Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

infoinhilAvatar border
TS
infoinhil
Kenapa Marwah Daud yang Berpendidikan Tinggi percaya Dimas Kanjeng? Ini Jawabannya!


Kondisi ini menurut Psikolog Dr MG Bagus Ani Putra dikarenakan masyarakat yang menghargai materi secara berlebihan dalam istilahnya mengalami Materialistic Value Oriented (MVO) hal itulah yang menyuburkan fenomena Padepokan Dimas Kanjeng tersebut.
“MVO itu terjadi sejak era industrialisasi sekitar tahun 1970-an, jadi bukan fenomena baru” kata ahli psikologi sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Minggu(9/10).

Menurut dosen Fakultas Psikologi Unair itu, fenomena MVO itu menggerus nilai-nilai sosial bangsa, seperti gotong royong, sukarela, dan kerja bakti bersama.

“Nilai-nilai itu sudah digantikan dengan materi sebagai ukuran, karena itu fenomena Dimas Kanjeng pun terjadi terus-menerus, meski tidak pernah ada yang terbukti, seperti

Barang Antik, Uang Logam Bung Karno, Peti Nyai Roro Kidul, Uang Brazil, dan lain sebagainya,” katanya.

Bagus yang pernah menjabat Kepala Humas Unair itu juga menyatakan bahwa masyarakat seharusnya memberikan sanksi sosial kepada orang seperti itu, seperti dikucilkan
dan bukan malah seperti sekarang yang justru dimaklumi.

Sikap berterima dari masyarakat itu secara tidak sengaja justru menjadi legitimasi bagi Dimas Kanjeng, sehingga dia dapat memiliki tiga modal yakni informational power, media

sosial, dan kredibilitas internal-eksternal.

"Modal informational powernya adalah informasi yang beredar dari pengikutnya kepada masyarakat, seperti dia memiliki kesaktian, kemudian media sosial juga mempromosikan.”

katanya.

Selain itu, dia juga memiliki kredibilitas internal, seperti jubah, berwajah Arab, celak dan sebagainya, sedangkan kredibilitas eksternal yang dimiliki antara lain memajang foto

bersama tokoh seperti Dahlan Iskan, Jokowi, dan sebagainya.

Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah, tokoh agama, dan tokoh pendidikan untuk segera bersikap, karena masyarakat yang menjadi korban semakin banyak dan Dimas

Kanjeng juga melecehkan agama, seperti Shalawat Fulus dan Kun Fa Yaqun.

“Pendidikan juga harus berbenah, seperti pendidikan agama tidak hanya mengajarkan agama secara normatif, seperti shalat, puasa, dan sejenisnya, melainkan agama hendaknya

diajarkan secara moralitas, seperti ahlak yang ‘rahmatan lil alamin’,” katanya.

Selengkapnya:

http://infoinhil.com/index.php/info-global/23-nasional/4294-kenapa-marwah-daud-yang-berpendidikan-tinggi-percaya-dimas-kanjeng-ini-jawabannya
Diubah oleh infoinhil 20-10-2016 01:44
0
3.8K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan