- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ngeri! Anggota Brimob Polda Sumut Tewas Dipukuli Begal Hingga Pendarahan di Otak. Ini


TS
merdekaboy
Ngeri! Anggota Brimob Polda Sumut Tewas Dipukuli Begal Hingga Pendarahan di Otak. Ini
Quote:
Ngeri! Anggota Brimob Polda Sumut Tewas Dipukuli Begal Hingga Pendarahan di Otak. Ini Fakta-faktanya…


Enam komplotan begal sadis di Medan membunuh anggota Brimob Polda Sumut, Briptu Marisi Robert Parulian Silaen, lalu membawa kabur sepeda motornya.
Anggota Brimob tersebut tewas setelah kepalanya dipukul menggunakan benda tumpul oleh para pelaku. Keenam pelaku begal tersebut, Senin (10/10/2016), menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Medan.
Mereka adalah Rudini Syahputra alias Acong (22); Oby Rivaldi Lubis (22); Wirdiansyah Dinata alias Imam (22); Ricardo Tampubolon (24); Ilham (24); dan Betong (26).
Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Azwardi Idris tersebut beragenda keterangan saksi ahli forensik, Surjit Singh, yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) Dewi Tarihoran.
Dalam keterangannya, Surjit Singh mengatakan, otopsi korban dilakukan di instalansi forensik RS Bhayangkara Polda Sumut pada 10 Mei 2013 lalu sekitar pukul 10.00 WIB.
“Korban dalam keadaan meninggal saat tiba di rumah sakit. Terdapat lecet pada wajah, lecet pada punggung dan tangan, rahang kiri bawah patah, kepala bagian belakang luka lecet dan lebam, pipi juga luka lecet. Luka lecet biasanya karena jatuh atau terbentur benda dengan permukaan kasar atau dipukul,” katanya.
Dijelaskannya, luka lebam di bagian leher belakang korban, kata Surjit, disebabkan pecahnya pembuluh darah di bawah kulit karena benturan benda tumpul. Menurutnya, pemukulan yang dialami korban terpusat di bagian kepala.
“Fokus di bagian wajah dan kepala. Di dalam kepala terdapat resapan darah yang luas dari kepala bagian depan ke bagian belakang. Patahnya tulang tengkorak (fraktur bergaris) dari kepala bagian depan ke belakang,” tambahnya.
Surjit Singh mengatakan, keenam pelaku membunuh korban dengan cara yang sangat sadis. Pasalnya, hingga menyebabkan pendarahan di selaput tipis otak.
“Selaput tebal otak seperti plastik dan susah dirobek. Di bawahnya dilindungi selaput otak lagi yang lebih tipis. Terjadi pendarahan di selaput tipis otak itu. Yang menarik bahwa di tulang otak kita ada mangkuk, namanya fosa juga terjadi fraktur karena benturan yang cukup kuat,” ucapnya.
Tak cuma itu, dua gigi seri bagian kiri korban juga patah. Ditemukan pula kain kasa di rongga mulut dan dua rongga hidung yang berlumuran darah.
Selain darah, ada juga buih keluat dari hidung korban. Sementara itu, ada luka lecet di kelopak mata kiri dan robek di pipi kiri.
Kematian korban, menurut Surjit, disebabkan pendarahan di jaringan otak yang terdapat susunan syaraf, ibarat komputer, yang mengatur bagian syaraf.
“Dalam forensik, salah satu cara memperkirakan waktu kematian korban dengan cara menekan kulitnya. Kalau meninggalnya antara 6-8 jam, bekas darah bagian badan yang ditekan akan hilang, tapi ini ditekan enggak hilang, berarti sudah meningg di atas 6-8 jam. Yang jelas dalam otopsi itu kami buka semua termasuk perut. Ada pula luka di tangan (luka tangkis) mungkin saat dipukul, korban sempat menangkis. Bisa dipukul pakai kayu, batu atau pipa,” ucapnya.
Penasihat hukum terdakwa sempat menanyakan kelengkapan alat forensik di rumah sakit tersebut, namun menurut Surjit, RS Bhayangkara punya peralatan yang lengkap. “Alat-alatnya lengkap. Saat otopsi tidak ada kesulitan karena lengkap,” jawabnya.
Dalam sidang sebelumnya, JPU menjerat keenam terdakwa dengan Pasal 365 ayat 4 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dengan ancaman maksimal pidana mati, seumur hidup atau hukuman penjara sementara selama-lamanya 20 tahun. “Kami menjerat keenam tersangka dengan Pasal 365 ayat 4 KUHPidana,” kata JPU Dewi usai sidang.
Seperti diberitakan sebelumnya, peristiwa ini berawal saat keenam pelaku bersama-sama keling Kota Medan mengendarai tiga sepeda motor untuk mencari mangsa.
Para pelaku menyusuri Jalan Setia Budi hingga ke Jalan Sei Serayu. Sekira pukul 04.30 WIB, Briptu Marisi melintas di lokasi seorang diri.
Melihat korban sendirian, dua orang pelaku masing-masing Ricardo dan Acong mengejar korban, kemudian memukul tengkuk korban hingga terpental dari atas sepeda motor.
Melihat korbannya terjatuh, para pelaku kembali memukuli korban hingga tewas. Setelah itu, para pelaku membawa kabur motor dan meninggalkan lokasi kejadian. Setelah sempat buron, mereka akhirnya berhasil ditangkap Polsek Sunggal.
http://m.medansatu.com/berita/22554/...ta-faktanya/3/
ngerriiii cukkk



0
12.3K
Kutip
119
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan