Cuaca begitu cerah di kampung waras, sore itu. Masro yang sedang bermalas-malasan diteras rumah, seketika bangkit, lalu memanggil boy, anaknya.

Masro : boy! Sini...!

Boy : ada apa pak?

Masro : kamu ambil senapan angin bapak sana. Kita makan burung hari ini..

Setelah mengambil senapan angin dan keperluan lainnya, masro ditemani boy pun pergi menuju hutan.

"Nah... Disini biasanya ada banyak (burung)", kata masro sambil meletakkan senapan angin dan perlengkapannya.

"Biar bapak panjat dulu pohon ini ya? Kalau ada sangkarnya, berarti ada burungnya.", lanjutnya.

Belum sampai marso diatas, dia dikagetkan oleh teriakan boy.

Boy : bapak!!!

Masro : ssssstttttt... Suara kamu pelan-pelan... Nanti burungnya kabur...

sahut masro dengan suara pelan

Boy : itu ada burung pak....

Kata boy coba meniru

Masro : tembak saja... Itu senapannya sudah bapak pompa.

Boy : yakin pak...?

Masro : yakin...

Boy : beneran pak...?

Masro : beneran...

Boy : sumpah...?

Masro : buruan... Nanti burungnya kabur...

Boy yang sudah mantap, mengambil senapan angin dari tanah, lalu menembak burung itu


BLUGGGHHH! Suara masro yang jatuh menghantam tanah.

Masro menjerit kesakitan memegangi kemaluannya.

Ohhhh... Burung yang itu toh???

Boy... Boy.


-fin-


Warning!
tak ada hewan yang disakiti selama pembuatan cerita ini.


Sarannya dong gan...