- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Korban Terakhir Tembok Berlin


TS
kaskuscendolkom
Korban Terakhir Tembok Berlin

Spoiler for Tembok Pembelah Bangsa:
Spoiler for Pernyataan Ulbricht:

Quote:
"Tidak seorangpun berencana untuk membangun tembok!" Demikian diucapkan pimpinan Jerman Timur (DDR) Walter Ulbricht pada tanggal 15 Juni 1961 dalam sebuah konferensi pers di depan wartawan internasional. Dua bulan kemudian datang perintah darinya untuk menutup daerah perbatasan di Berlin.
Spoiler for Sebuah Kota Dibelah:

Quote:
Pagi hari tanggal 13 Agustus 1961, para petugas perbatasan dibantu oleh polisi dan kelompok para militer mulai membangun barikade di sepanjang perbatasan.
Spoiler for Tembok Dibangun:

Quote:
Beberapa hari kemudian, para pekerja mulai membangun tembok. Tembok dari batu bata kini mulai mengganti kawat berduri yang membelah kota Berlin.
Spoiler for Kesempatan Terakhir:

Quote:
Dengan persetujuan Moskow, celah perbatasan terakhir, yang memungkinkan warga Berlin Timur menyelinap ke Barat, ditutup. Pada tanggal 15 Agustus 1961, seorang polisi berusia 19 tahun, Conrad Schumann, lengkap dengan seragam dan senjatanya meloncat menuju kebebasan.
Spoiler for Checkpoint Charlie:

Quote:
Di gerbang perbatasan AS "Checkpoint Charlie“ secara demonstratif tank AS mondar-mandir di depan tank-tank Soviet. Namun akhirnya kedua pihak menarik mundur tentaranya. Pasukan AS masih memiliki hak untuk menyeberang ke Berlin Timur.
Spoiler for Saksi Sejarah:

Quote:
Garis pembatas tampak paling menyolok di Jalan Bernauer. Tembok pemisah dibangun tepat di depan rumah-rumah di wilayah Berlin Timur. Sementara trotoar masuk ke wilayah Berlin Barat. Jalan ini merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dramatis, usaha untuk menyeberang ke Barat. Di jalan inilah, jatuh korban Tembok Berlin pertama.
Spoiler for Peristiwa Dramatis:

Quote:
Satu hari sebelum ulang tahunnya ke 59, pada tanggal 22 Agustus 1961, Ida Siekmann melompat dari apartemennya di tingkat 3 di Jalan Bernauer No. 48. Ia berhasil melompati tembok pembatas, tapi jatuh terbanting ke trotoar dan tewas. Setelah kejadian ini, seluruh jendela rumah yang menghadap ke Berlin Barat juga ditembok.
Spoiler for Catatan Mengerikan:

Quote:
11 hari setelah dibangunnya Tembok Berlin, pada tanggal 24 Agustus 1961, seorang warga Berlin Timur ditembak mati ketika mencoba menyeberang ke Barat. Antara tahun 1961 sampai 1989, sedikitnya 136 warga yang berusaha menyelinap ke Barat tewas.
Spoiler for Akhir Masa Kelam:

Quote:
Selama 28 tahun lamanya, Tembok Berlin menjadi simbol konflik antara Barat dan Timur dan simbol perpecahan Jerman. Dengan dibukanya perbatasan pada tanggal 9 November 1989, Tembok Berlin hanya menjadi bagian kelam dari sejarah Jerman.
Spoiler for Negara Yang Terbelah dan Bersatu Kembali:
Spoiler for 9 November 1989 - Perbatasan Dibuka:

Quote:
Seorang anggota politbiro, Günter Schabowski, dalam satu konferensi pers mengatakan, warga Jerman Timur bisa pergi ke luar negeri tanpa perlu visa. Setelah penundaan yang menyebabkan warga berdesak-desakan di gerbang perbatasan, akhirnya pintu perbatasan kembali dibuka. Tembok Berlin runtuh. "Kita warga Jerman, warga yang kini paling berbahaiga," dikatakan walikota Berlin Walter Momper.
Spoiler for 18 Maret 1990 - Pemilu Bebas Pertama di Jerman Timur:

Quote:
Suasana yang makin panas di Jerman Timur memaksa parlemen memajukan pemilu yang bebas. Tema kampanye yang paling bergaung adalah isu penyatuan Jerman. Pemilu dimenangkan Aliansi Pro Jerman. Ini mempercepat penyatuan kembali Jerman. 12 April 1990, Lothar de Maizière terpilih sebagai presiden Jerman Timur.
Spoiler for 1 Juli 1990 - Penyatuan Mata Uang:

Quote:
Pertengahan tahun 1990, Jerman Timur makin terancam bubar. 15 ribu warga setiap minggunya lari meninggalkan negeri ini. Demonstrasi memaksa pemerintah memakai mata uang bersama. 1 Juli, pukul 00:00, D-Mark menjadi mata uang Jerman Timur. Satu langkah awal yang penting dalam penyamarataan standar hidup warga di wilayah barat dan timur Jerman.
Spoiler for 16 Juli 1990 - Awal Sejarah Dunia di Gubuk Kecil:

Quote:
Di rumah berburu milik Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev di Kaukasus dibuat terobosan penting antara Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl dan Gorbachev: Jerman akan mendapat lagi kedaulatan penuh. Imbalan bagi Moskow: Uni Soviet mendapat bantuan dana sebesar 63 juta Mark, yang antara lain dipakai untuk penarikan mundur pasukan militernya dari wilayah Jerman.
Spoiler for 23 Agustus 1990: Jerman Timur Setuju Bersatu Kembali:

Quote:
Lothar de Maizière (kanan) memanggil parlemen untuk rapat darurat. Keputusannya: "Mulai tanggal 3 Oktober 1990, Jerman TImur akan masuk dalam cakupan hukum negara Jerman seperti yang tertera dalam paragraf 23 konstitusi negara Jerman." Kepala Partai PDS Gregor Gysi (kiri) menyebut tanggal 3 Oktober sebagai "hari runtuhnya Republik Demokrasi Jerman."
Spoiler for 12 September 1990 - Andil Banyak Pihak:

Quote:
Sejak bulan Mei, para menteri luar negeri keempat negara pendudukan (AS; Uni Soviet, Inggris, Perancis) dan kedua negara Jerman telah tiga kali bersidang. Di Moskow, 12 September 1990, ditandatangani kesepakatan oleh keenam menteri luar negeri: Jerman tidak boleh melanggar garis batas yang telah ditetapkan, serta diberikan kedaulatan penuh.
Spoiler for 3 Oktober 1990 - Hari Bersejarah bagi Jerman:

Quote:
Jerman Timur bubar. Di malam tanggal 2 Oktober, warga Jerman merayakan penyatuan kembali dengan membunyikan lonceng gereja dan menyulut kembang api. Ratusan ribu warga berkumpul di depan gedung parlemen Jerman Reichstag di Berlin. Seluruh dunia turut menyaksikan peristiwa besar ini.

Quote:
Tanggal 5 Februari 1989, seorang warga Berlin Timur mencoba lari ke barat dengan menyeberangi tembok. Ia tewas, korban jiwa terakhir tembok Berlin yang diruntuhkan bulan November, tahun itu juga.
Sebuah kekeliruan fatal menyesatkan Chris Gueffroy untuk mencoba lari ke barat, Februari 1989. Seorang tentara yang berkawan dengannya mengatakan, perintah tembak di tempat bagi para penyeberang tembok dicabut.
Chris yang berusia 20 tahun, merasa terkungkung di Republik Demokrasi Jerman Timur, DDR. Dan ketika terancam wajib militer, ia dan seorang temannya memutuskan untuk menyeberangi tembok.
Tanggal 5 Februari 1989, malam hari, keduanya bersembunyi di sebuah taman kecil, persis di perbatasan antara Berlin Barat dan Timur. Tanpa alat bantu, mereka mencoba memanjat tembok dan berbunyilah sirene tanda bahaya.
Saksi mata menuturkan, mereka mendengar sedikitnya 10 kali tembakan dan melihat seorang pria diangkut dengan kendaraan.
Chris Gueffroy tewas di tempat dalam hitungan menit, sementara temannya luka parah dan dibawa ke penjara. Jajaran kepemimpinan di Jerman Timur mencoba menutup-nutupi kematian Gueffroy.
Dalam surat kepada pemimpin tertinggi DDR, Erich Honnecker, Menteri Keamanan Negara, yang lebih dikenal dengan Stasi, Erich Mielke, kemudian menerangkan bahwa ia mengambil tindakan untuk mencegah kerugian bagi DDR. Termasuk membatasi laporan pada keluarga korban.
Dua hari setelah penembakan barulah keluarga Gueffroy mendapat pemberitahuan bahwa putra mereka telah tiada. Ia tewas ketika menyerang barikade militer, demikian keterangan singkat yang diberikan pihak Stasi.
Tetapi, keluarga Gueffroy tinggal dekat tembok dan juga mendengar bunyi tembakan di malam yang naas itu. Dua minggu kemudian pihak keluarga memasang iklan duka cita di koran "Berliner Zeitung“. Kata yang dipilih adalah kecelakaan, sesuai aturan bahasa yang ditetapkan. Upacara pemakaman dihadiri banyak wartawan Barat.
Malamnya, penyiar stasiun radio Berlin Barat RIAS memberitakan, "Rumusan tidak jelas tentang tragisnya cara Chris menutup mata untuk selamanya, diulang berkali-kali dalam sambutan yang disampaikan para pembicara profesional, siang ini. Lebih banyak tentang sebab resmi kematian, tidak terdengar. Para agen Stasi menyebar di pemakaman. Beberapa warga sipil bahkan hadir dalam upacara perabuan di aula pemakaman.“
Chris Gueffroy adalah korban jiwa terakhir Tembok Berlin. Sembilan bulan kemudian Tembok Berlin runtuh.
Pada awal tahun 90-an, tentara yang menembak Chris Gueffroy, divonis 3,5 tahun penjara. Lalu, tahun 1997, politbiro DDR harus mempertanggungjawabkan perintah tembak di tempat bagi mereka yang menyeberangi tembok. Pengganti Honecker, Egon Krenz dihukum 6,5 tahun penjara.
Karin, ibu Chris Gueffroys mencermati seluruh proses pengadilan. Ia mengatakan, "Jangan bilang kepuasan, kami tidak merasa demikian. Tapi ini adalah hal yang senantiasa kami impikan, yaitu keadilan, yang selama ini tidak kami peroleh.“

Lokasi, di mana Chris Gueffroy mencoba memanjat tembok, kini dilewati para pejalan kaki dan pengendara sepeda. Sementara potongan temboknya dipindahkan ke sebuah taman, sebagai tugu peringatan untuk mengenang anak muda terakhir yang ditembak di Tembok Berlin.

Senat kota Berlin menetapkan pendirian tugu itu Juni 2003, pada ulang tahun Chris yang ke 35.
Sebuah kekeliruan fatal menyesatkan Chris Gueffroy untuk mencoba lari ke barat, Februari 1989. Seorang tentara yang berkawan dengannya mengatakan, perintah tembak di tempat bagi para penyeberang tembok dicabut.
Chris yang berusia 20 tahun, merasa terkungkung di Republik Demokrasi Jerman Timur, DDR. Dan ketika terancam wajib militer, ia dan seorang temannya memutuskan untuk menyeberangi tembok.
Tanggal 5 Februari 1989, malam hari, keduanya bersembunyi di sebuah taman kecil, persis di perbatasan antara Berlin Barat dan Timur. Tanpa alat bantu, mereka mencoba memanjat tembok dan berbunyilah sirene tanda bahaya.
Saksi mata menuturkan, mereka mendengar sedikitnya 10 kali tembakan dan melihat seorang pria diangkut dengan kendaraan.
Chris Gueffroy tewas di tempat dalam hitungan menit, sementara temannya luka parah dan dibawa ke penjara. Jajaran kepemimpinan di Jerman Timur mencoba menutup-nutupi kematian Gueffroy.
Dalam surat kepada pemimpin tertinggi DDR, Erich Honnecker, Menteri Keamanan Negara, yang lebih dikenal dengan Stasi, Erich Mielke, kemudian menerangkan bahwa ia mengambil tindakan untuk mencegah kerugian bagi DDR. Termasuk membatasi laporan pada keluarga korban.
Dua hari setelah penembakan barulah keluarga Gueffroy mendapat pemberitahuan bahwa putra mereka telah tiada. Ia tewas ketika menyerang barikade militer, demikian keterangan singkat yang diberikan pihak Stasi.
Tetapi, keluarga Gueffroy tinggal dekat tembok dan juga mendengar bunyi tembakan di malam yang naas itu. Dua minggu kemudian pihak keluarga memasang iklan duka cita di koran "Berliner Zeitung“. Kata yang dipilih adalah kecelakaan, sesuai aturan bahasa yang ditetapkan. Upacara pemakaman dihadiri banyak wartawan Barat.
Malamnya, penyiar stasiun radio Berlin Barat RIAS memberitakan, "Rumusan tidak jelas tentang tragisnya cara Chris menutup mata untuk selamanya, diulang berkali-kali dalam sambutan yang disampaikan para pembicara profesional, siang ini. Lebih banyak tentang sebab resmi kematian, tidak terdengar. Para agen Stasi menyebar di pemakaman. Beberapa warga sipil bahkan hadir dalam upacara perabuan di aula pemakaman.“
Chris Gueffroy adalah korban jiwa terakhir Tembok Berlin. Sembilan bulan kemudian Tembok Berlin runtuh.
Pada awal tahun 90-an, tentara yang menembak Chris Gueffroy, divonis 3,5 tahun penjara. Lalu, tahun 1997, politbiro DDR harus mempertanggungjawabkan perintah tembak di tempat bagi mereka yang menyeberangi tembok. Pengganti Honecker, Egon Krenz dihukum 6,5 tahun penjara.
Karin, ibu Chris Gueffroys mencermati seluruh proses pengadilan. Ia mengatakan, "Jangan bilang kepuasan, kami tidak merasa demikian. Tapi ini adalah hal yang senantiasa kami impikan, yaitu keadilan, yang selama ini tidak kami peroleh.“

Lokasi, di mana Chris Gueffroy mencoba memanjat tembok, kini dilewati para pejalan kaki dan pengendara sepeda. Sementara potongan temboknya dipindahkan ke sebuah taman, sebagai tugu peringatan untuk mengenang anak muda terakhir yang ditembak di Tembok Berlin.

Senat kota Berlin menetapkan pendirian tugu itu Juni 2003, pada ulang tahun Chris yang ke 35.
SUMBER
Diubah oleh kaskuscendolkom 06-11-2016 08:55
0
2.8K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan