- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Benarkah Ahok Sudah Memecah Persatuan Indonesia dan Menghina Umat Islam di Dunia?


TS
memen82
Benarkah Ahok Sudah Memecah Persatuan Indonesia dan Menghina Umat Islam di Dunia?
Semua berawal dari penggalan pendek dari
sebuah video panjang berisi diskusi antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama
dengan warga Kepulauan Seribu .
Quote:
BOOM!!!

Agung Sandy Lesmana/suara.com
Korban berjatuhan. Mayoritas (katanya) adalah
umat Islam. Beberapa organisasi seperti
Muhammadiyah, FPI, dan Advokat Cinta Tanah
Air melaporkan Ahok atas kejahatannya yang
(katanya) melecehkan Al-Qur'an.
Menurut pihak-pihak tersakiti, Ahok telah
melanggar Pasal 156 a Jo KUHP Undang-undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Penodaan Agama. Mereka menyebutkan bahwa arogansi Ahok itu menyakiti hati umat Islam.
Ada yang berkata bahwa Ahok seharusnya tidak
membawa-bawa Al-Qur'an karena gubernur
petahana itu bukan orang Islam sehingga tidak
paham dan tidak berhak menafsirkan isi Al-
Qur'an.
Bukan hanya dari kalangan organisasi Islam,
protes juga datang dari anggota partai politik
yang menyebut bahwa Ahok menghina Al-Qur'an yang secara otomatis berarti menghina umat Islam di seluruh dunia.
Beberapa lainnya juga menuduh Ahok memecah- belah persatuan bangsa dengan membuat risau umat Islam di Indonesia. Padahal Indonesia ini menganut Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, sedangkan sikap Ahok tidak mencerminkan itu.
Namun, tidak semua umat Islam yang kebetulan juga warga Indonesia mengaku jadi korban.

Alsadad Rudi/kompas.com
Mantan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid,
justru mengatakan kalau Ahok tidak melakukan
penistaan agama dan malah berpendapat bahwa
dia memberi edukasi politik agar warga DKI
cerdas dalam memilih.
Dia setuju dengan Ahok bahwa ucapannya di
Kepulauan Seribu itu ditujukan agar warga tidak
percaya orang-orang yang menggunakan ayat
Al-Qur'an untuk membohongi mereka.
Nusron Wahid menambahkan kalau Ahok tidak
ingin adanya politisasi kitab suci yang digunakan
untuk mendiskreditkan salah satu kandidat. Dia
pun meyakini ada yang sengaja memprovokasi
warga karena seperti yang bisa dilihat di video,
saat itu suasana sangat cair.
Nusron Wahid tidak sendiri. Wakil Khatib Syuriah Pengurus Wilayah NU (PWNU) DKI Jakarta, Taufik Damas juga sependapat dengan Nusron Wahid. Ia berkeyakinan bahwa Ahok hanyalah menyindir orang-orang yang menggunakan agama sebagai alat politik.
Hasil survei Populi Center yang dilakukan pada
25 September hingga 1 Oktober 2016 pun
menunjukkan bahwa pemilih beragama Islam
mayoritas mendukung Ahok dan Djarot. Mereka
fokus pada kebijakan dan kinerja Ahok, bukan
persoalan SARA.
Lalu, mana yang benar?

wartalima.com
Menurut salah seorang penulis kenamaan asal
Perancis, Gustave Flaubert, di dunia ini tidak ada
yang namanya kebenaran, yang ada hanyalah
persepsi. Persoalannya dengan persepsi adalah
setiap orang, kelompok, maupun golongan
punya versinya sendiri.
Latar belakang dari versi itu pun berbeda-beda
tergantung dimana seseorang tumbuh, seperti
apa orang tuanya, pengalaman apa saja yang
pernah dilaluinya, dan lain-lain.
Apakah Ahok menghina Al-Qur'an dan umat
Islam melalui pernyataannya? Ini juga bisa
melahirkan banyak persepsi.
Coba kita bayangkan menjadi Ahok. Dia dituduh
kafir dan tidak pantas menjadi pemimpin karena
kebetulan dia meyakini agama tertentu yang
berbeda dari agama mayoritas di Indonesia.
Belum cukup sampai di situ, etnisnya pun
menjadi sasaran empuk.
Sebagai pemeluk agama dan berasal dari etnis
minoritas yang akrab dengan diskriminasi, tentu
wajar bila Ahok membela diri.
Sudah berapa banyak yang mengutip ayat Al-
Qur'an untuk mengajak warga agar tidak
memilih Ahok? Bayangkan kita dianggap tidak
pantas menjadi sesuatu, tidak peduli seberapa
keras kita kerja, hanya karena agama atau etnis
kita. Apa kita tidak marah?
Pernyataannya di video itu juga dengan jelas
menunjukkan bahwa dia mempersilakan warga
yang tidak memilih dia karena alasan agama.
Meski membawa surat Al-Qur'an jelas-jelas
tindakan blunder, mengingat situasi politik dan
makin dekatnya pehelatan Pilkada DKI.
Hanya saja, tidakkah kita tergelitik untuk
memahami bahwa Ahok merasa frustrasi
mengapa mereka menggunakan alasan itu saat
semestinya kinerja dan kebijakan yang harus
diperhatikan?
Coba hitung berapa banyak pemimpin wilayah
setingkat provinsi dan kabupaten/kota di negara
ini? Apa Indonesia serta-merta menjadi negara
maju hanya karena dipimpin etnis dan pemeluk
agama mayoritas?
Lalu, tuduhan Ahok memecah belah bangsa
Indonesia dan sikapnya tidak menunjukkan sikap
Bhinneka Tunggal Ika? Kemana saja para pelapor
saat Ahok ditunjuk-tunjuk sebagai kafir dan
didapuk menjadi musuh Islam oleh salah satu
organisasi masyarakat garis keras?
Kemana mereka saat dia disebut-sebut sebagai
'Cina' dengan nada merendahkan, seakan-akan
berasal dari etnis tertentu adalah sebuah
kesalahan? Bukankah Jawa, Batak, Papua,
Tionghoa dan 1.300-an suku lain di bumi pertiwi
ini juga bagian dari Indonesia?
Ahok pun tidak sempurna dalam hal
kebijakan layaknya semua pemangku jabatan di
negara ini, tidak peduli agama dan etnis mereka.
Kita butuh jaminan kesehatan, tersedianya
lapangan pekerjaan dan transportasi umum
memadai, serta menurunnya tingkat korupsi.
Urusan surga, biarlah tetap berada dalam ruang
pribadi.
Ini hari Minggu. Semoga kita semua sudah
cukup woles untuk merenungkan semua
peristiwa ini dan menyambut Senin dengan
pandangan baru yang tidak akan mudah tersulut
benci dan bisa lebih berempati.
https://opinion.idntimes.com/politic/rosa-folia/jadi-benarkah-ahok-sudah-menodai-agama-menghina-umat-islam-di-dunia-dan-memecah-persatuan-bangsa-indonesia
0
9.3K
106


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan