Dalam hidup, kita pasti pernah menghadapi hal yang rasanya tak bisa diatasi, baik itu dalam wujud tujuan jangka panjang, satu langkah namun adalah langkah yang sangat terjal, atau hanya pekerjaan menghadap inbox e-mail yang melelahkan, yang membutuhkan waktu semalaman untuk membaca dan membalasnya. Jadi, bagaimana cara mengakali satu langkah yang terjal itu, atau menghadapi serbuan e-mail itu; tanpa rasa panik, menyerah, dan kemudian memutuskan untuk berhenti?

Hal itu adalah hal yang lumrah dihadapi, bahkan setiap orang pernah mempunyai pengalaman mengenai hal seperti itu. Bahkan seorang atlet profesional pun pernah merasa putus asa saat berada dalam situasi seperti itu.

Berikut ini adalah cara-cara yang mereka lakukan, agar hal yang tak terbayangkan pada akhirnya bisa dilakukan, dan kita pasti bisa melakukan hal yang sama :

1. “Aku pasti bisa...”
Alicia Searvogel mencoba untuk memecahkan rekor bersepeda terjauh yang dilakukan oleh seorang perempuan yang dilakukan dalam satu tahun, 29.603,7 mil, yang belum terpecahkan sejak 1938. Sampai dengan hari ini, dia telah bersepeda sejauh lebih dari 100 mil, setiap hari, selama 113 hari. Dalam memenuhi tantangan itu, dia hanya punya satu mantra : “Tunjukkan hasrat, dan bersepedalah”. Hanya dengan pikiran seperti itu dia bisa bersepeda selama tujuh jam dalam sehari, panas maupun hujan.

Dia benar-benar yakin bisa melakukannya, dan tidak akan gagal. Jadi, dia melakukannya.

2. Tujuan utama? Jadikan beberapa sub-tujuan.
Tujuan utama bisa saja terasa menakutkan dan berat, namun akan lebih ringan rasanya jika kita membagi ke dalam beberapa sub-tujuan, atau langkah-langkah kecil yang perlu dilakukan, untuk menuju ke tujuan yang utama. Alicia Searvogel membagi jarak bersepedanya menjadi per 25 mil – untuk mencapai 100 mil dalam sehari.

3. Fokus pada hal yang menjadi motivasi / penyemangat
Cricket Butler telah bersepeda sejauh 2,745 mil dalam acara Tour Divide, balap sepeda mountain bike, dan dia telah mengikutinya sebanyak 5 kali, dan dia menang pada 2010. Dia bersepeda di Yukon, mengikuti lomba sepeda gunung La Ruta de los Conquistadores di Kosta Rika, dan mendaki Pacific Crest Trail dan Appalachian Trail. Menurutnya, rahasia untuk mempertahankan endurance adalah hal yang membuat mental kita selalu bersemangat.

Secara fisik, kita mungkin sudah siap. Namun jika secara mental belum siap, kita pasti gagal. Cricket Butler selalu mengingat anak-anaknya pada saat dia mengikuti berbagai lomba tersebut. Pikiran yang fokus pada anak-anaknya yang membuatnya selalu bersemangat.

4. Menghadapi rasa takut
Menurut Cricket Butler, apapun hal yang menjadi sumber rasa takut, kita harus bisa mengatasinya. Jika kita bisa mengalahkan rasa takut tersebut, kita akan berhasil...

Suatu ketika Cricket Butler pernah diperlihatkan sebuah video yang menayangkan orang yang sedang ber-ski menuruni bukit es yang curam. Dan tentu saja dalam bersepeda gunung, dia akan menghadapi lintasan yang kira-kira hampir sama. Dan lintasan yang curam itu membuat rasa takutnya meningkat. Namun, memang hal itu harus dihadapi. Jadi, kita perlu belajar lebih banyak agar rasa takut itu bisa teratasi dan hilang.

5. Anggap saja hal itu bisa dilakukan
Juara dunia tujuh kali, Rebecca Rusch, memiliki beberapa hal yang dia ingin lakukan, tentu saja dengan sepedanya : menjaga rekor kemenangan di balap sepeda gunung Leadville 100, mempertahankan dan membuat rekor baru di Kokopelli Trail sejauh 142 mil, dan menaklukkan gunung Kilimanjaro dengan sepedanya.

Hal pertama yang dia lakukan adalah menolak anggapan bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan, atau belum pernah ada orang yang berhasil melakukannya.

Menjaga pikiran positif, dan berpikiran bahwa jika sesuatu hal belum dicoba, mana ada yang tahu bahwa hal itu bisa dilakukan atau tidak?

6. Tanyakan kepada diri sendiri, hal terburuk yang bisa terjadi...
Rebecca Rush berpendapat bahwa jika muncul rasa ragu, apakah bisa melakukan suatu hal atau tidak,hal itu bisa menjadi bahan pemikiran untuk skenario paling buruk yang mungkin bisa terjadi.

Dia berkata pada dirinya sendiri, “Oke, jika memang gagal sampai di puncak, paling tidak aku masih bisa turun dengan bersepeda..” Dan hal itu adalah sebuah pengalaman yang berharga.

Dan, setelah di pikiran kita tidak ada lagi ketakutan akan kegagalan, hal apa lagi yang tidak bisa kita lakukan?

7. Mengontrol hal yang bisa dikontrol
Jika kita mempunyai tujuan yang besar, semakin banyak persiapan yang dilakukan, maka semakin besar kemungkinan hal tersebut akan terwujud. Cara terbaik mengatasi ketakutan adalah dengan melakukan persiapan yang baik.

Berikut adalah cara Rebecca Rusch mengontrol hal-hal yang terjadi padanya saat dia mendaki Kilimanjaro:

Sebelum mendaki Kilimanjaro, dia melakukan banyak latihan yang berkaitan dengan ketinggian tempat (altitude), karena dia tidak tahu, badannya akan menjadi seperti apa saat berada di ketinggian 19.000 kaki di atas permukaan laut. Dia juga memastikan sepedanya berada di kondisi yang prima dan memiliki komponen yang diharapkan mampu menghadapi lintasan yang belum dikenalnya. Dia berusaha untuk menguasai hal-hal yang dapat dikontrolnya. Tidak peduli sebesar dan sejauh apa tujuan yang ingin dicapai, persiapan adalah hal mutlak yang sangat penting.

Sumber: http://goowes.co/2016/10/15/7-tips-i...-terbayangkan/