Jokowi: Saya Sesalkan Demo Jadi Rusuh karena Ditunggangi Aktor Politik
TS
aghilfath
Jokowi: Saya Sesalkan Demo Jadi Rusuh karena Ditunggangi Aktor Politik
Spoiler for Jokowi: Saya Sesalkan Demo Jadi Rusuh karena Ditunggangi Aktor Politik:
M Iqbal - detikNews
Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas darurat membahas situasi Jakarta pasca demonstrasi besar-besaran siang tadi. Jokowi menyesalkan, demonstrasi berakhir ricuh.
"Kita menyesalkan, kejadian ba'da Isya yang seharusnya sudah bubar tetapi menjadi rusuh dan ini kita lihat telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanaskan situasi," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Sabtu (5/11/2016).
Jokowi memberi penjelasan didampingi Menko Polhukam Wiranto, Seskab Pramono Anung, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menag Lukman Hakim, Ka BIN Jenderal Budi Gunawan dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Presiden awalnya senang melihat demonstrasi berjalan lancar dan damai. Apalagi para ulama bisa mengendalikan massa agar tetab tertib.
"Terima kasih kami sampaikan kepada ulama, kyai, habaib, ustad yang telah memimpin umatnya yang menyejukkan sehingga sampai magrib berjalan dengan tertib dan damai," jelas Jokowi.
Spoiler for Pertemuan Dengan Ketua MPR dan Komisi III Selesai, Pedemo Bubarkan Diri:
Arief Ikhsanudin - detikNews Pertemuan Dengan Ketua MPR dan Komisi III Selesai, Pedemo Bubarkan Diri
Jakarta - Pedemo yang bertahan di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat mulai membubarkan diri. Hal ini seiring berakhirnya pertemuan antara Ketua MPR Zulkifli Hasan, anggota Komisi III DPR RI dan delapan perwakilan pedemo di gedung parlemen.
Pantauan detikcom di Gedung DPR, Sabtu dini hari (5/11/2016) massa mulai membubarkan diri sekitar pukul 04.00 WIB. Pertemuan antara para wakil rakyat dengan perwakilan pedemo berlangsung selama sekitar 1,5 jam sejak pukul 02.00 WIB.
Seusai pertemuan, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Anggota Komisi III DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan Aboe Bakar Alhabsyi langsung menaiki mobil komando yang biasa dipakai oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab berorasi. Dalam orasinya, Zulkifli Hasan berharap para pedemo bisa pulang setelah adanya perjanjian antara Komisi III DPR dengan perwakilan pedemo.
"Saya berharap dan berdoa ini bisa berhasil dengan baik. Pulang ke tempat masing-masing. Lancar semuanya," ujar Zulkifli di depan para pedemo yang bertahan di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Selain itu, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut juga manyatakan bahwa Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah berjanji akan memanggil calon petahana Pilgub DKI Basuki Tjahja Purnama (Ahok) pada Senin (7/11).
"Kapolri berjanji nanti Senin, Ahok akan diperiksa," ujar Zulkifli.
Saat ini, massa mulai meninggalkan depan Gedung DPR menggunakan bus yang disediakan oleh DPR. Untuk pedemo yang tinggal di luar kota, disediakan bus serta uang saku oleh DPR. Sedangkan untuk pedemo yang tinggal di Jabodetabek juga disediakan bus oleh DPR bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi.
Saat JK Gantikan Peran Jokowi yang Tak Bisa Pulang ke Istana...
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menggantikan peran Presiden Joko Widodo untuk menerima perwakilan demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa di sekitar Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/11/2016) siang.
JK turun tangan karena Jokowi yang diinginkan demontsran tidak berada di Istana selama aksi unjuk rasa berlangsung sejak Jumat siang hingga sore hari.
Menjelang waktu Shalat Jumat, Jokowi justru meninggalkan Istana. Menggunakan mobil RI 1 dengan pengawalan Paspampres, Kepala Negara keluar lewat gerbang belakang yang menembus jalan Veteran III.
Saat itu gerbang utama Istana yang menembus jalan Merdeka Utara memang sudah dipadati pendemo. Mereka menuntut proses hukum terhadap calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 2 Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menistakan agama.
Kepergian Jokowi ini mendadak dan tidak ada di jadwal resmi dari Biro Pers Istana Kepresidenan. Sehari sebelumnya, Jokowi juga menyatakan akan berada di Jakarta. Nyatanya, Jokowi blusukan meninjau proyek infrastruktur ke Bandara Soekarno-Hatta, yang sudah masuk wilayah Tangerang.
Jokowi sebenarnya sudah menugaskan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Namun pendemo tidak bersedia dan ingin langsung bertemu Presiden.
Akhirnya setelah negosiasi yang cukup alot, perwakilan demonstran bersedia untuk bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kalla yang sebelumnya sempat memantau demo dari halaman Istana pun langsung menyanggupi untuk menerima perwakilan demonstran di ruang kerjanya.
Sekitar pukul 17.36 WIB, tiga orang perwakilan pendemo tiba di Kantor Wapres. Mereka yakni Bachtiar Nashir, Zaitun, dan Misbah. Ketiganya langsung menuju ruang kerja JK dan pertemuan berlangsung tertutup.
Dari pihak pemerintah, selain Wiranto dan Lukman, juga hadir Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi.
Mewakili Parlemen, hadir juga Anggota Komisi III DPR Arsul Sani (PPP), Aboe Bakar Alhabsy (PKS), dan Taufiqulhadi (Nasdem) serta Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad. Hadir pula Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Pertemuan selama 30 menit itu menghasilkan keputusan bahwa proses hukum terhadap Ahok akan selesai dalam waktu dua pekan.
"Kesimpulannya ialah dalam hal (kasus) Saudara Ahok, kita akan tegakkan, laksanakan dengan hukum yang tegas dan cepat. Oleh Kapolri, dijanjikan selesai dalam dua minggu pelaksanaan yang cepat itu," kata JK.
Saat menyampaikan pernyataannya itu kepada wartawan, JK didampingi Kapolri serta perwakilan demonstran. Setelah ada kesepakatan demonstran dan pemerintah yang diambil, sebagian besar demonstran mulai berangsur meninggalkan lokasi.
Kebetulan saat itu juga sudah lewat pukul 18.00 WIB, batas waktu unjuk rasa bisa dilakukan. Namun sebagian massa tetap bertahan di lokasi. Akhirnya, kericuhan pun tidak terhindarkan.
Sejumlah massa menyerang polisi yang berjaga, yang harus dibalas oleh polisi dengan menembakkan gas air mata. Ada sejumlah kendaraan yang dibakar. Kericuhan bahkan bukan hanya terjadi di sekitar Istana, namun juga di penjaringan. Untungnya kerusuhan segera bisa diredam dan tidak memakan korban jiwa.
Presiden Jokowi sendiri baru terpantau berada di Istana saat memimpin rapat terbatas menjelang dini hari. Usai memimpin ratas, Jokowi menyampaikan pernyataan sikap. Ia mengapresiasi unjuk rasa yang berjalan kondusif dari pagi hingga sore hari. Namun ia menyesalkan terjadinya kerusuhan di malam harinya.
"Kami menyesalkan kejadian ba’da Isya yang seharusnya sudah bubar, tetapi menjadi rusuh. Dan ini kita lihat telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi tanpa menyebut siapa aktor yang dimaksud.
Jokowi juga mengungkapkan bahwa langkah Jusuf Kalla yang bertemu dengan para pendemo sudah sesuai dengan perintahnya.
"Dalam pertemuan itu, telah disampaikan bahwa proses hukum terhadap saudara Basuki Tjahaja Purnama akan dilakukan secara tegas, cepat, dan transparan," tambah Jokowi.
Jokowi meminta para pengunjuk rasa untuk kembali pulang ke rumah masing-masing dan ke daerah masing-masing dengan tertib. Dalam jumpa pers itu, terjawab juga kenapa Jokowi tidak buru-buru pulang ke Istana setelah meninjau proyek Infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut Seskab Pramono Anung, Presiden sebenarnya sudah tiga sampai empat kali berkomunikasi dengan dia dan Mensesneg untuk pulang ke Istana.
"Tapi karena seluruh jalan tidak memungkinkan untuk kehadiran beliau, disarankan oleh Danpaspampres untuk tidak ke Istana," ucap Pramono.
Jalan di sekitar Istana, yakni Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Utara memang baru lengang setelah demonstran dibubarkan pukul 21.00 WIB. Kendati demikian, sebenarnya ada akses dari jalan Juanda dan Veteran III yang tidak tertutup oleh pendemo.
Abaikan Rakyat
Sikap Jokowi yang tidak berada di Istana menuai kritik. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Jokowi sudah melakukan kesalahan fatal. "Presiden mengambaikan demo terbesar dalam sejarah Indonesia. Enggak pernah ada demo sebesar itu," kata Fahri saat dihubungi, Jumat (4/11/2016).
Fahri yang ikut serta dalam aksi unjuk rasa menilai, dengan sikap ini Jokowi bisa kehilangan simpati rakyat. Jokowi yang selama ini mengklaim dekat dengan rakyat, lanjut Fahri, justru mengabaikan suara rakyat yang sudah datang ke istananya.
"Massa datang dari seluruh pelosok negeri masa enggak dianggap? Kayak enggak punya leadership. Kayak enggak punya perasaan sebagai pemimpin," kecam Fahri yang juga ikut aksi di DPR.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon, yang juga ikut aksi demo, menyampaikan hal serupa dengan Fahri. "Apakah Presiden belum melihat dan mendengar keinginan sebagian rakyat, apakah Presiden masih mau menutup mata dalam aksi terbesar dalam sejarah kita?" kata dia.
Sementara, sejumlah demonstran yang tidak puas masih memilih bertahan di depan Gedung DPR-MPR hingga Sabtu dini hari. Massa meminta agar diizinkan menginap di rumah Wakil rakyat.
Sebagian pimpinan parlemen sudah mengizinkan massa masuk, namun pengamanan baik di luar maupun di dalam gedung DPR sudah diambil alih oleh TNI-Polri, bukan lagi oleh pengamanan dalam DPR.
Fahri Hamzah mengatakan, pengambilalihan pengamanan ini berkat persetujuan Ketua DPR Ade Komarudin. Akses masuk atau pun keluar Kompleks Parlemen ditutup total.
Akhirnya, Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan sejumlah anggota DPR seperti Sufmi Dasco Ahmad, Aboe Bakar Alhabsy (PKS) dan Muchlisin (PKB) menemui demonstran dari luar gedung.
Ga usah tunduk pada tekanan selama masih dalam koridor konstitusi, tuntutannya aja sudah ga masuk akal, mau menang sendiri, mau benar sendiri, jadi enak bener demo ini, kasih makan, lempar/pukul polisi, pulang diantar dan dikasih uang saku