Kaskus

Entertainment

mulaisinauAvatar border
TS
mulaisinau
Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan
kapan ya trit ginian jadi HT :ngarep

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Definisi
Banteng atau tembadau (dari bahasa Jawa, banṭhèng), Bos javanicus, adalah hewan yang sekerabat dengan sapi dan ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, dan Bali.

Ketaton
ke-ta-ton (bahasa Jawa): terluka; kena cedera

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Banteng Ketaton
banteng yang luka terkena senjata (definisi yang menggambarkan keadaan seseorang yang melawan atau mempertahankan diri dengan gigih)


Perjalanan sejarah
Rahasia kejayaan Singasari dan Majapahit bukan hanya terletak pada kekuatan ketentaraan dan ketangguhan personilnya saja, tetapi juga kesaktian dari keris-keris sakti mereka. Dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan dan negeri-negeri jajahannya, mereka bukan hanya harus berhadapan dengan bala tentara kerajaan lawan, tetapi juga rakyat sipil, tokoh-tokoh sakti dunia persilatan dan para pendekar setempat yang terpanggil untuk membela negerinya. Mereka siap perang frontal, tapi juga siap diserang secara gerilya hit and hide. Mereka bukan hanya harus menghadapi kekuatan keprajuritan, taktik perang dan persenjataan musuh-musuhnya dan kesaktian kanuragan manusia, tetapi juga segala macam bentuk kesaktian gaib, serangan gaib sihir, santet, teluh, tenung dan berbagai macam keilmuan gaib musuh-musuhnya. Dan untuk mengalahkan segala macam bentuk kesaktian itu, selain digunakan kekuatan kesaktian dari diri mereka sendiri, juga digunakan kesaktian dari keris-keris mereka.

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Pada jaman Kerajaan Singasari, tentara kerajaan mendapatkan pelajaran resmi gerakan silat keprajuritan berdasarkan gerakan banteng dan macan (/singa).

Di dalam formasi bertahan atau menyerang, barisan bertahan dan menyerang seperti banteng ini, selain menguatkan fisik tentaranya, juga sangat ampuh untuk mengalahkan pasukan lawan. Dengan bersenjatakan tombak panjang atau pedang, dengan barisan yang rapat, bergerak menyerang maju menusuk dan mundur bertahan, gerakan kaki menghentak ke tanah, teratur saling mengisi dan melindungi, gerakan barisan banteng ini membuat tentara lawan terdesak dan tak ada ruang untuk menghindar, kecuali mundur atau kabur. Dan sifat-sifat banteng ketaton (banteng marah karena terluka) siap diterapkan dalam kondisi terdesak, tidak ada kata kalah atau mundur, lebih baik sama-sama hancur.

Gerakan menyerang seperti macan atau singa diterapkan ketika pasukannya terdesak dan formasinya terpecah. Para prajurit membentuk kelompok-kelompok kecil seperti sekawanan singa dan menyerang seperti macan mengamuk.

Dengan banyaknya jumlah tentara dan ketangguhan keprajuritannya itu kerajaan Singasari berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menundukkan banyak kerajaan di banyak wilayah, bahkan sampai ke negeri seberang, negeri Laos, Vietnam dan Kamboja.

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Di sisi selatan Stadion Wilis Madiun, terdapatlah sebuah patung banteng. Awalnya, patung tersebut tidak berada di sisi selatan Stadion Wilis, melainkan di Taman Makan Pahlawan. Saat berada di Taman Makam Pahlawan, patung banteng tersebut ditempatkan di depan jalan protokol utama di Kota Madiun, menatap publik yang melintasi Jalan Pahlawan.

Saat Orde Baru berkuasa, patung banteng dipindahkan ke sisi selatan Stadion Wilis. Tersembunyi dari pandangan publik, rezim Orde Baru menyembunyikan patung banteng dari perhatian publik. Dalam pelajaran sejarah, tidak pernah sekalipun kami diwariskan narasi cerita tentang patung banteng oleh guru sejarah kami.

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Rezim Orde Baru menganggap banteng sebagai simbol nasionalisme ala Partai Nasional Indonesia (PNI), partai nasionalis terbesar di masa Orde Lama yang dipaksa berfusi ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada pemilu kedua masa Orde Baru. Orde Baru merepresi partai–partai politik peninggalan Orde Lama untuk mengamankan dogma “pembangunan adalah panglima”. Patung banteng yang terbuka di depan publik dianggap sebagai ancaman atas dogma ini oleh penguasa. Bayangkan saja, lokasi penempatan sebuah patung pun tidak lepas kepentingan politik.

Dibuat oleh Trijoto Abdullah – pematung perempuan yang juga cucu pahlawan nasional Dokter Wahidin Sudirohusodo – pada tahun 1947, patung banteng dibangun untuk mengenang semangat warga Madiun dalam melawan agresi militer Belanda I. Dengan ekspresi banteng yang terlihat marah dan bertuliskan kata-kata “rawe–rawe rantas, malang–malang putung,” patung banteng di Madiun dikenal juga dengan banteng ketaton. Sebuah persembahan untuk rakyat Madiun dalam keberaniannya menentang agresi Militer Belanda.

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Awalnya, bersama patung banteng, terdapatlah patung seorang pejuang yang memegang bambu runcing. Ketika patung banteng dipindahkan ke Stadion Wilis, patung pejuang ditinggalkan di Taman Makam Pahlawan. Dalam relasi kuasa dan pengetahuan ala Michel Foucault, pemisahan ini bisa dilihat sebagai strategi kuasa Orde Baru untuk mengeksklusi banteng sebagai simbol kepahlawanan.

Rezim Orde Baru akhirnya jatuh pada tahun 1998. Bersamaan dengan pembangunan kembali Stadion Wilis, patung banteng kembali terlihat dari pandangan publik yang melewati sisi selatan Stadion Wilis.


Bijak dalam bertindak - Santun saat melantun
Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan
Pada zaman keemasan Majapahit, hiduplah seorang resi agung Ronggo Lawe. Ilmu kanuragan sang maha resi sudah taraf menyundul langit, tiada tanding tiada banding. Salah satu jurus andalan dan pamungkas adalah “banteng ketaton”, banteng ngamuk karena mabuk. Bayangkan jika banteng ngamuk dan mabuk, seruduk kiri seruduk kanan, segala hal diseruduk. Ini jurus yang ditakuti dan disegani oleh semua ahli kanuragan.

Nah, tampaknya hanya jurus ini yang diwariskan ke zaman kita hidup. Atau bisa pula sebaliknya, hanya jurus ini yang kita mampu mempelajarinya.

Banteng Ketaton - sejarah yang disingkirkan karena ketakutan

Inilah jurus yang dipelajari para politikus kita, dan digunakan sebaik yang dia mampu.
BANTENG KETATON
SEMUA DIAMUK ASAL BISA DUDUK
KEBENARAN DISAMARKAN DEMI KEKUASAAN


Dari seluruh kebesaran dan kemegahan Majapahit, kemampuan intelektualitas kita hanya mampu untuk mempelajari satu jurus saja, hanya satu jurus.


dirangkum dari beragam sumber di internet
Diubah oleh mulaisinau 14-10-2016 07:22
0
10.3K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan