Zamrud khatulistiwa membuat Indonesia istimewa. Dianugerahi lekuk alam mempesona. Wisata alam, jadi andalan di negeri tropis ini.

Selain wisata alam, keanekaragaman budaya juga jadi magnet, terutama bagi pelancong dari luar negeri.

Eksotisme alam dan pesona budaya, adalah dua destinasi wisata mainstream di Indonesia. Di luar dua hal tersebut, sebetulnya ada potensi lain yang bisa dikembangkan di Indonesia sebagai tujuan wisata. Penulis menyebutnya wisata antimainstream. Apa sajakah itu? Yuk kita simak.


Pertama, Wisata Demonstrasi



Unik, tapi sangat mungkin diwujudkan, tinggal dikemas saja secara menarik. Ada beberapa kegiatan yang masuk kategori wisata demokrasi.

Seperti demonstrasi Aksi Kamisan di Depan Istana Negara, aksi kemanusiaan atau aksi demonstrasi yang melibatkan jutaan orang seperti yang terjadi pada empat November ini. Di beberapa negara, demonstrasi adalah barang haram. Seperti di China, Arab Saudi dan Korea Utara.

Warga di negara-negara tersebut sangat penasaran, tertarik atau bahkan mungkin merindukan demonstrasi. Bagi para peneliti dari luar, demonstrasi juga bisa menjadi bahan studi.



Kedua, Wisata Olahraga



Jenis wisata ini juga mesti dikembangkan di Indonesia karena potensinya untuk menarik wisatwan mancanegara, dan juga wisatawan domestik sangat besar. Ada beberapa event olahraga di Indonesia yang sudah go internasional sebagai destinasi khusus.

Jakarta Marathon dan balap sepeda Tour De Singkarak, merupakan dua event olahraga yang sejauh ini sudah menjadi destinasi internasional.

Nah, saat ini berkembang kabar bahwa Moto GP akan doboyong juga ke Indonesia. Palembang, enyatakan siap membangun sirkuit Moto GP. Ini tentu kabar baik bagi para pecinta top speed.



Ketiga, Wisata Sains



Sebetulnya ini sedikit beririsan dengan wisata alam, hanya saja wisata sain lebih istimewa karena objeknya adalah peristiwa langka. Misalnya gerhana matahari atau gerhana bulan yang kejadiannya dapat diprediksi. Demikian pula momen mekarnya bunga bangkai dan bunga raffles yang juga menarik dijadikan objek penelitian.

Sasaran wisata sains ini sangat eksklusif, hanya orang-orang yang tertarik dengan peristiwa alam tersebut. Karenanya, ia bisa dikemas menjadi mahal dan bernilai ekonomi tinggi.



Keempat, Wisata 'Budaya Special Event'



Beberapa event budaya bisa dikemas menjadi destinasi wisata yang eksklusif. Terutama event budaya yang langka, jarang dilakukan. Seperti Karapan Sapi di Madura, Ngaben di Bali, atau upacara pemakaman di Toraja.

Selain budaya yang bersifat ritus, ada juga budaya yang melawan arus modernisasi seperti kehidupan Suku Bajo yang tinggal di atas air, kehidupan suku Badui di Banten atau suku Kajang di Sulsel yang konsisten menyatu dengan alam di tengah pesatnya perkembangan teknologi.




Kelima, Wisata Bahari Spesial



Sail Indonesia yang digelar setiap tahun merupakan satu wisata bahari menarik namun belum leading sebagai destinasi internasional. Lagi-lagi, ini beririsan dengan wisata alam. Namun memiliki perbedaan spesifik karena tempatnya khusus dan berganti setiap tahun.

Selain itu, Sail Indonesia yang digagas oleh Fadel Muhammad, Menteri Kelautan di era Presiden SBY, juga berfokus pada pulau-pulau yang belum popular sehingga berbeda dengan destinasi wisata bahari yang sudah mainstream.



Keenam, Wisata Belanja



Indoensia jadi surga wisata belanja, bukan hanya impian belaka. Ada beberapa spot belanja legendaris di negeri kita. Bahkan telah didatangi oleh pemimpin dunia. Seperti Blok B Tanah Abang yang belum lama ini dikunjungi oleh Presiden Jokowi bersama Presiden Filipina, Mr. Duterte. Tanah Abang memang terenal karena disebut-sebut sebagai pusat grosi terbesar di Asia Tenggara.

Ada pula Trade Mall LTC Glodok yang menurut data dikunjungi turis asing sekitar 3-4 persen dari total pengunjung ke tempat tersebut. Di Bandung, Pasar Baru juga rutin dikunjungi turis dari negeri jiran : Malaysia, Singapura dan Brunei.

Pusat-pusat perbelanjaan Indonesia memang potensial menyedot pecinta shopping karena memiliki kekhasan tersendiri. Blok B Tanah Abang dan Pasar Baru dengan produk fashionnya, LTC Glodok yang banyak dikunjungi turis asal China, Australia dan New Zealand terkenal sebagai pusat sparepart otomotif, elektronik, hingga perlengkapan elektrikal.



Ketujuh, Wisata Sejarah Kuno



Bagi banyak turis, pesona wisata sejarah mungkin kalah pamor dengan wisata alam atau budaya. Padahal, wisata sejarah sebetulnya bisa menyajikan mozaik cerita tentang peradaban nusantara masa lampau seperti epos atlantis.

Di balik sejarah juga terhampar keindahan, heroisme atau bahkan kisah cinta yang mengharu biru. Dimana kisah-kisah tersebut bisa diangkat dari balik khazanah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia.





Nah, dari tujuh jenis wisata antimainstream yang disebutkan di atas, agan doyan yang mana? Ritual budaya khusus seperti pemakaman Toraja, event Moto GP (jika diadakan di Indonesia) atau malah doyan belanja?

Bagi pengalaman, pendapat dan harapan agan di sini