Meilin Pattiasina, warga Halong Atas, Kecamatan Baguala, Kota Ambon harus menderita sakit disekujur tubuhnya, usai dianiaya oleh beberapa siswa SMK Kesehatan Trimurti Husada pada awal Oktober lalu.

Subbag Humas Polres Ambon dan Pp Lease, Iptu Nicolas F. Anakota menuturkan, masalah penganiayaan ini bermula saat korban pergi membeli gorengan di depan SMK Trimurti. Usai membelia gorengan, korban dengan spontan mengatakan kepada temannya Isabella Toisuta yang kini menjadi saksi, bahwa sambal gorengan memiliki bauh seperti alat kelamin perempuan.

Ucapan korban didengar oleh Natasia Sitania yang kemudian dilanjutkan kepada penjual gorengan tersebut. Kabar hinaan itu didengar juga oleh para pelaku, yang kebetulan ngekos di rumah penjual gorenga itu. usai mendapat informasi tersebut, para pelaku yang diketahui bernama, Alesio Samalo, Asriks dan beberapa orang lagi langsung merencanakan untuk memukul korban.

Tepat pada 18 Oktober, para pelaku langsung menjalankan aksi mereka. Korban yang tidak mengetahui rencana tersebut dalam perjalanan pulang, sesampainya di depan kosan pelaku, korba langsung dicegat dan dibawah ke kos-kosan mereka.

Mennyadari kesalahannya, korban langsung meminta maaf dari penjual gorengan, namun permintaan maaf itu disambut dengan pukulan dari belakang oleh Atriks, Alesia dan rekan mereka yang lain. Atas kejadian ini, Akibatnya, korban menderita rasa sakit dibagian dada, bengkak di kepala bagian depan, kiri dan belakang serta bengkak pada tulang pipi bagian kanan.

Informasi yang dihimpun di Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kamis (20/10) peristiwa itu terjadi sekira pukul 14.00 WIT. “Serahkan saja ke polisi. Jangan main hakim sendiri. Sebab, dari aksi ini, pelaku akan dijerat pasal 80 Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak,” sarannya.

sumber

cuma melakukan penistaan terhadap sambal gorengan mamang penjual gorengan saja sudah begitu pedih hukumannya