Jika ibu rumah tangga itu punya keahlian di bidang tertentu maka akan lebih mudah mendapat pekerjaan di perusahaan. Kandidat wanita lebih diunggulkan untuk mendapat pekerjaan di bidang sains, teknologi, ekonomi dan matematika. Calon pegawai wanita lebih disukai dibandingkan dengan pelamar pria yang sama-sama berkualitas. Jika ibu sudah mulai bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga, maka akan terjadi pertukaran peran antara suami dan istri.

Para ayah yang punya pekerjaan tetap sebelumnya biasa bangun pagi dan melihat kondisi rumah sudah rapi. Mereka bisa langsung memakai kemeja yang tergantung di samping lemari dan menikmati sarapan yang sudah tersaji di meja. Saat ayah mengambil peran sebagai bapak rumah tangga, maka harus bangun lebih awal, melakukan tugas istri mulai dari membersihkan rumah hingga menyiapkan makan pagi. Beberapa orang butuh waktu untuk melakukan hal ini dengan benar. Namun para pria yang tinggal di rumah selalu berusaha dengan baik karena tak mau dianggap tidak berguna.

Pria yang mengurus rumah tangga harus menghadapi pandangan negatif.Masyarakat menilai bahwa pria yang harus keluar rumah dan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Tekanan yang dihadapi oleh bapak rumah tangga terasa jauh lebih besar daripada pandangan miring pada ibu yang bekerja. Sebab, wanita karier sudah lebih diterima masyarakat. Beberapa bapak rumah tangga mengaku merasa rendah diri dan kehilangan harga diri sebagai pria pada beberapa bulan pertama.

Bapak rumah tangga tidak boleh terjebak dengan pemikiran negatif yang berkembang di masyarakat. Jangan melihat hal buruk yang telah terjadi! Para ayah yang tinggal di rumah harus terus berusaha agar bisa mengurus rumah dan anak dengan benar. Anda harus menantang diri sendiri agar bisa lebih baik. Jika bisa belajar melakukan berbagai hal baru di kantor dan menaklukan banyak proyek, Anda tentu bisa melakukannya juga saat menjadi bapak rumah tangga. Sebagai bonus, Anda akan punya banyak waktu bersama anak-anak dan melihat bagaimana mereka tumbuh setiap hari.

Sebagian orang melihat wanita yang bekerja adalah ibu yang buruk sebab tidak mengurus anaknya sendiri. Beberapa ibu bekerja mengaku merasa terpojok dengan anggapan ini. Pada saat menghadiri acara perpisahan sekolah anak, merea memilih duduk di sudut sementara melihat suaminya mendapat pujian.

Ibu bekerja yang meninggalkan suaminya bersama anak-anak masih terus mengkhawatirkan keadaan rumah. Para wanita selalu berpikir pria tidak mampu melakukan multitasking, membiarkan anak-anak makan makanan instan dan tak bisa mengawasi anak dengan baik.Maka, mereka membuat daftar pekerjaan yang harus dilakukan ayah dan menelepon ke rumah setiap beberapa jam. Pada akhirnya ibu bekerja akan mengalami stres di kantor dan di rumah.

Ibu rumah tangga yang kembali bekerja harus fokus pada pekerjaan memercayai suami secara penuh untuk menangani tugas di rumah. Jangan memberi tugas pada suami. Percayakan tanggungjawab pengurusan rumah dan anak pada suami. Anda akan mendapati bahwa suami ternyata mau belajar untuk mengerjakan tugas rumah tangga dengan lebih baik. Mungkin Anda juga akan terkejut saat mengetahui bahwa sang suami ternyata jago masak.