Aii mak bre, elu udah pada lupa pepatah lama "nggak bakal ada asap klo nggak ada api" ya bre?

Buni Yani emang salah mengutif perkataan Ahok soal Al-Maidah ayat 51, tapi esensi kedua kalimat itu sama. Benar bre, sama-sama melecehkan Al-Maidah ayat 51, dan secara nggak langsung juga sudah melecehkan kitab suci agama Islam.

"Dibohongi Al-Maidah ayat 51" memang terang-terang menyebut klo ayat itu sudah membohongi umat Islam. Namun, bukan berarti Ahok jadi benar dengan menggunakan kata "pakai". Justru, Ahok malah menyebut ulama (penceramah menggunakan ayat tersebut) sama bohongnya dengan Al-Maidah ayat 51 dengan menggunakan kata "pakai" di kalimatnya.

Gw bakal mengabaikan pembelaan-pembelaan atas Ahok soal kalimat diatas. Karena biar bukan siapa juga, gw jauh lebih tahu soal Islam dibanding Ahok yang sama sekali nggak punya kompetensi bicara soal Islam.

Aksi 4 November sudah selesai. Dan hasilnya, Presiden Jokowi menyatakan bakal nyelesein kasus ini dengan cepat, tegas dan tranparan dengan tempo selambat-lambatnya 2 minggu, dan itulah yang dituntuk para pendemo Jum'at kemaren.

Ditunggangi? Mungkin benar. Tapi itu wajar, karena politik memang demikian. Namun, ada nggak-nya Pilkada DKI yang sudah didepan mata, Ahok pun akan dikejar-kejar karena kalimat yang sudah melecehkan kitab suci itu.

Salah Ahok sendiri mulut nggak dijaga, jadinya jadi sasaran empuk kompatitornya. Salah Polisi sendiri yang mengulur-ulur waktu, pake istilah tunggu izin Presiden segala. Jadi menimbulkan kesan Polisi dan Presiden melindungi Ahok.

Sudah minta maaf? Ya bener bre, Ahok sudah minta maaf dan membenarkan perbuatannya, dan gw yakin ulama dan umat Islam pada umumnya sudah memaafkan beliau. Tapi apa iya, proses hukum juga harus segera dihentikan? Ah, klo kyak gitu biar bukan pembunuh Mirna juga, mending Jessica Wongso ngaku dan minta maaf biar proses hukum selesai.