- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen


TS
superdoyok11
[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen
![[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen](https://s.kaskus.id/images/2016/10/11/6159181_20161011050530.jpg)
Quote:
Cerita ini merupakan True Story pengalaman teman ane.
Mohon maaf kalo ada kesalahan yang ada di dalam cerita, karena TS tidak mengalaminya secara langsung. Pada cerita, TS bercerita berdasarkan sudut pandang orang pertama agar pembaca bisa merasakannya secara langsung.
Silahkan simak cerita nya dibawah ini
Mohon maaf kalo ada kesalahan yang ada di dalam cerita, karena TS tidak mengalaminya secara langsung. Pada cerita, TS bercerita berdasarkan sudut pandang orang pertama agar pembaca bisa merasakannya secara langsung.


ASISTEN DOSEN
![[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/7845262_20161024125416.jpg)
Quote:
Hari sudah menjelang sore. Sudah sedikit mahasiswa yang berlalu lalang di sekitar kampus. Beberapa dari mereka terlihat berjalan ke arah gerbang kampus untuk segera pulang. Aku sendiri masih termenung duduk di kursi kantin sambil bertopang dagu. Memperhatikan orang-orang. Ku lihat jam yang melingkar di tanganku, sudah pukul 5 sore. Aku sengaja belum beranjak pulang karena masih ada mata kuliah yang harus diikutin. Seperti yang dikatakan sang dosen pada minggu lalu. Hari ini merupakan jadwal tambahan untuk menggantikan materi kuliah yang tertinggal.
“Jam setengah 6, di ruangan ini kita buat kuliah tambahan untuk mengganti materi kuliah yang tertinggal”, begitulah janji beliau minggu lalu.
Aku merupakan salah seorang mahasiswa di Universitas di Kota Yogya. Di kampus ini memang biasa membuka kelas malam, karena kebanyakan mahasiswa sini udah pada kerja. Jadi mereka bisa kuliah di malam hari.
Tak terasa kelamaan ngelamun, jam sudah menunjukkan pukul 17.20. Langsung aku seruput habis kopi hitam yang belum tersentuh dari tadi. Dengan santai aku berjalan meninggalkan kantin.
Sesampainya di depan kelas, aku palingkan wajahku ke dalam untuk memastikan apakah sudah ada yang datang. Kebetulan ruang kuliahnya punya dua pintu, satu di depan dan satu di belakang. Aku mengintip lewat pintu belakang. Ternyata dosennya udah ada di dalam, berdiri di dekat meja dosen. Ku perhatikan sekeliling, belum ada mahasiswa yang datang, hanya aku sendiri. Dengan perasaan canggung, aku melangkahkan kaki ke dalam tanpa memperhatikan bapak itu. Aku duduk di kursi yang agak depan. Tak ada yang aku kerjakan disitu. Hanya bermain HP sambil sesekali memperhatikan bapak itu. Ada yang aneh dengannya. Bapak itu terlihat lebih tinggi dari biasanya dan dari tadi ia hanya berdiri disana sambil menunduk dengan tatapan kosong. Aku gak berani menatap wajahnya terlalu lama. Aku mulai merinding ditambah lagi aku cuma sendiri. Tak berapa lama, rasa takut pun hilang setelah beberapa mahasiswa lain masuk ke ruangan.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.35, tapi pelajaran belum dimulai juga. Tiba-tiba ada pesan masuk ke grup line. Langsung saja aku cek. Dikirim oleh komting atau ketua kelas kami. Ku baca pesan itu. Mataku mendelik sambil celigukan memperhatikan seisi kelas. Aku merinding sejadi-jadinya. Keadaan kelas yang tadinya gaduh langsung senyap. Keringatku mulai mengucur deras. Dugaanku benar. Satu-persatu mahasiswa mengosongkan ruangan kelas. Mereka keluar lewat pintu belakang. Aku yang duduk depan jadi merasa gak sabar ingin segera keluar. Keadaan kelas sudah hampir kosong, kini giliran aku untuk melangkah keluar.
Saat berada di depan pintu, aku melihat bapak itu mendekati si komting. Ia duduk di paling depan dekat meja dosen. Bapak itu berkata, “Kamu udah tau saya?”. Sontak si komting langsung berteriak. Aku yang ketakutan langsung berlari meninggalkannya. Rasa kepedulianku kalah dengan rasa takut.
Beberapa mahasiswa yang tadi sudah berkumpul di halaman kampus. Aku berhenti sembari menarik nafas dalam-dalam. Mereka menanyakan kepadaku kenapa si komting tak kunjung keluar. Aku yang ngos-ngosan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
Semenjak kejadian itu, kampus diliburkan selama 3 hari dan nasib komting yang aku tinggalkan, ia pingsan di dalam kelas. Tidak terjadi apa-apa dengannya. Ia cuma trauma atas kejadian itu dan gak ingin mengambil kelas malam lagi.
“Jam setengah 6, di ruangan ini kita buat kuliah tambahan untuk mengganti materi kuliah yang tertinggal”, begitulah janji beliau minggu lalu.
Aku merupakan salah seorang mahasiswa di Universitas di Kota Yogya. Di kampus ini memang biasa membuka kelas malam, karena kebanyakan mahasiswa sini udah pada kerja. Jadi mereka bisa kuliah di malam hari.
Tak terasa kelamaan ngelamun, jam sudah menunjukkan pukul 17.20. Langsung aku seruput habis kopi hitam yang belum tersentuh dari tadi. Dengan santai aku berjalan meninggalkan kantin.
Sesampainya di depan kelas, aku palingkan wajahku ke dalam untuk memastikan apakah sudah ada yang datang. Kebetulan ruang kuliahnya punya dua pintu, satu di depan dan satu di belakang. Aku mengintip lewat pintu belakang. Ternyata dosennya udah ada di dalam, berdiri di dekat meja dosen. Ku perhatikan sekeliling, belum ada mahasiswa yang datang, hanya aku sendiri. Dengan perasaan canggung, aku melangkahkan kaki ke dalam tanpa memperhatikan bapak itu. Aku duduk di kursi yang agak depan. Tak ada yang aku kerjakan disitu. Hanya bermain HP sambil sesekali memperhatikan bapak itu. Ada yang aneh dengannya. Bapak itu terlihat lebih tinggi dari biasanya dan dari tadi ia hanya berdiri disana sambil menunduk dengan tatapan kosong. Aku gak berani menatap wajahnya terlalu lama. Aku mulai merinding ditambah lagi aku cuma sendiri. Tak berapa lama, rasa takut pun hilang setelah beberapa mahasiswa lain masuk ke ruangan.
Jam sudah menunjukkan pukul 17.35, tapi pelajaran belum dimulai juga. Tiba-tiba ada pesan masuk ke grup line. Langsung saja aku cek. Dikirim oleh komting atau ketua kelas kami. Ku baca pesan itu. Mataku mendelik sambil celigukan memperhatikan seisi kelas. Aku merinding sejadi-jadinya. Keadaan kelas yang tadinya gaduh langsung senyap. Keringatku mulai mengucur deras. Dugaanku benar. Satu-persatu mahasiswa mengosongkan ruangan kelas. Mereka keluar lewat pintu belakang. Aku yang duduk depan jadi merasa gak sabar ingin segera keluar. Keadaan kelas sudah hampir kosong, kini giliran aku untuk melangkah keluar.
Saat berada di depan pintu, aku melihat bapak itu mendekati si komting. Ia duduk di paling depan dekat meja dosen. Bapak itu berkata, “Kamu udah tau saya?”. Sontak si komting langsung berteriak. Aku yang ketakutan langsung berlari meninggalkannya. Rasa kepedulianku kalah dengan rasa takut.
Beberapa mahasiswa yang tadi sudah berkumpul di halaman kampus. Aku berhenti sembari menarik nafas dalam-dalam. Mereka menanyakan kepadaku kenapa si komting tak kunjung keluar. Aku yang ngos-ngosan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
Spoiler for Isi pesan dari grup line:
“Yang di depan ini bukan dosen yang asli. Barusan bapak tu kirim sms, kalo beliau gak bisa masuk karena berhalangan. Aku gak tau yang di depan ini siapa. Sekarang tolong keluar satu persatu mulai dari yang paling belakang dan tanpa teriakan”
Semenjak kejadian itu, kampus diliburkan selama 3 hari dan nasib komting yang aku tinggalkan, ia pingsan di dalam kelas. Tidak terjadi apa-apa dengannya. Ia cuma trauma atas kejadian itu dan gak ingin mengambil kelas malam lagi.
Quote:
Spoiler for Barang Bukti 1:
![[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/7845262_20161024013333.jpg)
Spoiler for Barang Bukti 2:
![[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/7845262_20161024013415.jpg)
Spoiler for Barang Bukti 3:
![[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/7845262_20161024013436.jpg)
![[KOMBAT HOROR] Asisten Dosen](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/7845262_20161024013913.png)


stars555 memberi reputasi
1
8.4K
Kutip
55
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan