- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Rp 4.200 Triliun


TS
axonkoe
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Rp 4.200 Triliun
BI: Utang Luar Negeri Indonesia Rp 4.200 Triliun
18 OKT 2016 13:12


Rimanews - Bank Indonesia mencatat pelambatan pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada bulan Agustus yang menjadi sebesar USD 323 miliar atau sekitar Rp 4.200 triliun. Angka tersebut menjadikan pertumbuhan utang luar negeri tahun berjalan atau dari periode Januari hingga Agustus melambat sebesar 6,3 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ULN hingga Juli yang mencapai 6,6 persen.
Menurut publikasi dari situs BI, utang jangka panjang masih mendominasi total utang luar negeri Indonesia dengan proporsi 87,5 persen atau sebesar USD 282,5 miliar. Sementara itu, utang luar negeri jangka pendek hanya terhitung 12,5 persen dari total utang atau sebesar USD 40,5 miliar.
Kemudian, menurut kategorinya, utang swasta juga melanjutkan dominasi utang luar negeri dengan 50,6 persen atau USD 163,3 miliar, dibanding sektor publik dengan 49,4 persen atau USD 159,7 miliar. Melihat tren sejak Januari, utang pemerintah meningkat 19,2 persen, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 18,7 persen pada bulan Juli, sebaliknya utang swasta justru melanjutkan tren penurunan yakni 3,7 persen, melebihi penurunan bulan Juli yang 3,0 persen dari Januari.
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Agustus 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,5%. Bila pertumbuhan tahunan keempat sektor tersebut dibandingkan dengan Juli 2016, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas & air bersih tercatat meningkat. Sementara itu, ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mencatat pertumbuhan negatif.
Dengan penurunan catatan utang luar negeri ini, Bank Indonesia menilai posisi utang Indonesia masih cukup sehat. Namun, BI tetap mewaspadai risiko terhadap perekonomian nasional, terutama yang terdampak dari utang swasta. Kewaspadaan ini memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
http://rimanews.com/ekonomi/bisnis/r...4-200-Triliun-
------------------------------

Mewarisi kok utang ... mbah-mbah!
18 OKT 2016 13:12


Rimanews - Bank Indonesia mencatat pelambatan pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada bulan Agustus yang menjadi sebesar USD 323 miliar atau sekitar Rp 4.200 triliun. Angka tersebut menjadikan pertumbuhan utang luar negeri tahun berjalan atau dari periode Januari hingga Agustus melambat sebesar 6,3 persen, lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ULN hingga Juli yang mencapai 6,6 persen.
Menurut publikasi dari situs BI, utang jangka panjang masih mendominasi total utang luar negeri Indonesia dengan proporsi 87,5 persen atau sebesar USD 282,5 miliar. Sementara itu, utang luar negeri jangka pendek hanya terhitung 12,5 persen dari total utang atau sebesar USD 40,5 miliar.
Kemudian, menurut kategorinya, utang swasta juga melanjutkan dominasi utang luar negeri dengan 50,6 persen atau USD 163,3 miliar, dibanding sektor publik dengan 49,4 persen atau USD 159,7 miliar. Melihat tren sejak Januari, utang pemerintah meningkat 19,2 persen, lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 18,7 persen pada bulan Juli, sebaliknya utang swasta justru melanjutkan tren penurunan yakni 3,7 persen, melebihi penurunan bulan Juli yang 3,0 persen dari Januari.
Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Agustus 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,5%. Bila pertumbuhan tahunan keempat sektor tersebut dibandingkan dengan Juli 2016, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas & air bersih tercatat meningkat. Sementara itu, ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mencatat pertumbuhan negatif.
Dengan penurunan catatan utang luar negeri ini, Bank Indonesia menilai posisi utang Indonesia masih cukup sehat. Namun, BI tetap mewaspadai risiko terhadap perekonomian nasional, terutama yang terdampak dari utang swasta. Kewaspadaan ini memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
http://rimanews.com/ekonomi/bisnis/r...4-200-Triliun-
------------------------------

Mewarisi kok utang ... mbah-mbah!

0
21.2K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan