Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

stratovarius666Avatar border
TS
stratovarius666
Perjalanan Geolog Nugroho Hingga Akhirnya Mendapat Kesempatan ke Antartika
Perjalanan Geolog Nugroho Hingga Akhirnya Mendapat Kesempatan ke Antartika


Yogyakarta - Seorang geolog muda asal Indonesia, Nugroho Imam Setiawan PhD terpilih menjadi salah seorang peneliti yang akan berangkat ke benua itu untuk menjalankan ekspedisi penelitian pada November 2016 nanti. Dia tercatat sebagai geolog Indonesia pertama yang akan meneliti di Antartika.

Keterlibatan Nugroho dalam ekspedisi ini dimulai dari adanya pengumuman pendaftaran Japan Antarctic Expedition ke-58 (JARE58) pada 2011 lalu. Nugroho yang saat itu masih menjadi mahasiswa program PhD in Geology di Earth and Environmental Division, Graduate School of Social and Cultural Studies, Universitas Kyushu, Jepang ikut mendaftarkan diri.

Perjalanan panjang dimulai dari sana. Pada tahun 2012, dia menjalani proses wawancara dan sesi ujian. Saat itu program ekspedisi ini direncanakan akan digelar pada tahun 2014. Namun karena terjadi musibah tsunami tak lama setelahnya, ekspedisi ini diundur sampai batas waktu yang tak ditentukan.

"Jepang mengalami musibah bencana tsunami dan butuh biaya besar untuk recovery. Lalu biaya ekspedisi tidak jadi diberikan," kisahnya.

Hingga pada awal 2015 kembali diumumkan tentang kepastian ekspedisi ini. Berbagai kegiatan persiapan kembali dilakukan di antaranya tes kesehatan, berbagai rapat dan training.

Nugroho yang saat masih mahasiswa aktif di kegiatan pecinta alam ini mengaku siap dengan kondisi ekstrim yang akan ditemuinya di Benua Antartika nanti. Berbagai pengalamannya melakukan ekspedisi di berbagai tempat menjadi bekal bagi perjalanan ekspedisinya nanti.

"Sebelumnya saya sudah pernah ekspedisi di Mongolia 20 hari. Kalau di Indonesia saya ke Leuser, dan beberapa lokasi lain. Masing-masing akan memiliki keekstremannya sendiri," tuturnya.

Selama empat bulan perjalanan tim Ekspedisi ini, bulan pertama akan mereka habiskan untuk berlayar dari Perth, Australia. Kemudian selama dua bulan setelahnya mereka akan melakukan flying camp dengan bantuan helikopter untuk mobilitasnya.

Meski diperkirakan tim ekspedisi akan tiba saat Antartika musim panas, mereka akan berada di suhu harian antara -0,7 derajat celcius pada Januari dan -2,9 derajat celcius pada Februari 2017.

Pria yang memperoleh gelar PhD in Geology dari Universitas Kyusu Jepang pada tahun 2013, Master in Geological Engineering di Institut Teknologi Bandung pada 2010 dan Sarjana Teknik di UGM pada 2005 ini kemudian menjabarkan kiprah Indonesia di Antartika yang dimulai pada tahun 1996.

Pada tahun 1996, Fadli Syamsuddin dan Muhammad Evri (BPPT) menjejakkan kaki di Antartika. Kemudian disusul peneliti di bidang Oseanografi dari ITB dan UNHAS bersama The Australian Antartic Division (AAD) melakukan penelitian di Antartika.

"Saat itu pada tahun 2001 itu, dilakukan pemasangan prasasti Presiden Megawati juga," ujarnya.

Dilanjutkan pada tahun 2001 hingga 2005 penelitian dilakukan oleh peneliti biologi laut dan cuaca.

"Kemudian (setelah tahun 2005) blank, tidak ada lagi peneliti Indonesia yang ke sana. Saya besok ke sana meneliti Geologi untuk pertama dari Indonesia," tuturnya. 

Nugroho menjelaskan terdapat Traktat Antartika yang telah diratifikasi oleh 53 negara di dunia sejak tahun 1961. Di mana 53 negara tersebut telah memiliki base camp penelitian di Antartika dan aktif menggelar penelitian di sana. (sip/bag)


http://m.detik.com/news/berita/d-332...107.1475040255

sukses ya om emoticon-Cool
0
2.1K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan