- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Dua Tahun Sudah Aku Memendam Rasa


TS
widiwidiwidi
Dua Tahun Sudah Aku Memendam Rasa
Dua tahun sudah aku memendam rasa.
Kami dipertemukan oleh satu unit kegiatan mahasiswa yang sama, sebut saja Marching Band. Kami juga memainkan instrumen yang sama, membuat kamu sering berinteraksi dalam mempelajari instrumen yang baru bagi masing-masing dari kami. Bagiku ia sangat menarik, bahkan sejak perjumpaan pertama kami.
Tahun lalu, kami mengikuti suatu kejuaraan besar. Setiap hari kami berlatih bersama, berjuang bersama, berkeringat terbakar mentari dan menggigil diterpa hujan bersama. Bagiku, masa-masa itulah masa yang membahagiakan bagiku, karena aku selalu punya alasan untuk mengaguminya.
Dia tampan, terlihat seperti lelaki baik-baik, dan lain sebagainya. Harus kuakui, banyak wanita yang pun menyukainya karena hal-hal itu.
Di depan teman-teman satu instrumennya, dia tak malu menampakkan sisi lain dirinya: freak, mesum, ngeselin... Aku ingat dulu aku pun agak tertarik karena dia cukup tampan, tapi setelah aku tahu semua busuk-busuknya, justru aku semakin mengaguminya. Sayangnya, dua tahun berjalan dan aku hanya bisa mengaguminya dalam diam. Ada hal yang kusembunyikan dari teman-teman UKMku yang aku tak ingin mereka tahu, dan aku takut dia juga tahu. Mungkin itu mengapa aku ragu untuk mengatakan hal perihal cinta padanya, karena aku takut ia mengetahui betapa busuknya diriku.
Dua tahun, aku memendam rasa dalam diam.
Dia orang pendiam, tapi aku jauh lebih pendiam daripadanya. Aku selalu ingin ada bersamanya namun aku tak tahu apa yang bisa kubicarakan dengannya.
Selama ini, aku merasa nyaman mencintainya dalam diam. Aku mungkin salah satu orang yang berprinsip bahwa aku tidak ingin pacaran, ingin berpacaran setelah menikah saja, sehingga aku merasa nyaman dengan kediaman ini. Walau sesungguhnya aku khawatir suatu saat dia akan menjalin cinta dengan wanita lain.
Dan hari ini, kekhawatiranku terjadi.
Wanita itu, juniorku di UKM, dan berbeda agama dengan lelaki yang kukagumi itu.
Aku menyesali diamku selama ini.
Aku kecewa karena dia tipe orang yang pacaran.
Dan aku kecewa, mengapa ia melakukan pendekatan dengan wanita yang beda agama.
Aku baru saja menangis, aku menyesal dan kecewa, tapi aku rasa tidak ada gunanya.
Tuhan, jika kami memang berjodoh, pertemukanlah kami dalam cara yang indah. Jika memang kami tidak berjodoh, pertemukanlah kami dengan yag lebih baik lagi
Kami dipertemukan oleh satu unit kegiatan mahasiswa yang sama, sebut saja Marching Band. Kami juga memainkan instrumen yang sama, membuat kamu sering berinteraksi dalam mempelajari instrumen yang baru bagi masing-masing dari kami. Bagiku ia sangat menarik, bahkan sejak perjumpaan pertama kami.
Tahun lalu, kami mengikuti suatu kejuaraan besar. Setiap hari kami berlatih bersama, berjuang bersama, berkeringat terbakar mentari dan menggigil diterpa hujan bersama. Bagiku, masa-masa itulah masa yang membahagiakan bagiku, karena aku selalu punya alasan untuk mengaguminya.
Dia tampan, terlihat seperti lelaki baik-baik, dan lain sebagainya. Harus kuakui, banyak wanita yang pun menyukainya karena hal-hal itu.
Di depan teman-teman satu instrumennya, dia tak malu menampakkan sisi lain dirinya: freak, mesum, ngeselin... Aku ingat dulu aku pun agak tertarik karena dia cukup tampan, tapi setelah aku tahu semua busuk-busuknya, justru aku semakin mengaguminya. Sayangnya, dua tahun berjalan dan aku hanya bisa mengaguminya dalam diam. Ada hal yang kusembunyikan dari teman-teman UKMku yang aku tak ingin mereka tahu, dan aku takut dia juga tahu. Mungkin itu mengapa aku ragu untuk mengatakan hal perihal cinta padanya, karena aku takut ia mengetahui betapa busuknya diriku.
Dua tahun, aku memendam rasa dalam diam.
Dia orang pendiam, tapi aku jauh lebih pendiam daripadanya. Aku selalu ingin ada bersamanya namun aku tak tahu apa yang bisa kubicarakan dengannya.
Selama ini, aku merasa nyaman mencintainya dalam diam. Aku mungkin salah satu orang yang berprinsip bahwa aku tidak ingin pacaran, ingin berpacaran setelah menikah saja, sehingga aku merasa nyaman dengan kediaman ini. Walau sesungguhnya aku khawatir suatu saat dia akan menjalin cinta dengan wanita lain.
Dan hari ini, kekhawatiranku terjadi.
Wanita itu, juniorku di UKM, dan berbeda agama dengan lelaki yang kukagumi itu.
Aku menyesali diamku selama ini.
Aku kecewa karena dia tipe orang yang pacaran.
Dan aku kecewa, mengapa ia melakukan pendekatan dengan wanita yang beda agama.
Aku baru saja menangis, aku menyesal dan kecewa, tapi aku rasa tidak ada gunanya.
Tuhan, jika kami memang berjodoh, pertemukanlah kami dalam cara yang indah. Jika memang kami tidak berjodoh, pertemukanlah kami dengan yag lebih baik lagi

0
3.3K
39


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan