitment besar-besaran apabila ada nilai capital atau equitas yg kemungkinan meningkat di dasari dr tingkat probabilitas yg besar dari program yg di rencanakan atau dicanangkan . Tingkat probabilitas yg besar pun belum cukup tanpa bukti yg kuat di area kerja baik itu dalam bentuk apapun yg berkaitan dgn area pekerjaan perusahaan tersebut. Tidak mungkin ada serapan kerja yg besar kalau hanya sebatas study yg akhirnya hanya terjadi ketimpangan yg hnya memakmurkan pemda setempat. Dan seandaipun ada itu terjadi secara natural untuk regenarasi sesuai dgn kebutuhan.
Kalau ada peningkatan pendapatan diluar perusahaan produktif baik nasional atau swasta akan menyebabkan inflasi yg tinggi karena meningkatnya permintaan tanpa diimbangi supply; yg disusul dgn melemahnya kurs mata uang nasional dgn internasional karena kebutuhan import. Kembali lagi bahwa hal tersebut hnya memakmurkan pemda serta jajarannya dgn pembiayaan perizinan, pajak,serta pelayanan masyarakat, diikuti dgn fee administrasi untuk ketenagakerjaan. Kemungkinan besar pajak di tingkatkan dari segala aspek, perizinan di perumit, pelayanan masyarakat di perbanyak dan bnyk lagi yg berujung pada pembangunan yg besar tanpa di imbangi dgn produktivitas yg nyata dikuti dgn beberapa area kerja yg memungkinkan untuk mengambil keuntungan dr ketimpangan, kerusuhan tsb.
Bagaimana bisa begitu??ternyata Jualan Jasa "begitu" yg dilakukan secara diam-diam atau tak kasat mata yg menguntungkan pihak tertentu yg non produktiv dgn alibi organ tubuh seperti kaki, hati, paha, perut , gigi, baik muka. Diusut-usut ternyata ada yg malu minta makan atau malu gedein tokay , pgn punya tokay besar tapi tidak cukup makan. Atau bisa dibilang pgn punya tokay besar tapi tdk cukup beli makanan.
Dalam mengambil penilaian harus di dasari dengan pemikiran logis; bagaimana bisa di kaitan antara kerja dgn makan kecuali kerjanya di Restaurant atau sebagai penilai masakan seseorang kecuali memang yg melakukan penilaian tsb sebenarnya pgn minta makan. Seperti Pepatah bilang "Maling teriak maling sambil lempar batu sembunyi tangan tak di sangka satu gayung dua tokay lgsng masuk mulut". Berdasarkan penilaian yg tidak berdasar maka timbulah karakter masyarakat Indonesia pada umumnya ; hanya dgn beberapa patah kata atau kalimat dibalik kekuasaan yg ingin mencuri kemenangan , maka masyarakat lgsng percaya. Yg berakhir pada bagi-bagi combro busuk di kemas Kotak tupperware di Jalanan atau Apapun yg di angkat sebagai alasan untuk mencuri kemenangan.
Merupakan hal wajar dan manusiawi ketika orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan tapi bukan berarti bahwa bekerja untuk makan yg menunjukan seolah- olah hanya "makan" pencapaian akhir. Yang di artikan bahwa akan bnyk hikmah yg didapat dgn bekerja selain memahami dan mengerti pekerjaannya serta ruang lingkup. Dan tidak bisa juga kerja di kaitkan dgn orang gila kecuali memang kerjanya di luar kewajaran kalau memang ada pengkaitan seperti itu selama yg dikerjakan umum, normal, memiliki aturan dan undang-undang yg jelas dgn Badan hukum yg jelas. Dari hal tsb maka sy lebih baik bekerja dan dinyatakan orang gila daripada anak sekolah tapi keabotan tokay atau bagi-bagi combro busuk dgn kemasan kotak tupperware. Sementara legalitas dr pendidikannya sdh di dapat dgn aturan dan prosedur yg di tempuh, bagaimana bisa di bilang mahasiswa ataupun Murid sekolah. Semua pernyataan yg disebarkan sifatnya isu yg tujuannya hnya ingin mencuri kemenangan bersembunyi di balik kebohongan serta berselimut kekuasaan, yang pastinya mempunyai kepentingan yg besar.
Setelah pihak yg berjualan jasa "begitu" berhasil mempengàruhi untuk berlangganan akhirnya sedikit demi sedikit tercapai seperti yg tuliskan di atas. Sampai dgn hari ini, telah terjadi bagi-bagi combro busuk dgn kotak tupperware dgn berbagai merek kotak tupperware. Semua kalangan tahu bahwa combro busuk tidak punya nilai dan sedikit manfaatnya kemungkinan besar merugikan anggaran pendapatan baik dr pihak penyedia tempat baik swasta ataupun pemerintah, maupun nasional sementara pihak penyelenggara asik bermain dgn regulator dan aturan main.
Maka timbul pertanyaan bagaimana bisa tidak ada lapangan usaha atau area konsesi kerja kok bisa bagi- bagi combro busuk dalam kotak tupperware dgn berbagai merek. Maka apabila di perhatikan tulisan di atas pada kalimat jualan jasa "begitu" tentunya pada penasaran , untuk daerah Indonesia yg dulunya memeluk hindu yg kerap kali berhubungan dgn hal gaib yg di letakan pd benda atau untuk mengikuti, ataupun masuk ke orang yg di targetkan untuk mempengaruhi ; tentunya hal tsb tidak asing bnyk yg terjadi di lingkungan sekitar khususnya masyarakat Indonesia. Bagaimana bisa mempengaruhi hal tsb sampai dengan radius sekitar, yg pd dasarnya adalah manusia nya. Seperti misalnya ketika ada seseorang yg di targetkan dan orang tsb beraktivitas sehari-hari produksi combro setelah itu membagi-baginya dgn kemasan kotak tupperware, maka akan di perhatikan orang tsb membuat combronya dgn memasuki orang tsb untuk mngtahui dan merasakan apa yg dipikirkan dan apa yg dilakukan. Kemudian melihatnya dlm bentuk kemudian diartikan ; Combro ; makanan; bentuk bulat elips; warna coklat; berisi oncom maka makanan dgn bentuk bulat sebagai combro di kerjakannya di mana ; misal di rumah. Di jual melalui media apa biasanya dlm bntk square. Maka kerjanya adalah jualan/produksi combro medianya untuk jualan merupakan kotak tupperware dgn berjualan di rumah maka serapan kerjanya adalah komponen rumah, komponen combro, material tupperware serta komponen pengolahnya. Yang mana ketiga komponen tersebut terdapat pada toko bangunan, toko makanan atau pasar, dgn toko plastik maka akan ada pertumbuhan atau pembangunan toko tersebut kemudian produknya combro busuk.Supplynya toko atau tempat tersebut produknya combro maka akan berlimpah produk combro dgn beberapa merk dan begitu seterusnya sampai dgn detailnya. Kalau manusia biasanya melihat suatu objek dgn mencoba mengetahui bagian terkecil dr objek tersebut. Maka serapan kerjanya meningkat , serapan produk dan produk olahannya ada, maka ada peningkatan pendapatan dr usaha tsb. Ketika sdh mngunakan hal semacam itu maka timbulah beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan yg minta gawean yg melibatkan orang bnyk; membuka usaha, tingkat konsumtif yg berkaitan dgn bntk usaha ataupun tidak, atau bekerja baik di tempat kerja maupun tempat usaha atau rumah maka unsur dan senyawa terkecil sampai dgn bentuk komersilnya yg terdiri dari komponen2 pun memiliki serapan kerja yg bagus baik dr sisi manufaktur maupun produsen. Sedangkan pekerjaanya adalah yg dikerjakan ; misal : nyapu, masak, ngepel, nyuci :::: Pembantu Rumah Tangga, Cleaning Services., Menulis atau mengetik, edit gambar , manipulasi gambar ::::: Jurnalistik, Penulis Berita, advertising.. Melukis dan menggambar ;::: designer, pelukis, seniman. Dengan menggunakan atau bersekutu dgn hal gaib seperti hal itu yg membuat banjir makanya biasanya para pengusaha yg menggunakan hal semacam itu seperti penglarisan, Pemda untuk pendapatan mereka., Yg akhirnya hnya berujung kebutuhan perut dan kantong yg tidak pernah kenyang dan hal ini ga bisa di pikul oleh kepentingan beberapa orang , seperti beli sepatu maka penjual sepatu usahanya atau pengrajin sepatu hal tsb tidak dibenarkan karena dari komponen sepatu aja harus keluaran pabrik dan pesanan pabrik yg juga membutuhkan pekerja sementara pabriknya butuh alat dan komponen untuk manufakturnya dan begitu seterusnya maka daya beli meningkat seiring dgn tingkat produktivitasnya. Dan kalau mau berusaha baik skala kecil atau menengah ya berusahalah dari beberapa pilihan dgn memperhitung bagian terkecilnya atau supply komponentnya. Jadi sdh tdk ada alasan lg orang minta gawean akhirnya dari sekian bnyk itu maka kembali lagi ke paragraf awal bahwa isu yg di kembangkan beserta aturan yg ada itu hanya di buat-buat atau mengada-mengada hanya untuk menghambat dan mempersulit untuk kepentingan kelamin dan perut. Untuk memenuhi kepentingan tersebut akhirnya Indonesia hnya boleh memproduksi Tokay dan Jamban Jongkok dan Duduk dengan mengikuti aturan dan pemahaman yg mengclaim dirinya "Orang Ganteng" Satu Mojokerto yg berkediaman Di Sidomulyo 2. Untuk Itu mari kita ketahui pemahaman dan aturan yg mengclaim dirinya "Orang Ganteng" yang selalu membawa penyetan tai yg di akuinya sebagai emas bongkolan. Simak dan Perhatikan aturan dan pemahaman " Emas Bongkolan".
Dengan menggunakan benda menjadi medianya seperti bentuk bangun ( segitiga, siku-siku , kotak-kotak, bunder) serta benda ( tembok, pintu, jendela, meja, ubin, Jalan.) dan penggabungan keduanya sebagai sarana untuk melakukan aksi mereka dmelalui operator tetangganya tepat di belakang rumahnya. Untuk bentuk bangun bisa dengan benda bisa juga dgn organ tubuh ( kaki, tangan, gigi, muka, dsb) .
Maka yang menggunakan jasa " begitu " akan dapat melihat apa yg di kerjakan si target atau korban ; termasuk ketika si korban sedang mandi, berak, dipikirkan dsb. Setelah itu akan dicopy kan ke para pengguna jasa begitu, untuk di jadikan dokumentasi atau bahan untuk menyebarkan isu serta alibi dlm menghambat si Target, atau juga di implementasikan lgsng seperti misalnya ; Si Target sedang membantik maka nanti akan bnyak orang membantik dan jualan batik dalam suatu media yg baik digunakan sebagai sarana untuk melakukan aksi copy, sedangkan untuk pembiayaan penyelenggaran biasanya di tanggung sama pengguna jasa "begitu", tentunya ada rincian penggunaan dana tsb untuk kemungkinan di gelembungkan, maka hal tsb ada kaitannya dgn Pemda, Pengusaha seperti yg di tuliskan di atas.
Pengguna jasa "begitu" yg sebenarnya tidak ada relevansinya untuk suatu impact yg positif serta irasional, tidak logis, yg artinya untuk suatu pembangunan yg berintegritas hanya membuat ketimpangan dan efek membabi-buta dgn kebanjiran baik dalam bntk produk karena mengandalkan sisi konsumtifnya saja tanpa mempertimbangkan bntk kerja nyatanya serta komponen terkecilnya. Dengan mengkaitkan arah mata angin, bentuk bgn ruang, posisi suatu objek yg di kaitkan, bahkan organ tubuh dan yg lebih tidak relevan lg dikaitkan dgn binatang.
Seperti misalnya ; peternak ikan air tawar seperti lele, gurame, mujair, maka di kategorikan sebagai binatang maka tempatnya kebun binatang yg di kaitkan dlm bntk kotak sebagai suatu wadah yg nantinya mempertimbangkan sudut2nya. Begitu juga dgn yg lain seperti organ tubuh misalnya; kaki , maka kerjanya untuk berjalan, produknya nanti jalanan dgn mempertimbankan sudut2nya. Semua hal tsb tidak ada relevansi, impact positif dan irasional serta tidak logis. Maka di sini timbulah kecurigaan bahwa hal tsb di kembangkan dalam suatu isu untuk menghambat dan tentunya menguntungkan pihak yg menyebar isu yg pastinya ada kepentingan. Jadi yg patut di pertimbangkan adalah penyebar isu ini dengan mengangkat suatu subjek ke masyarakat umum bukan pada objek yg di jadikan korban atau alibi.
Hal yg di tuliskan penggunaan media sebagai sarana untuk melakukan "gawean" atau "gawe-gawe" yg nanti berkembang mnjdi isu - isu yg di kembangkan di masyarakat dan melakukan aksi copy termasuk menghambat aktivitas pemilik rumah tsb disebut sebagai ; perewangan. Maka timbulah kesimpulan faktor yg menyebabkan adanya pengguna "jasa" tersebut : 1) Ketidakmampuan orang tersebut baik dr segi ekonomi, intelektual, dsb yg menjadikan orang tsb melakukan persekutuan dgn hal-hal seperti itu. 2) Adanya kepentingan yg di dasari oleh latar belakang si pengguna seperti yg di tuliskan pada no 1 yg sifatnya di dasari oleh kecemburusan yg menjurus ke arah kejiwaan dgn tujuan mencari " gawean" untuk kepentingan golongannya.
Dengan adanya hal tsb maka golongan persekutuan atau biasa di sebut perewangan yg tujuannya untuk memperkaya dirinya serta golongannya dgn membawa masalah ekonomi seperti ; serapan kerja , tingkat konsumtif perorangan, masa lalu sekolahnya, kepribadian si korban agar dirinya lebih di akui dan di terima oleh masyarakat dlm melakukan aksi yg di jelaskan di atas.
Girlz, tolong ni cowo diperhatiin kelihatannya ni co CarPer berat, atau mngkn girlz ada yg tahu apa di balik motivasi dia melakukan hal semacam selain yg ane tulisin di atas.??
Berawal dr sebuah niat baik hnya untuk menjaga peninggalan orangtua istrinya eh malah jadi Gradukan karena kultur yg berkembang. Uang yg di keluarkan untuk pembangunan rumah peninggalan tersebut menyebabkan daya tarik buat penghuni sekitarnya dari beberapa rumah sekitarnya. Dimana dari beberapa rumah tersebut ada yg mengclaim dirinya sebagai "orang pintar & ganteng" di daerah tersebut. Melihat ada kemungkinan untuk penglarisan jualan jasa "begitu" untuk menghidupi dirinya yang juga memungkinkan untuk berjualan di tempat dimana pemilik rumah yg baru melakukan aktivitasnya. Semenjak itulah bnyk kejadian yg tidak menyenangkan seperti pertengkaran keluarga yg didasari oleh masalah pendidikan dan ekonomi yg mana semuanya merupakan bersumber dari aktivitas sehari-harinya berlangsung yaitu di BUMN Persero dimana kepala keluarga sekaligus bapak dr empat anak tersebut bekerja dan Universitas Swasta dimana anak yang pertama dan kedua yg masih melakukan kuliahnya di Universitas tersebut yg memungkinkan untuk berjualan jasa " begitu". Kemudian di susul dgn Adiknya yg berencana pindah ke Universitas Negeri setelah masa pensiun hal tersebut tentunya tidak ada masalah berhubungan dgn bersamaan dgn pesangon sebagai pensiunan.
Puncak dr gerilya jualan jasa "begitu" ketika kepala keluarganya atau Bapak dr Empat Anak tersebut memasukan anaknya yg nomor dua ke tempat dia bekerja, alhasil jualan jasa " begitu" pun berhasil yg sebenarnya mngkn sdh berjualan sejak lama.
Dengan membawa wacana untuk meningkatkan perekonomian dan sosial tanpa ada kerja nyata yg artinya tidak ada capital inflow masuk tapi bisa mempengaruhi radius sekitar , ternyata jualan jasa "begitu" sdh masuk ke dua tempat tersebut. Dengan pemikiran sederhana makro ekonomi ; akan ada serapan kerja yg besar atau recruitment besar-besaran apabila ada nilai capital atau equitas yg kemungkinan meningkat di dasari dr tingkat probabilitas yg besar dari program yg di rencanakan atau dicanangkan . Tingkat probabilitas yg besar pun belum cukup tanpa bukti yg kuat di area kerja baik itu dalam bentuk apapun yg berkaitan dgn area pekerjaan perusahaan tersebut. Tidak mungkin ada serapan kerja yg besar kalau hanya sebatas study yg akhirnya hanya terjadi ketimpangan yg hnya memakmurkan pemda setempat. Dan seandaipun ada itu terjadi secara natural untuk regenarasi sesuai dgn kebutuhan.
Kalau ada peningkatan pendapatan diluar perusahaan produktif baik nasional atau swasta akan menyebabkan inflasi yg tinggi karena meningkatnya permintaan tanpa diimbangi supply; yg disusul dgn melemahnya kurs mata uang nasional dgn internasional karena kebutuhan import. Kembali lagi bahwa hal tersebut hnya memakmurkan pemda serta jajarannya dgn pembiayaan perizinan, pajak,serta pelayanan masyarakat, diikuti dgn fee administrasi untuk ketenagakerjaan. Kemungkinan besar pajak di tingkatkan dari segala aspek, perizinan di perumit, pelayanan masyarakat di perbanyak dan bnyk lagi yg berujung pada pembangunan yg besar tanpa di imbangi dgn produktivitas yg nyata dikuti dgn beberapa area kerja yg memungkinkan untuk mengambil keuntungan dr ketimpangan, kerusuhan tsb.
Bagaimana bisa begitu??ternyata Jualan Jasa "begitu" yg dilakukan secara diam-diam atau tak kasat mata yg menguntungkan pihak tertentu yg non produktiv dgn alibi organ tubuh seperti kaki, hati, paha, perut , gigi, baik muka. Diusut-usut ternyata ada yg malu minta makan atau malu gedein tokay , pgn punya tokay besar tapi tidak cukup makan. Atau bisa dibilang pgn punya tokay besar tapi tdk cukup beli makanan.
Dalam mengambil penilaian harus di dasari dengan pemikiran logis; bagaimana bisa di kaitan antara kerja dgn makan kecuali kerjanya di Restaurant atau sebagai penilai masakan seseorang kecuali memang yg melakukan penilaian tsb sebenarnya pgn minta makan. Seperti Pepatah bilang "Maling teriak maling sambil lempar batu sembunyi tangan tak di sangka satu gayung dua tokay lgsng masuk mulut". Berdasarkan penilaian yg tidak berdasar maka timbulah karakter masyarakat Indonesia pada umumnya ; hanya dgn beberapa patah kata atau kalimat dibalik kekuasaan yg ingin mencuri kemenangan , maka masyarakat lgsng percaya. Yg berakhir pada bagi-bagi combro busuk di kemas Kotak tupperware di Jalanan atau Apapun yg di angkat sebagai alasan untuk mencuri kemenangan.
Merupakan hal wajar dan manusiawi ketika orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan tapi bukan berarti bahwa bekerja untuk makan yg menunjukan seolah- olah hanya "makan" pencapaian akhir. Yang di artikan bahwa akan bnyk hikmah yg didapat dgn bekerja selain memahami dan mengerti pekerjaannya serta ruang lingkup. Dan tidak bisa juga kerja di kaitkan dgn orang gila kecuali memang kerjanya di luar kewajaran kalau memang ada pengkaitan seperti itu selama yg dikerjakan umum, normal, memiliki aturan dan undang-undang yg jelas dgn Badan hukum yg jelas. Dari hal tsb maka sy lebih baik bekerja dan dinyatakan orang gila daripada anak sekolah tapi keabotan tokay atau bagi-bagi combro busuk dgn kemasan kotak tupperware. Sementara legalitas dr pendidikannya sdh di dapat dgn aturan dan prosedur yg di tempuh, bagaimana bisa di bilang mahasiswa ataupun Murid sekolah. Semua pernyataan yg disebarkan sifatnya isu yg tujuannya hnya ingin mencuri kemenangan bersembunyi di balik kebohongan serta berselimut kekuasaan, yang pastinya mempunyai kepentingan yg besar.
Setelah pihak yg berjualan jasa "begitu" berhasil mempengàruhi untuk berlangganan akhirnya sedikit demi sedikit tercapai seperti yg tuliskan di atas. Sampai dgn hari ini, telah terjadi bagi-bagi combro busuk dgn kotak tupperware dgn berbagai merek kotak tupperware. Semua kalangan tahu bahwa combro busuk tidak punya nilai dan sedikit manfaatnya kemungkinan besar merugikan anggaran pendapatan baik dr pihak penyedia tempat baik swasta ataupun pemerintah, maupun nasional sementara pihak penyelenggara asik bermain dgn regulator dan aturan main.
Maka timbul pertanyaan bagaimana bisa tidak ada lapangan usaha atau area konsesi kerja kok bisa bagi- bagi combro busuk dalam kotak tupperware dgn berbagai merek. Maka apabila di perhatikan tulisan di atas pada kalimat jualan jasa "begitu" tentunya pada penasaran , untuk daerah Indonesia yg dulunya memeluk hindu yg kerap kali berhubungan dgn hal gaib yg di letakan pd benda atau untuk mengikuti, ataupun masuk ke orang yg di targetkan untuk mempengaruhi ; tentunya hal tsb tidak asing bnyk yg terjadi di lingkungan sekitar khususnya masyarakat Indonesia. Bagaimana bisa mempengaruhi hal tsb sampai dengan radius sekitar, yg pd dasarnya adalah manusia nya. Seperti misalnya ketika ada seseorang yg di targetkan dan orang tsb beraktivitas sehari-hari produksi combro setelah itu membagi-baginya dgn kemasan kotak tupperware, maka akan di perhatikan orang tsb membuat combronya dgn memasuki orang tsb untuk mngtahui dan merasakan apa yg dipikirkan dan apa yg dilakukan. Kemudian melihatnya dlm bentuk kemudian diartikan ; Combro ; makanan; bentuk bulat elips; warna coklat; berisi oncom maka makanan dgn bentuk bulat sebagai combro di kerjakannya di mana ; misal di rumah. Di jual melalui media apa biasanya dlm bntk square. Maka kerjanya adalah jualan/produksi combro medianya untuk jualan merupakan kotak tupperware dgn berjualan di rumah maka serapan kerjanya adalah komponen rumah, komponen combro, material tupperware serta komponen pengolahnya. Yang mana ketiga komponen tersebut terdapat pada toko bangunan, toko makanan atau pasar, dgn toko plastik maka akan ada pertumbuhan atau pembangunan toko tersebut kemudian produknya combro busuk.Supplynya toko atau tempat tersebut produknya combro maka akan berlimpah produk combro dgn beberapa merk dan begitu seterusnya sampai dgn detailnya. Kalau manusia biasanya melihat suatu objek dgn mencoba mengetahui bagian terkecil dr objek tersebut. Maka serapan kerjanya meningkat , serapan produk dan produk olahannya ada, maka ada peningkatan pendapatan dr usaha tsb. Ketika sdh mngunakan hal semacam itu maka timbulah beberapa cara untuk menyelesaikan permasalahan yg minta gawean yg melibatkan orang bnyk; membuka usaha, tingkat konsumtif yg berkaitan dgn bntk usaha ataupun tidak, atau bekerja baik di tempat kerja maupun tempat usaha atau rumah maka unsur dan senyawa terkecil sampai dgn bentuk komersilnya yg terdiri dari komponen2 pun memiliki serapan kerja yg bagus baik dr sisi manufaktur maupun produsen. Sedangkan pekerjaanya adalah yg dikerjakan ; misal : nyapu, masak, ngepel, nyuci :::: Pembantu Rumah Tangga, Cleaning Services., Menulis atau mengetik, edit gambar , manipulasi gambar ::::: Jurnalistik, Penulis Berita, advertising.. Melukis dan menggambar ;::: designer, pelukis, seniman. Dengan menggunakan atau bersekutu dgn hal gaib seperti hal itu yg membuat banjir makanya biasanya para pengusaha yg menggunakan hal semacam itu seperti penglarisan, Pemda untuk pendapatan mereka., Yg akhirnya hnya berujung kebutuhan perut dan kantong yg tidak pernah kenyang dan hal ini ga bisa di pikul oleh kepentingan beberapa orang , seperti beli sepatu maka penjual sepatu usahanya atau pengrajin sepatu hal tsb tidak dibenarkan karena dari komponen sepatu aja harus keluaran pabrik dan pesanan pabrik yg juga membutuhkan pekerja sementara pabriknya butuh alat dan komponen untuk manufakturnya dan begitu seterusnya maka daya beli meningkat seiring dgn tingkat produktivitasnya. Dan kalau mau berusaha baik skala kecil atau menengah ya berusahalah dari beberapa pilihan dgn memperhitung bagian terkecilnya atau supply komponentnya. Jadi sdh tdk ada alasan lg orang minta gawean akhirnya dari sekian bnyk itu maka kembali lagi ke paragraf awal bahwa isu yg di kembangkan beserta aturan yg ada itu hanya di buat-buat atau mengada-mengada hanya untuk menghambat dan mempersulit untuk kepentingan kelamin dan perut. Untuk memenuhi kepentingan tersebut akhirnya Indonesia hnya boleh memproduksi Tokay dan Jamban Jongkok dan Duduk dengan mengikuti aturan dan pemahaman yg mengclaim dirinya "Orang Ganteng" Satu Mojokerto yg berkediaman Di Sidomulyo 2. Untuk Itu mari kita ketahui pemahaman dan aturan yg mengclaim dirinya "Orang Ganteng" yang selalu membawa penyetan tai yg di akuinya sebagai emas bongkolan. Simak dan Perhatikan aturan dan pemahaman " Emas Bongkolan".
Dengan menggunakan benda menjadi medianya seperti bentuk bangun ( segitiga, siku-siku , kotak-kotak, bunder) serta benda ( tembok, pintu, jendela, meja, ubin, Jalan.) dan penggabungan keduanya sebagai sarana untuk melakukan aksi mereka dmelalui operator tetangganya tepat di belakang rumahnya. Untuk bentuk bangun bisa dengan benda bisa juga dgn organ tubuh ( kaki, tangan, gigi, muka, dsb) .
Maka yang menggunakan jasa " begitu " akan dapat melihat apa yg di kerjakan si target atau korban ; termasuk ketika si korban sedang mandi, berak, dipikirkan dsb. Setelah itu akan dicopy kan ke para pengguna jasa begitu, untuk di jadikan dokumentasi atau bahan untuk menyebarkan isu serta alibi dlm menghambat si Target, atau juga di implementasikan lgsng seperti misalnya ; Si Target sedang membantik maka nanti akan bnyak orang membantik dan jualan batik dalam suatu media yg baik digunakan sebagai sarana untuk melakukan aksi copy, sedangkan untuk pembiayaan penyelenggaran biasanya di tanggung sama pengguna jasa "begitu", tentunya ada rincian penggunaan dana tsb untuk kemungkinan di gelembungkan, maka hal tsb ada kaitannya dgn Pemda, Pengusaha seperti yg di tuliskan di atas.
Pengguna jasa "begitu" yg sebenarnya tidak ada relevansinya untuk suatu impact yg positif serta irasional, tidak logis, yg artinya untuk suatu pembangunan yg berintegritas hanya membuat ketimpangan dan efek membabi-buta dgn kebanjiran baik dalam bntk produk karena mengandalkan sisi konsumtifnya saja tanpa mempertimbangkan bntk kerja nyatanya serta komponen terkecilnya. Dengan mengkaitkan arah mata angin, bentuk bgn ruang, posisi suatu objek yg di kaitkan, bahkan organ tubuh dan yg lebih tidak relevan lg dikaitkan dgn binatang.
Seperti misalnya ; peternak ikan air tawar seperti lele, gurame, mujair, maka di kategorikan sebagai binatang maka tempatnya kebun binatang yg di kaitkan dlm bntk kotak sebagai suatu wadah yg nantinya mempertimbangkan sudut2nya. Begitu juga dgn yg lain seperti organ tubuh misalnya; kaki , maka kerjanya untuk berjalan, produknya nanti jalanan dgn mempertimbankan sudut2nya. Semua hal tsb tidak ada relevansi, impact positif dan irasional serta tidak logis. Maka di sini timbulah kecurigaan bahwa hal tsb di kembangkan dalam suatu isu untuk menghambat dan tentunya menguntungkan pihak yg menyebar isu yg pastinya ada kepentingan. Jadi yg patut di pertimbangkan adalah penyebar isu ini dengan mengangkat suatu subjek ke masyarakat umum bukan pada objek yg di jadikan korban atau alibi.
Hal yg di tuliskan penggunaan media sebagai sarana untuk melakukan "gawean" atau "gawe-gawe" yg nanti berkembang mnjdi isu - isu yg di kembangkan di masyarakat dan melakukan aksi copy termasuk menghambat aktivitas pemilik rumah tsb disebut sebagai ; perewangan. Maka timbulah kesimpulan faktor yg menyebabkan adanya pengguna "jasa" tersebut : 1) Ketidakmampuan orang tersebut baik dr segi ekonomi, intelektual, dsb yg menjadikan orang tsb melakukan persekutuan dgn hal-hal seperti itu. 2) Adanya kepentingan yg di dasari oleh latar belakang si pengguna seperti yg di tuliskan pada no 1 yg sifatnya di dasari oleh kecemburusan yg menjurus ke arah kejiwaan dgn tujuan mencari " gawean" untuk kepentingan golongannya.
Dengan adanya hal tsb maka golongan persekutuan atau biasa di sebut perewangan yg tujuannya untuk memperkaya dirinya serta golongannya dgn membawa masalah ekonomi seperti ; serapan kerja , tingkat konsumtif perorangan, masa lalu sekolahnya, kepribadian si korban agar dirinya lebih di akui dan di terima oleh masyarakat dlm melakukan aksi yg di jelaskan di atas.
Girlz, tolong ni cowo diperhatiin kelihatannya ni co CarPer berat, atau mngkn girlz ada yg tahu apa di balik motivasi dia melakukan hal semacam selain yg ane tulisin di atas.??

Diubah oleh bagasroos 18-07-2017 02:47
0
2.9K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan