======================================================================================
Quote:
Cerita kali ini sungguh pilu. “Kalian tahu kenapa Om sangat benci memakai SMARTPHONE? Kalian sungguh ingin tahu?” Tanya Om pada kawanan beruang di kebun binatang. Baiklah kalau kalian memaksa.
Semua berawal dari hari pertama Om masuk kuliah dulu. Om begitu bersemangat sampai-sampai Om tidak bisa tidur memikirkannya. Semisal baju apa yang akan Om kenakan untuk hari pertama kuliah besok, celana apa, tas apa, juga apakah dosennya gay, dan banyak lagi pikiran-pikiran yang terlintas di pikiran Om. Lalu Om lihat jam di SMARTPHONEOm ternyata sudah jam 3 pagi. Aduh gawat. Kelas pertama Om jam 8 pagi. Om harus segera tidur kalau tidak mau kesiangan. Akhirnya Om putuskan untuk menyetel alarm jam 7 pagi lalu membuka Opera Mini sebentar. Jam 5 Om baru tertidur.
Pagi harinya Om terbangun tepat setelah alarm berbunyi snooze 10 kali. Jam 7:50. Om bergegas.
***
Sesampainya di kampus. Jam 8:00. Om berjalan ke kelas sangat bersemangat dan penuh percaya diri. Dengan memakai kemeja lengan pendek kesukaan Om, celana cutbray, menyelempang tas LAPTOP. Om cukup nyaman.
Sampai di depan kelas. Om berdiri di depan pintu cukup lama untuk mengumpulkan keyakinan. Sepertinya dosen belum ada. Terdengar suara berisik dari dalam kelas. Berjalan Om ke dalam kelas dengan kepala tegak, tiba-tiba kelas menjadi hening. Mereka duduk rapi di tempatnya masing-masing. Om hanya berdiri saja melihat tingkah mereka yang tiba-tiba menjadi tenang sambil membuka buku catatan. Seolah-olah mereka menyambut kedantangan Om. Om menatap mereka satu-satu. Mereka membalas menatap Om dengan sedikit menunduk. Melihat kondisi canggung seperti ini sebaiknya Om memperkenalkan diri saja.
“Halo, perkenalkan nama saya Roy.” Dengan cukup lantang Om memperkenalkan diri. Mereka terlihat masih diam seolah menunggu kata-kata Om selanjutnya. Om heran mengapa mereka masih pada diam. Selidik demi selidik, akhirnya Om baru sadar kalau mereka mengira Om adalah dosen. Haha, Om ketawa sendiri dalam hati. Akhirnya Om jelaskan kalau Om adalah mahasiswa juga sama seperti mereka. Walaupun mereka tidak begitu percaya, Om cuek aja. Dan karena dosen belum ada, Om berlalu keluar kelas untuk membeli minum. Mereka ribut lagi.
***
Di kantin Om melihat ada seorang pemuda berkacamata duduk sendirian sambil meminum es teh menggunakan pipet yang sudah digigit-gigit. Dia terlihat murung. Melihat kesedihan itu, Om langsung mengambil tindakan untuk menghampiri dia. Om duduk disebelahnya. Sambil basa-basi memegang pahanya Om memperkenalkan diri dengan suara berat seperti narator di iklan-iklan, “Halo, nama saya Roy.” Pemuda itu bukannya memperkenalkan diri juga, malah menuduh Om yang bukan-bukan. Terkejut setengah mati Om mendengar ucapan dia, “Bapak gay ya?“, mendengar itu Om ternganga.
Lantas Om bertanya, “Kenapa kamu bicara seperti itu?”
Pemuda itu menjawab, “Itu Bapak kenapa memegang paha saya?”
“Bukan itu poinnya! Kenapa kamu memanggil saya dengan sebutan Bapak?! HAH?!! KENAPA?!!” Jawab Om sambil teriak-teriak kecil di samping telinganya.
Pemuda itu gemetar. Tidak tahu harus berbuat apa. Kondisinya mulai tidak stabil. Dia mulai kejang-kejang. Mulutnya mengeluarkan busa. Dari hidungnya keluar darah. Bola matanya menghilang. Melihat kejadian itu Om langsung melepaskan tangan dari pahanya dan berlalu pergi.
Sejak saat itu, Om jadi benci menggunakan SMARTPHONE. Entahlah.
Sorry ya gan kalo garing hehe.
Silahkan mampir ke Web kita gan di pluckyposh.com