- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
#Pengamat: Orasi FPI Sudah Bergaya Terorisme


TS
kodok.nongkrong
#Pengamat: Orasi FPI Sudah Bergaya Terorisme
Quote:
Minggu, 16 Oktober 2016 | 18:03 WIB | Megapolitan

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas, pada Jumat (14/10/2016) lalu, untuk meminta aparat penegak hukum menangkap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas dugaan penistaan agama, sempat terlontar beberapa pernyataan keras dari Ketua FPI Habib Rizieq.
Habib dalam orasinya sempat menyatakan akan merebut Balai Kota, Istana Kepresidenan, hingga ancaman menggantung, menghukum mati, atau membunuh Ahok, jika aparat penegak hukum tidak segera mengambil tindakan.
Pengamat politik (Dosen Sospol) dari Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai, apa yang disampaikan Habib sudah bergaya terorisme karena membuat pernyataan yang mengancam negara.
"Itukan sudah bergaya teroris seakan-akan ingin melawan negara. Karena mereka sudah memaksakan kehendak menuju ke radikalisme. Tinggal setingkat lagi menjadi terorisme. Itu jalurnya sudah ke sana itu. Ada di jalur radikalisme, ekstrimisme, dan ujungnya terorisme," kata Arbi kepada Netralnews.com, Minggu (16/10/2016).
Arbi menjelaskan, demonstrasi bukanlah suatu persoalan. Namun ketika ada ucapan yang bersifat menghasut ke arah ekstrimisme, hal itu telah mencederai demokrasi.
"Demo tidak jadi masalah, tapi ucapan, orasi, pidato, bahkan spanduk yang sudah bersifat menghasut begitu kerasnya bertindak yang mengarah ke tindakan ekstrim dan radikal, nah itu sudah melawan demokrasi. Kalau melawan demokrasi di jaman sekarang itu sama halnya dengan melawan negara," ujarnya.
"Jadi kalau mau demo, pakai cara rasional. Bahasanya bisa saja kasar, misalnya "bodoh atau tidak becus" itu tidak jadi masalah. Tapi ucapan itu harus disertai alasan yang jelas, bukti, argumen, dan fakta yang akurat. Jika semua itu terpenuhi, maka itu tidak masalah. Itulah demokrasi. Itu hak dalam berdemo," sambung Arbi.
Menurutnya, apa yang disampaikan Habib Rizieq tidak pantas di era demokrasi. Apalagi pernyataan tersebut bukan saja mengancam Ahok, tapi juga negara.
"Itu adalah keinginan yang tidak mungkin dilaksanakan dalam demokrasi. Itu bukan saja mengancam Ahok tapi juga negara. Karena kalau tidak dewasa dalam berpikir dan bersuara, maka itu sudah melawan negara. Makanya harus hati-hati jangan tergelincir," ungkap Arbi.
Arbi meyakini, jika sampai orasi itu benar-benar-benar dilakukan, maka negara akan bertindak tegas, dan semua pembela demokrasi akan bangkit untuk melawan, apapun alasannya.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Y.C Kurniantoro
http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/30344/pengamat.orasi.fpi.sudah.bergaya.terorisme

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas, pada Jumat (14/10/2016) lalu, untuk meminta aparat penegak hukum menangkap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atas dugaan penistaan agama, sempat terlontar beberapa pernyataan keras dari Ketua FPI Habib Rizieq.
Habib dalam orasinya sempat menyatakan akan merebut Balai Kota, Istana Kepresidenan, hingga ancaman menggantung, menghukum mati, atau membunuh Ahok, jika aparat penegak hukum tidak segera mengambil tindakan.
Pengamat politik (Dosen Sospol) dari Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai, apa yang disampaikan Habib sudah bergaya terorisme karena membuat pernyataan yang mengancam negara.
"Itukan sudah bergaya teroris seakan-akan ingin melawan negara. Karena mereka sudah memaksakan kehendak menuju ke radikalisme. Tinggal setingkat lagi menjadi terorisme. Itu jalurnya sudah ke sana itu. Ada di jalur radikalisme, ekstrimisme, dan ujungnya terorisme," kata Arbi kepada Netralnews.com, Minggu (16/10/2016).
Arbi menjelaskan, demonstrasi bukanlah suatu persoalan. Namun ketika ada ucapan yang bersifat menghasut ke arah ekstrimisme, hal itu telah mencederai demokrasi.
"Demo tidak jadi masalah, tapi ucapan, orasi, pidato, bahkan spanduk yang sudah bersifat menghasut begitu kerasnya bertindak yang mengarah ke tindakan ekstrim dan radikal, nah itu sudah melawan demokrasi. Kalau melawan demokrasi di jaman sekarang itu sama halnya dengan melawan negara," ujarnya.
"Jadi kalau mau demo, pakai cara rasional. Bahasanya bisa saja kasar, misalnya "bodoh atau tidak becus" itu tidak jadi masalah. Tapi ucapan itu harus disertai alasan yang jelas, bukti, argumen, dan fakta yang akurat. Jika semua itu terpenuhi, maka itu tidak masalah. Itulah demokrasi. Itu hak dalam berdemo," sambung Arbi.
Menurutnya, apa yang disampaikan Habib Rizieq tidak pantas di era demokrasi. Apalagi pernyataan tersebut bukan saja mengancam Ahok, tapi juga negara.
"Itu adalah keinginan yang tidak mungkin dilaksanakan dalam demokrasi. Itu bukan saja mengancam Ahok tapi juga negara. Karena kalau tidak dewasa dalam berpikir dan bersuara, maka itu sudah melawan negara. Makanya harus hati-hati jangan tergelincir," ungkap Arbi.
Arbi meyakini, jika sampai orasi itu benar-benar-benar dilakukan, maka negara akan bertindak tegas, dan semua pembela demokrasi akan bangkit untuk melawan, apapun alasannya.
Reporter : Adiel Manafe
Editor : Y.C Kurniantoro
http://www.netralnews.com/news/megapolitan/read/30344/pengamat.orasi.fpi.sudah.bergaya.terorisme
Setuju om arbi..
Bubarkan FPI....




tien212700 dan nona212 memberi reputasi
2
10.9K
Kutip
126
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan