- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dituding Provokator, Kameramen Kompas TV Dipukuli Pendemo


TS
hadji.lulungan
Dituding Provokator, Kameramen Kompas TV Dipukuli Pendemo
Quote:
Jumat, 04 November 2016 , 19:28:00
Kamerawan Dituding jadi Provokator, Reporter Berlinang Air Mata

Kamerawan Kompas TV Guntur (kanan) bersama reporter Kompas TV Mutiara (kiri). Foto: Ken Girsang/JPNN.com
JAKARTA - Unjuk rasa di samping Istana Negara sempat memanas usai salat magrib, Jumat (4/11).
Teriakan-teriakan mengecam agar Basuki Tjahaja Purnama terus bergema, meski batas waktu berunjuk rasa sebagaimana peraturan yang ada telah lewat.
Lemparan-lemparan air minum kemasan mulai berhamburan. Di tengah aksi tersebut, tiba-tiba sekitar pukul 18.40 WIB terdengar teriakan 'provokator....'
Kemudian seorang pemuda terlihat ditarik dari kerumunan, dibawa menjauh dari kerumunan.
Namun meski sebagian berusaha mengamankan pemuda tersebut, sebagian massa lainnya terus berusaha melakukan beberapa pukulan.
Ternyata pemuda yang dituding provokator merupakan kamerawan Kompas TV. Dia kemudian diamankan sejumlah aparat kepolisian.
"Tadi saya lagi ambil gambar, tugas kantor untuk siaran live. Nah waktu tengah mengambil gambar, seseorang dari samping saya mendatangi saya. Dia bilang ngapain loe ngambil gambar," ujar kamerawan Kompas TV bernama Guntur.
Menurut Guntur, usai diteriaki provokator, dirinya diseret keluar dari tengah kerumunan. Tak pelak, sejumlah pukulan melayang ke kepalanya.
"Mereka mengambil ID card saya, juga memory card. Padahal tadi tengah siaran live. Bagaimana mereka bilang saya provokator ngelempar botol air minum. Saya kan lagi ambil gambar," ujar Guntur yang mengaku tengah bertugas bersama reporter Kompas TV bernama Mutiara.
Saat berbincang dengan sejumlah media, Mutiara tak mampu menahan linangan air matanya. Wanita berhijab tersebut terlihat mencoba menenangkan diri sembari menghubungi seseorang lewat telepon genggamnya. (gir/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2016/11/04/...nang-Air-Mata-
Quote:
Dituding Provokator, Kameramen Kompas TV Dipukuli Pendemo

Kameraman bernama Guntur (kanan) bersama reporter bernama Mutiara (kiri) dari Kompas TV di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (4/11) petang. Foto: Ken Girsang/JPNN.com
JAKARTA - Aksi unjuk rasa Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11) di samping Istana Negara sempat memanas selepas salat magrib. Ada kericuhan di Jalan Veteran yang memisahkan kompleks Istana Negara dengan Mahkamah Agung.
Mulanya, teriakan-teriakan mengecam Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama agar segera diadili terus bergema. Padahal batas waktu berunjuk rasa sebagaimana peraturan yang ada telah berakhir karena melewati pukul 18.00.
Bahkan lemparan-lemparan air minum kemasan mulai berhamburan. Di tengah aksi itu, tiba-tiba sekitar pukul 18.40 WIB terdengar teriakan provokator.
Seorang pemuda terlihat ditarik dari kerumunan. Dia tampak dibawa menjauh dari kerumunan.
Pemuda itu menjadi sasaran pemukulan. Ternyata pemuda yang dituding provokator itu merupakan kameramen Kompas TV. Dia kemudian diamankan sejumlah aparat kepolisian.
"Tadi saya lagi ambil gambar, tugas kantor untuk siaran live. Nah waktu tengah mengambil gambar, seseorang dari samping saya mendatangi saya. Dia bilang, ‘ngapain lu ngambil gambar?’,” ujar kameramen Kompas TV bernama Guntur menirukan seorang peserta aksi yang tak dikenalinya.
Menurut Guntur, dirinya setelah diteriaki provokator langsung diseret ke luar dari tengah kerumunan. Tak pelak sejumlah pukulan melayang ke kepalanya.
"Mereka mengambil ID card saya, juga memory card. Padahal tadi tengah siaran live. Bagaimana mereka bilang saya provokator ngelempar botol air minum. Saya kan lagi ambil gambar," ujar Guntur yang mengaku tengah bertugas bersama reporter Kompas TV bernama Mutiara.
Saat berbincang dengan sejumlah media, Mutiara tak mampu menahan linangan air matanya. Wanita berhijab itu terlihat mencoba menenangkan diri sembari menghubungi seseorang lewat telepon genggamnya.(gir/jpnn)

Kameraman bernama Guntur (kanan) bersama reporter bernama Mutiara (kiri) dari Kompas TV di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (4/11) petang. Foto: Ken Girsang/JPNN.com
JAKARTA - Aksi unjuk rasa Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11) di samping Istana Negara sempat memanas selepas salat magrib. Ada kericuhan di Jalan Veteran yang memisahkan kompleks Istana Negara dengan Mahkamah Agung.
Mulanya, teriakan-teriakan mengecam Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama agar segera diadili terus bergema. Padahal batas waktu berunjuk rasa sebagaimana peraturan yang ada telah berakhir karena melewati pukul 18.00.
Bahkan lemparan-lemparan air minum kemasan mulai berhamburan. Di tengah aksi itu, tiba-tiba sekitar pukul 18.40 WIB terdengar teriakan provokator.
Seorang pemuda terlihat ditarik dari kerumunan. Dia tampak dibawa menjauh dari kerumunan.
Pemuda itu menjadi sasaran pemukulan. Ternyata pemuda yang dituding provokator itu merupakan kameramen Kompas TV. Dia kemudian diamankan sejumlah aparat kepolisian.
"Tadi saya lagi ambil gambar, tugas kantor untuk siaran live. Nah waktu tengah mengambil gambar, seseorang dari samping saya mendatangi saya. Dia bilang, ‘ngapain lu ngambil gambar?’,” ujar kameramen Kompas TV bernama Guntur menirukan seorang peserta aksi yang tak dikenalinya.
Menurut Guntur, dirinya setelah diteriaki provokator langsung diseret ke luar dari tengah kerumunan. Tak pelak sejumlah pukulan melayang ke kepalanya.
"Mereka mengambil ID card saya, juga memory card. Padahal tadi tengah siaran live. Bagaimana mereka bilang saya provokator ngelempar botol air minum. Saya kan lagi ambil gambar," ujar Guntur yang mengaku tengah bertugas bersama reporter Kompas TV bernama Mutiara.
Saat berbincang dengan sejumlah media, Mutiara tak mampu menahan linangan air matanya. Wanita berhijab itu terlihat mencoba menenangkan diri sembari menghubungi seseorang lewat telepon genggamnya.(gir/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2016/11/04/...ukuli-Pendemo-
FPI tak mungkin melakukan ini



0
12.9K
Kutip
138
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan