- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Top, Karawang Siap Menggeser dan Menggusur Jakarta


TS
rajamangsa
Top, Karawang Siap Menggeser dan Menggusur Jakarta

Kompleksitas masalah yang menumpuk di Jakarta dan kota-kota penyanggah megapolitan : Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) membuat pelaku bisnis mencari alternatif kota-kota baru. Jabodetabek dipandang tidak lagi efektif, bahkan cenderung merugikan.
Soal macet saja, Jakarta ternyata tidak bisa dianggap ringan. Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat kerugian masyarakat dari dampak kemacetan di sejumlah wilayah Jakarta mencapai Rp150 triliun per tahun. "Data kerugian itu dilaporkan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) kepada kami," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah seperti dilansir Bisnis.com.
Selain kemacetan, Jakarta juga telah menjadi langganan banjir. Beberapa titik di Jakarta bahkan lumpuh terendam banjir pada bulan Agustus kemarin. Demikian pula jika terjadi aksi demonstrasi yang sudah menjadi makanan sehari-hari di Jakarta, kemacetan dimana-mana.
Dengan problem yang nyaris absolut tersebut, maka wajar jika pelaku bisnis mencari alternatif yang memungkinkan aktivitas ekonomi berjalan lancar. Kota Karawang merupakan salah satu kawasan yang jadi primadona dan menarik minat pelaku bisnis, terutama para pengembang.
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) yang mengembangkan proyek perumahan Grand Taruma Karawang sejak lima tahun silam. Karawang dinilai merupakan daerah potensial di Koridor Timur Jakarta.
Pasalnya, beberapa infrastruktur seperti Jalan Tol Trans Jawa (Cikopo-Palimanan), Jalan Nasional Pantura Jawa, dan kereta api cepat Jakarta-Bandung melewati kabupaten ini.
"Pertumbuhan ekonomi Karawang saat ini lebih cepat daripada pertumbuhan nasional akibat lima kawasan industri yang ada di sini dan juga keberadaan infrastruktur masa depan seperti Pelabuhan Panimbang dan Bandara Ciampel jadi alasan kami memilih Karawang," jelas Assistant Vice President Strategic Marketing APLN Agung Wirajaya, di Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Spoiler for Grand Taruma Karawang:
Kehadiran APLN sejak 2011 di kawasan ini sontak membuat harga tanah melonjak. Padahal, sebelumnya, menurut Senior Marketing Manager Grand Taruma Karawang Ie Rina harga tanah di lokasi tersebut hanya Rp 700.000 per meter persegi-Rp 1,7 juta per meter persegi.
"Sekarang ini harga tanah di sana sudah masuk Rp 10 juta per meter persegi, namun untuk Grand Taruma Karawang kami jual lebih murah, Rp 8 juta-Rp 9 juta per meter perseginya," tambah dia.
Grand Taruma Karawang merupakan proyek pertama APLN di kabupaten seluas 1.652 kilometer dengan total lahan 48 hektar.
Hingga saat ini, penjualan Grand Taruma Karawang telah menyentuh angka 90 persen, padahal harga rumah yang ditawarkan lumayan tinggi.
Harga aktual rumah-rumah di Grand Taruma Karawang saat ini berada pada posisi Rp 1,2 miliar untuk tipe 69/126, dan Rp 3,7 miliar untuk tipe 235/300.
"10 persen sisanya ini terdiri dari 11 unit ruko, 102 unit rumah, dan 13 unit kavling. Paling banyak ini dibeli oleh warga Karawang,
Rengasdengklok, dan sekitarnya," kata Rina.
Kendati demikian, penjualan Grand Taruma Karawang sendiri terhitung sangat lambat bagi pengembang besar sekaliber APLN.
Sejak diluncurkan Mei 2011, 90 persen penjualan Grand Taruma Karawang justru baru terjadi pada kuartal IV-2016.
Hal ini pun diakui Rina yang menganggap lambatnya penjualan Grand Taruma Karawang disebabkan selektifnya APLN dalam menerima pembeli.
"Kami nggak mau memberikan unit-unit Grand Taruma Karawang kepada semua yang ingin beli, kami pilih karena kami hanya ingin end user supaya kawasan ini ramai walaupun pada akhirnya ada investor yang jumlahnya hanya 18 persen dari total pembeli," ungkap dia.
Dua Proyek Lanjutan
Proyek APLN berikutnya di Karawang adalah Podomoro Industrial Park seluas 1.000 hektar untuk semakin meramaikan kawasan industri Karawang.
Keberadaan Podomoro Industrial Park melengkapi delapan kawasan indsutrial Karawang yang sudah ada sebelumnya, yakni Karawang International Industrial City (KIIC), Bukit Indah City, Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang Jabar Industrial Estate, Kawasan Industri Kujang, Karawang Industri Mitrakarawang, GT Tech Park Karawang, dan Artha Industrial Hill.
Proyek ketiga APLN di Karawang dan menjadi yang terakhir adalah Taruma City yang merupakan kawasan terpadu antara rumah toko (ruko), apartemen, dan rumah tapak.
"Taruma City seluas 5,5 hektar berada di pusat kota Karawang, Jalan Kertabumi, atau Sudirman-nya Karawang dan akan menjadi kawasan bisnis terpadu-nya Karawang," ujar Agung.
Pembangunan Taruma City akan difokuskan terlebih dahulu pada sektor ruko lantaran besarnya ceruk pasar yang ada di kawasan tersebut.
Meski begitu, Agung mengakui dalam pembangunan Taruma City nantinya, jumlah apartemen dan rumah tapak akan proporsional.
Oleh sebab itu, peluncuran pertama Taruma City adalah ruko yang akan dilakukan pada akhir 2016 ini.
Harga tanah yang telah mencapai Rp 30 juta membuat harga ruko di Taruma City akan dibanderol hingga belasan miliar.
"Dengan harga seperti ini maka value yang bisa didapatkan adalah kawasan bisnis terpadu yang terkelola dan terpelihara baik dan ini belum ada di Karawang," tutupnya.
http://properti.kompas.com/read/2016...garap.karawang
Kehadiran Karawang dan kota-kota lain sebagai kota industri baru, tidak menutup kemungkinan menyebabkan Jakarta ditinggalkan. Di masa depan, Jakarta tergeser dan tergusur sebagai pusat ekonomi dan bisnis. Dengan predikat Ibu Kota, Jakarta memang cocoknya sebagai kota administrasi saja. Tempat segala kebijakan diramu untuk kemajuan Indonesia
0
5.2K
55


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan