Jakarta, CNN Indonesia ‐‐ Polisi menjaga ketat rumah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Perumahan Mutiara Indah, Pluit, Jakarta Utara. Sejumlah petugas dengan perlengkapan disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya massa pengunjuk rasa pada Jumat malam (4/11).

http://cnnindonesia.com/nasional/201...s-dijaga-ketat




Saat ini gerbang kompleks sudah dikunci rapat dan hanya penghuni yang boleh masuk. Sejumlah polisi dan TNI terlihat ada di dalam kompleks itu.

Sejumlah kabar menyebut ada massa yang mengarah ke perumahan tersebut. Namun dihadang oleh sejumlah petugas di jalan sebelum kompleks.

Sejak sore, kabar bakal ada kerusuhan di wilayah tersebut terus berembus. Warga bahkan sempat khawatir dan memilih untuk tak beraktivitas di luar rumah.

Siang tadi sejumlah orang juga sudah mendatangi kompleks perumahan Ahok dan meminta Gubernur Nonaktif DKI Jakarta itu untuk keluar.
Lihat juga:

Kondisi Mencekam, Polisi Tambah Personel di Penjaringan
Setelah bentrok pecah di depan Istana Negara, massa bubar di wilayah tersebut. Massa kemudian terkonsentrasi di wilayah lain. Jakarta Utara menjadi kawasan di mana terjadi kerusuhan lanjutan.

Di Penjaringan terjadi penjarahan sebuah minimarket. Namun petugas mengklaim sudah bisa mengendalikan situasi di sana.

"Satu Alfamart dijarah massa dari Kampung Luar Batang. Situasi bisa dikendalikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono.
Lihat juga:

Minimarket di Penjaringan Dijarah Massa, Situasi Terkendali
Situasi di Luar Batang, Jakarta Utara, juga sempat mencekam. Ratusan polisi dengan peralatan lengkap berjalan menyisir kawasan tersebut untuk menghalau dan mencegah terjadinya kericuhan lanjutan akibat demo yang berujung bentrok di depan Istana Negara.

Pantauan CNNIndonesia.com, ratusan petugas itu mengenakan rompi pelindung tubuh, helm, pentungan, hingga senapan pelontar gas air mata. Aparat berusaha mencairkan rombongan-rombongan massa yang terlihat di kawasan Luar Batang.



"Ada satu hal yg prioritas isu ulama tertembak peluru karet, kalo tidak diredam we gak tau akan jadi apa jakarta"