Part 1
Pukul sembilan pagi, awan terlihat begitu mendung kala itu, Deandra; wanita berumur 22 tahun yang biasa dipanggil 'Dean' masih terlelap dalam mimpi indahnya. Semalaman suntuk ia berjuang mengerjakan deadline skripsi yang harus dikumpulkan 2 hari lagi, jika tidak dikumpulkan, maka ia harus mengulang tahun depan.

"Kriiiingggg....Kriiiiiingggg....Kriiiinggg...." Alarm dari handphone miliknya berbunyi. Tak lama kemudian, Dean bangun dengan rambut cepol yang terlihat acak-acakan, serta matanya yang sayu dan memerah.

"Iiiiiisshhh, ganggu tidur aja sih." Kata Dean dengan kesal, sambil mematikan alarm handphone miliknya dan berjalan ke kamar mandi.

Setelah lima belas menit selesai dari kamar mandi, Dean kembali ke kamarnya.
"Tinggg...Tinggg..." Bunyi pesan dari handphone miliknya.

Dengan handuk yang dikalungkan dilehernya, Dean bergegas melihat handphonenya, lalu membaca isi pesan tersebut.

"Woy! Bangun! Jadi nggak nih kita?" Pesan dari Erlan.

"Ini gue udah bangun kale! Iya jadi, Araya gimana?" Dean mengirim balasan pesan ke Erlan.

"Tadi dia udah bbm gue, katanya ikut, sekarang elo siap-siap ya keburu kesiangan nih kita. Oke, nggak pake ngaret, di tempat biasa kumpul" Balas pesan dari Erlan.

"Iya iyaaaaa..." Balas pesan Dean ke Erlan, sambil tersenyum tipis, Dean langsung melempar handuknya ke kasur, dan segera bersiap-siap.

Sekitar lima belas menit bersiap-siap, Dean pamit pada Ibunya.

"Bu, Dean pamit yah, udah ditunggu Erlan sama Araya nih, Bu." Kata Dean sambil tergesa.

"Duh kamu tuh, kalo ada acara makanya jangan bangun siang, De..." Balas Ibu sambil mengulurkan tangannya untuk menyalimi Dean.

"Iya Bu, semalem ngerjain skripsi soalnya. Aku berangkat yah. Assalamualaikum..." Balas Dean sambil membuka pintu.

"Iya, waalaikumsalam, hati-hati di jalan loh." Kata Ibu sambil berteriak.

Ditengah perjalanan Dean mendapatkan pesan dari Erlan dan Araya.

"De, sorry yah kayaknya gue batalin acara hari ini deh. Gue dapet kabar dari Nyokap, kalo Adik gue dirawat di rumah sakit. Gue harus balik ke Bandung sekarang. Sekali lagi sorry ya..." Isi pesan Araya ke Dean.

"Ting... Ting..." Terlihat kembali pesan masuk dari Erlan.

"De, lo udah nerima kabar dari Araya kan? Mau nggak mau harus kita batalin. Lo sekarang dimana? Gue udah di depan Indimaret, kalo lo mau balik ke rumah lagi, balik aja De." Isi pesan dari Erlan ke Dean

Dengan muka yang kecewa, Dean pun terdiam sejenak di dalam angkot untuk membalas pesan Erlan dan Araya.