Quote:
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapat banyak nasihat dari politikus senior PDIP Sabam Sirait soal berpolitik. Salah satunya tentang hak setiap orang untuk memegang jabatan di pemerintahan.
"Nasihat beliau saya ingat sampai hari ini, kita bukan bicara menduduki jabatan, bukan menduduki untuk jadi DPR, Gubernur, Presiden, mau Menteri, bukan. Tapi bagaimana seluruh anak bangsa memiliki hak yang sama menduduki jabatan apapun di negeri ini. Itu yang selalu beliau tanamkan," kata Ahok di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (14/10/2016).
Hal itu disampaikan saat peringatan ulang tahun ke-80 Sabam Sirait. Selain Sabam, sederet tokoh juga hadir di acara ini di antaranya Menkum HAM Yasonna Laoly, Mendag Enggartiasto Lukita, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, politikus senior Golkar Akbar Tandjung, Sinta Nuriyah Wahid, dan Chairul Tanjung.
"Jadi istilah politik yang suci itu, banyak juga orang menganggap politik itu sesuatu yang kotor. Beliau ajarkan kepada saya, tidak," ujar Ahok yang kini mencalonkan kembali sebagai cagub DKI.
Dia lalu berkisah ketika hendak diduetkan dengan Joko Widodo di Pilgub DKI 2012. Ada Sabam di tengah keputusan penting tersebut.
"Banyak juga orang tidak tau ketika Ibu Megawati stay di Bali memutuskan siapa pendamping Pak Jokowi di 2012, saya sedang makan siang dengan beliau. Di rumah Pak Sabam," ucapnya.
Ada pula 'ujian' dari Sabam untuk Ahok. Kegigihannya untuk bertahan di dunia politik ketika itu dipertanyakan.
"Jarang sekali nasihat beliau kepada saya untuk bersabar, enggak pernah. Malahan beliau suka begini, 'ngapain kamu masuk politik, urus bisnis saja'. Waktu saya jadi bupati. Rupanya itu cuma ngetes doang. Pengen tahu saya sejauh mana pengen masuk ke politik," ungkap mantan Bupati Belitung Timur ini.
http://news.detik.com/berita/3321549/ahok-seluruh-anak-bangsa-punya-hak-untuk-duduk-di-jabatan-apapun
best quotes
Quote:
Original Posted By F1reFlies►Membimbing ummat pada kebenaran kok ayatnya pilih2
Percuma kalau pemimpin daerah2 udah Muslim sesuai dengan Al Maidah 51
Tapi bentuk negara, dasar negara masih thaghut buatan manusia, ummat tetap kagak barokah
Ganti sekalian negara RI, dasarnya, UUDnya dan hukum2nya jadi khilafah memakai dasar Al Maidah 50
Quote:
Original Posted By uunnuu►
Gak ada yg salah sama agamanya
Yg salah ulama nya
Jelas?
Seperti NW bilang ulama nya kalo gak salah paham ya paham nya yg salah
Andai ulama tegas hidup dalam bingkai NKRI, maka kewajiban ulama menjelaskn sejelas jelasnya, bahwa dalam demokrasi semua sama, agama atau ras
Islam di junjung dalam kepribadian santun, menghormati aturan negara dsb
Tapi jika memang dalam negara khilafah, maka yg dipilih adalah hukum islam
Hukum Allah
Maka sesuai dengan kesemuanya maka bukan hanya satu, dua atau setengah ayat yg di perdengarkan, dan di jelaskan
Tapi keseluruhan
Hukum mati, rajam harus di terapkan
Maka, kebijaksanaan ulama, kearifan ulama, menjadi tiang, baik dalam NKRI, atau pun khilafah
Jika ulama bermain dua kaki, itu syirik
Satu sisi, ia ikut dengan sistem demokrasi
Satu sisi, untuk memberangus seseorang, ulama itu menerap kan ayat krusial, yg jelas jelas menyakut hukum khilafah, jelas salah
Allah tidak dapat di duakan, prinsip itu berlaku, ikut demokrasi ataukah khilafah?
Umat harus di jelaskan sejelas jelasnya, itu tugas ulama!!!
Quote:
Original Posted By uunnuu►
Dalam hal inilah ulama di tuntut untuk mempunyai sifat arif dan bijak
Karena Alquran menjelaskan secara detail bagaimana muslim berhubungan dengan masyarakat di berbagai keadaan
Itu kenapa islam yg sesungguhnya adalah agama yg penuh kedamaian
Tapi, Alquran juga menguraikan secara spesifik keadaan genting
Jika ulama kita cerdas, maka hukum khilafah tidak lagi bisa diterapkan di NKRI, itulah kesalahan paham yg terjadi saat ini
Ustad, lebih bisa menguraikan nya dan menjelaskan ayat ayat multitafsir, mungkin hal itu juga blm tentu bisa memuaskan agan
Tapi jika agan bertanya pada yg berdemo kemarin, dengan segala atribut bunuh, ganyang, pancung
Mereka jelas tidak tau, karena dengan mengumandangkan teriakan seperti itu, mereka juga seharusnya menyadari konsekwensi nya jika mereka melakukan kesalahan, mencuri, potong tangan dll
Apakah mereka bersedia?
Jelas tidak!!!
Negara bersedia?
Jelas tidak, ada koridor hukum demokrasi yg mengatur
Jdi agama sama sekali tidak salah, penempatan situasi dari para ulama, terutama mui yg salah menempatkan dalam menyikapi ayat tersebut
Mui, jelas salah, mereka tidak tegas ketika ada sebagian ulama, atau habib yg mempergunakan ayat untuk menghakimi seseorang dan menguntungkan satu pihak dalam bingkai demokrasi
Saya bilang demokrasi, sekali lagi
Seharus nya mui bisa bertindak tegas
Tapi alih alih mereka malah diam
Ayat tersebut, bisa di jelaskan, sejelas jelasnya tanpa menyinggung agama yg lain
Inilah yg di perlukan para ulama kita, arif dan bijak
Itu biasa di kumandangkan di mesjid untuk lingkungan terbatas muslim, dengan pengertian bahwa
Itu berlaku untuk situasi tertentu, perang dsb
Maka polemik ini tidak akan berlarut
Quote:
Original Posted By triocolore►Qs(5:51)
you who have believed, do not take the Jews and the Christians as
allies. They are [in fact] allies of one another. And whoever is an ally to them among you - then indeed, he is [one] of them. Indeed, Allah guides not the wrongdoing people.
Sumber: https://quran.com/5:51
Yg ane bold padahal kalo artiin QS(5:51) jangan mengambil Yahudi dan Nasrani , sebagai sekutu (saat itu kondisi perang,) kok arti Indonesianya malah pemimpin?trus yg hindu budha?
Quote:
Original Posted By iongimut►
kesimpulan
Quote:
Original Posted By LordDanker►
Saya setuju dengan Nusron Wahid...
yang tahu ta`wilnya cuma Allah.
bukan MUI, Bukan Ahmad dhani, bukan saya, bukan Nusron, bukan PKS, bukan NU, Bukan Muhammadiyyah, bukan Wahabi, bukan pula Syiah, apalagi ISIS
Quote:
Original Posted By budicute2nd►
Penjelasan Kata "Auliya" Pada Almaidah 51 Menurut Warga Saudi Ini Tampar Muka MUI & FPI
Karena didorong oleh rasa penasaran dengan heboh Surat Al-Maidah 51, khususnya tentang makna dari kata "auliya", maka saya pun bertanya kepada para murid dan teman-teman Saudi-ku.
Kalau mau sebetulnya gampang mencari makna atau arti kata ini, tinggal buka kamus Bahasa Arab yang kredibel, kita akan tahu sederet arti kata "auliya" ini.
Tapi sebagai antropolog, saya harus menggali data dan informasi dengan bertanya kepada orang bukan pada buku/kamus.
Para teman dan muridku itu agak kaget saya bertanya arti kata atau penggunaan kata "auliya" oleh masyarakat Arab/Saudi kontemporer.
Menurut mereka, kata ini adalah Bahasa Arab klasik (fushah) yang sudah jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
Kalaupun kata ini digunakan, penggunaanya dalam konteks yang sangat spesifik dan mengandung arti/makna spesifik seperti:
Pertama, ayah, ibu, paman atau siapa saja yang menjaga, mengasuh, melindungi, dan mengurus anak. Atau jika anak itu tidak punya ayah-ibu (yatim-piatu) sehingga diurus oleh negara atau pemerintah, maka pemerintah itulah sebagai "auliya" (legal guardian) karena telah mengurus anak tadi. Orang Saudi kalau melihat ada anak kecil sendirian di jalan tanpa orang dewasa, maka mereka akan tanya: "Aina wali amrik" ("Mana walimu"?).
Kedua, kata "auliya" juga berarti "wali murid". Dalam surat-surat formal dari sekolahan misalnya tertulis: "Ila auliya al-umur" ("Kepada para wali murid").
Ketiga, orang-orang saleh dan alim yang dekat dengan Allah. Di Indonesia misalnya ya Walisongo atau siapa saja yang dianggap saleh dan alim oleh kaum Muslim.
Keempat, teman atau sekutu.
Saya pun bertanya lagi: "Kalau untuk pemimpin pemerintahan seperti presiden, gubernur, walikota, dlsb, kata apa yang digunakan?" Mereka serentak menjawab: "wulah" (jamak dari "waa-lii" kalau "auliya" jamak dari "wa-lii").
Contoh dari kata "wulah" ini adalah sultan (seperti di Oman), raja atau malik (seperti di Saudi), amir (seperti di Qatar), hakim, gubernur, walikota atau umdah, dlsb.
Jadi tahu kan sekarang penggunaan kata "auliya" bagi warga Saudi. Nah sekarang apa arti kata "Auliya Pohan" hayo?
Demikian sekilas info. Semoga ada manfaatnya.
Jabal Dhahran, Arab Saudi
Penjelasan Kata "Auliya" Pada Almaidah 51 Menurut Warga Saudi Ini Tampar Muka MUI & FPI
pejwan boss
