Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mulaisinauAvatar border
TS
mulaisinau
Jumat Kliwon dan Lingsir Wengi - ada apa denganmu?


Apa yang ada dalam benak Anda setiap mendengar Jumat Kliwon dan Lingsir Wengi?

Pasti tidak akan jauh dari dunia horor dan mistis, betul?


Kalender Jawa


Kalender Jawa atau Penanggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya dan yang mendapat pengaruhnya. Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.

Sistem kalender Jawa memakai dua siklus pekan: siklus pekan saptawara yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari.

Selain pembagian hari dalam pekan, di Jawa juga ada pembagian waktu dalam 1 (satu) hari yang terdiri dari 10 bagian. Pembagian waktu dalam satu hari dalam budaya barat biasa dikenal dengan istilah AM (ante meridiem) dan PM (post meridiem).

Saptawara (tujuh hari)
Pekan yang terdiri atas tujuh hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Gerakan (solah) dari bulan terhadap bumi berikut adalah nama dari ke tujuh nama hari tersebut :

- Radite (Minggu): melambangkan meneng (diam)
- Soma (Senen): melambangkan maju
- Hanggara (Selasa): melambangkan mundur
- Budha (Rabu): melambangkan mangiwa (bergerak ke kiri)
- Respati (Kamis): melambangkan manengen (bergerak ke kanan)
- Sukra (Jumat): melambangkan munggah (naik ke atas)
- Tumpak (Sabtu): melambangkan temurun (bergerak turun)

Pancawara (lima hari)
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasaran oleh orang Jawa. Hari-hari pasaran merupakan posisi sikap (patrap) dari bulan sebagai berikut:

- Legi (Manis): melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
- Pahing (Pahit): melambangkan madep (menghadap)
- Pon (Petak): melambangkan sare (tidur)
- Wage (Cemeng): melambangkan lenggah (duduk)
- Kliwon (Asih): melambangkan jumeneng (berdiri)

Pembagian waktu dalam sehari di Jawa:
A) jam 06 ~ 08, esuk
B) jam 08 ~ 12, teng'angi
C) jam 12 ~ 13, bedug'
D) jam 13 ~ 15, lingsir kulon
E) jam 15 ~ 18, asar
F) jam 18 ~ 20, sore
G) jam 20 ~ 23, sirap
H) jam 23 ~ 01, tengah wengi
I) jam 01 ~ 03, lingsir wengi
J) jam 03 ~ 06, bangun


Benarkah Jumat Kliwon memiliki sisi mistis atau mengerikan?


Kepercayaan pada hal-hal mistis di Indonesia memang sudah jadi bagian yang 'tidak terlepaskan'. Banyak orang percaya, tapi tidak sedikit juga yang skeptis tentang hal ini. Salah satu kepercayaan yang masih banyak dipercaya adalah Malam Jumat Kliwon sebagai hari yang angker.

Hal ini memang sudah dipercaya secara turun temurun sejak zaman dulu. Dan tidak ada cerita pasti atas kebenaran atau awal mula kenapa ada "Malam Jumat Kliwon Angker".


Jumat Kliwon sebagai hari yang keramat


Terutama pada malam hari, masyarakat Jawa punya kepercayaan terhadap mitos satu ini. Tradisi puasa 40 hari masyarakat Yogyakarta yang puncak puasanya terjadi pada Jumat Kliwon itu sendiri. Selama hari-hari tersebut, biasanya disediakan beraneka sesajen di lokasi-lokasi yang dianggap sakral. Meski begitu, saat ini orang-orang mengambil tiga hari puasa untuk mewakili 40 itu, yakni pada Rabu Wage, Kamis Pon dan puncaknnya Jumat Kliwon.

Selain itu, kepercayaan tentang menganggap malam jumat sebagai 'malam sunnah rasul'. Namun, sebagian besar lebih dipercaya kalau malam Jumat sendiri itu angker. Tidak heran keangkeran Malam Jumat pun berkaitan dengan keangkeran Jumat Kliwon itu sendiri. Atau, dapat dikatakan pula, para nenek moyang yang memulai kepercayaan ini ingin mengingatkan masyarakat betapa pentingnya Jumat Kliwon.

Namun, masyarakat Jawa sendiri memiliki pandangan yang berbeda terkait kekeramatan Jumat Kliwon ini. Masyarakat Jawa Tengah ada yang lebih percaya kalau malam Jumat Wage adalah hari yang dikeramatkan. Selain Jumat Kliwon, masyarakat Yogyakarta juga percaya kalau Selasa Kliwon itu hari yang keramat.


Ritual Ghaib pada Malam Jum’at


Banyak sekali ritual ghaib yang dilakukan pada malam Jum’at - khususnya malam Jum’at Kliwon. Selain sesajen, masih banyak lagi ragam ritual yang dilakukan di malam ini, salah satunya adalah memandikan benda-benda pusaka

Diantara keyakinan yang menyeruak di malam Jum’at, bahwa malam Jum’at diyakini mengandung nilai magis yang kuat sehingga menjadi waktu yang favorit untuk melakukan ritual-ritual ghaib, diantaranya adalah memandikan benda-benda pusaka, semisal keris dan lainnya.


Jumat Kliwon oleh media


Kepercayaan ini pun dikaitkan dengan kebudayaan Jawa yang menempatkan Kliwon sebagai tanda keangkeran. Dunia industri televisi film-film seperti "Malam Jumat Kliwon" pada 1986 yang dibintangi aktris 'horor' legendaris Suzana pun menjadi hal yang membuat kepercayaan semakin tinggi. Masyarakat Indonesia yang menyaksikan film tersebut pun ikut terpengaruh dan percaya akan adanya hal mistis pada Jumat Kliwon.

Selain itu, cerita dari mulut ke mulut juga jadi cara orang-orang menyebarkan pengalaman horor saat Jumat Kliwon. Tidak heran kepercayaan itu juga semakin cepat tersebar. Percaya atau tidak, hal-hal mistis telah jadi bagian dari masyarakat Indonesia.

Dirangkum dari beragam sumber di internet.
Diubah oleh mulaisinau 13-10-2016 10:55
0
8.1K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan