Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pacman82Avatar border
TS
pacman82
Kenapa “Aksi Bela Islam II” harus Tanggal 4 November? Begini jawaban Denny Siregar




Aksi unjuk rasa mengenai dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ahok masih bergulir.

FPI beserta dengan sejumlah ormas Islam telah merencanakan aksi yang diberi tajuk “Aksi Bela Islam II” pada tangal 4 November 2016 besok.

Walaupun pihak dari PBNU, Muhammadiyah dan GP Anshor mengaku tak akan mengikuti aksi tersebut. Tetapi aksi unjuk rasa ini bisa dikatakan sebagai aksi unjuk rasa dengan skala besar.

Menanggapi hal tersebut, Denny Siregar mempunyai pendapatnya sendiri mengenai alasan kenapa harus tanggal 4 November.

Berikut salinan tim OkTerus.com dari laman miliknya:

Kenapa mereka memilih tanggal 4 November sebagai gerakan puncak? Kenapa tidak tanggal 28 Oktober kemarin saat Jum’at?.

Menelusuri banyak perbincangan di medsos, saya tersentak dengan sebuah percakapan yang sebenarnya guyon. Tetapi guyonan itu melemparkan ingatan saya ke masa lalu, ketika banyak mengamati chaos Mesir, saat Mohammad Morsy jatuh.

Ketika Morsy akhirnya berhasil dikudeta Al Sissy, tanggal 3 Juli 2013, akhirnya muncullah simbol 4 jari bernama Rabia. Sebagai catatan, Mesir saar itu perebutan kekuasaan antara Morsy yang didukung Ikhwanul Muslimin dan Qatar melawan El Sisi yang didukung Arab Saudi.

Bentrokan yang terjadi di Rabia al-Adawiya Square antara orang-orang Ikhwanul Muslimin dan militer sejak 28 Juni, mengakibatkan banyak orang tewas. Dan tewasnya orang-orang Ikhwanul Muslimin itu mereka peringati dengan membuat simbol 4 jari atau mereka namakan Rabia, sesuai tempat bentrokan terjadi.





Kalau memperhatikan kembali simbol 4 jari itu, maka kita akan membaca tulisan di masing-masing jari.

No Arabism, yang berarti menolak campur tangan Saudi.

No Securalism, menolak konsep sekuler

No Nationalism, menolak kebangsaan

No Democrasy, menolak Demokrasi.

Dan di telapak tangannya tertulis Yes to khilafah Islamiyah, kita pasti tau artinya. Saya ingin mencoba menarik benang merah antara simbol Rabia dengan demo besar tanggal 4 November nanti.

Ada kemungkinan besar massa akan dibentrokkan dengan militer. Dengan pamflet tersebar dimana-mana dengan kata “jihad” dan “tulis surat wasiat”, maka ada usaha provokasi besar bahwa kematian saat demo nanti sangat diharapkan oleh mereka yang berada di belakang layar.

Dan ketika terjadi kematian massa pendemo -entah karena represi militer atau sengaja di korbankan untuk menimbulkan kegaduhan- maka akan muncul gerakan perlawanan berkelanjutan dengan menggunakan simbol 4 jari sebagai pengingat kejadian tanggal 4 November.

Dan provokasi ini akan terus dikembangkan melalui media sosial sebagai simbol perlawanan terhadap militer atau pemerintah.

Karena provokasi yang massif inilah akhirnya gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir diberantas dan Morsy dijatuhi hukuman mati, sebagai bagian dari memenggal kepala ular.

Dalam setiap kerusuhan di beberapa negara timteng, selalu ada Ikhwanul Muslimin di belakang layar. Sesudah mereka diusir dari rumah kelahiran mereka di Mesir, mereka pasti mencari inang baru dan negara yang cocok adalah Turki dan Indonesia, negara dengan jumlah agama muslim besar.

Di Turki mereka sudah mengangkat Erdogan sebagai pemimpinnya. Peristiwa kudeta di Turki kemarin adalah bagian dari pembersihan musuh-musuh Ikhwanul Muslimin dan mereka mengisi setiap ruang pemerintahan.

Di Indonesia, kita bisa menebak partai mana yang didirikan oleh Ikhwanul Muslimin dan bisa mengira-ngira siapa orang yang akan diangkat sebagai Presiden mereka.

Sebagai catatan tambahan, kelompok Ikhwanul Muslimin selalu mengambil alih kata “Muslim” atau “Islam” sebagai pertahanan terkuat mereka dan ketika ada yang mencoba membuka operasi mereka selalu disudutkan dengan kata “memecah belah Islam”..

Saya selalu berharap analisa saya salah, karena jika benar…. entahlah…

Kopi saya kelihatannya sudah mendingin..


http://www.okterus.com/14464-kenapa-...-denny-siregar

Surat Untuk Saudara-saudaraku Nasrani dimana Saja Kalian Berada


Saya mohon maaf yang sebesarnya kepada teman-teman Nasrani.

Banyak yang menyangka saya Kristen, sehingga kemudian mereka memperolok-olok agama kalian. Saya yakin sumbu kalian panjang sehingga tidak terpengaruh hasutan-hasutan dan ejekan mereka.

Saya berharap banyak teman-teman nasrani untuk selalu sabar dan mengerti, bahwa saya dan banyak teman muslim lainnya sedang berperang melawan kebodohan pada saudara kami sendiri yang telah terinveksi virus radikal sehingga mereka menjadi zombie.

Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, karena peran sebagian ulama-ulama kami yang punya kepentingan dan ambisi pribadi, ingin menjadikan negara ini sebagai negara khilafah.

Kesabaran kalian dan cara memandang setiap masalah melalui humor dari kami adalah sebuah ikatan tangan yang harus tetap kuat.

Pandanglah kami sebagai saudara kalian dalam kemanusiaan meski kita tidak seiman. Jangan menjadi radikal, ketika sebagian dari saudara kami sudah menjadi radikal. Karena ketika radikal bertemu radikal, habislah negara kita yang indah dan tercinta ini.

Perkuat tempat ibadah kalian, berikan pemahaman kepada jemaah gereja yang lain bahwa mereka yang selalu berteriak-teriak "kami umat muslim" sesungguhnya tidak mewakili muslim keseluruhan.

Jika tidak tahu kemana berpegang, peganglah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam yang masih menjaga NKRI ini dengan sekuat tenaga.

Kita lalui semua ini karena saya yakin akan ada guncangan keras bagi kita ke depan. Tetap berpegang-tangan, saya mencintai kalian semua..

Terimalah rasa hormat kami dengan tulus dan dada yang lapang terbuka.
Satu saat, InsyaAllah jika Tuhan mengijinkan, kita akan minum kopi bersama dan tersenyum mengingat petualangan kita dalam mempertahankan keutuhan melalui media sosial..

Seruput kopi dulu, teman..
denny siregar


Seseorang atau satu kelompok tidak bisa memaksakan bahwa pemaknaannya terhadap teks al-Quran diklaim sebagai yang paling benar dengan menafikan atau bahkan menutupi makna-makna lain dari teks suci yang dimaksud.

Kalau pun masih berlanjut, bukan lagi issue menista agama tapi ‘prilaku tidak menyenangkan’ karena telah mengatakan ‘bohong’ kepada mereka yang biasa menyerang Ahok dengan memahamkan kepada masyarakat tentang makna Awliya dalam Surah Al-Maidah sebagai ‘pemimpin’.

Contohnya, sebagaimana ramai dibicarakan salah satu makna dari kata Awliya yang juga disahkan oleh Departemen Agama sejak tahun 2002; bukan dalam konteks kepemimpinan, tapi ‘teman setia’ dalam konteks peperangan. Jika kemudian maksud perkataan ‘dibohongi’ yang dilontarkan Ahok itu ditujukan kepada mereka yang menutupi makna-makna lain dari teks suci tersebut, maka setiap kita Umat Islam tentu dapat memahaminya.

Dengan kenyataan demikian, apakah masih relevan mengumpulkan masa untuk Jihad atas nama agama? Ingin membela agama atau menunjukan keangkuhan beragama? Sesulit itu kah memaafkan orang yang kalau pun dianggap keliru dia sudah meminta maaf?
Diubah oleh pacman82 30-10-2016 10:00
0
15.7K
121
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan