- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Riwayat Hidup Mutmainah


TS
uzuaan
Riwayat Hidup Mutmainah

Quote:
Quote:
MetrotvNews.com, Jakarta: Keluarga masih tak habis pikir dengan aksi nekat Mutmainah alias Iin yang memutilasi anak kandungnya sendiri. Satu-satunya keyakinan keluarga, Iin kena gangguan jiwa alias depresi.
Ayah Iin, Jaelani bercerita, hidup Iin mulai bermasalah sejak lima atau enam tahun lalu. Ketika itu, Iin sempat kena gangguan mental. Pemicunya, kata Jaelani, lantaran 'dipaksa' berhubungan badan di luar nikah dengan Aipda Denny Siregar. Saat itu keduanya berpacaran. Tapi, Iin kemudian ditinggal pergi.
"Kalau malam suka nyanyi-nyanyi sendiri. Sebenarnya ini aib buat keluarga," kata Jaelani saat ditemui di rumahnya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2016).
Keluarga lalu membawa Iin ke Tegal, Jawa Tengah. Jaelani tidak menyebut detail tempat memulihkan kondisi kejiwaan Iin di Tegal. Yang jelas, dua tahun kemudian, Iin kembali ke Jakarta.
"Karena sudah sehat lagi, ke Jakarta lagi," kata Jaelani.
Sampai di Jakarta, Iin menjalani hidup seperti biasa. Komunikasi dengan Denny sudah putus. Singkat cerita, Denny menikah dengan orang lain, begitu juga Iin. Tapi, pernikahan Iin dengan suaminya barunya hanya berumur satu bulan.
"Suaminya enggak bener, terus cerai," ungkap Ibunda Iin, Komala, 60.
Sekitar dua tahun lalu, diam-diam Iin bertemu lagi dengan Denny. Pertemuan keduanya bermula dari aktifitas Iin yang kerap dimintai tolong tetangganya buat mengurusi STNK.
Ketika itu, Denny masih beristri dan punya satu orang anak. Sementara itu, Iin berstatus janda kembang. Iin rupanya berhubungan lagi dengan Denny. Mereka memadu kasih lagi meski Denny sudah beristri.
Keluarga, kata Komala, sebenarnya berat menerima lagi kehadiran Denny setelah peristiwa lima tahun lalu. Tapi, keluarga tak bisa berbuat banyak.
Saat keluarga mengetahui Iin dengan Denny berhubungan lagi, posisi dia tengah hamil lima bulan. Mau tidak mau, keduanya dinikahkan.
"Pas nikah dengan Iin, Denny sudah cerai," kata Komala.
Kalisa, jadi anak pertama Iin dan suaminya yang berpangkat aipda itu. Tak lama setelah Kalisa lahir, Iin hamil lagi anak kedua. Ketika lahir, anak itu diberi nama Arjuna.
Rumah tangga Iin dan Denny Bermasalah
Versi keluarga Mutmainah, rumah tangga perempuan berusia 28 tahun itu diselimuti banyak masalah. Denny disebut kerap mengekang Iin. "Bertemu keluarga saja pernah tidak boleh," kata Komala.
Iin juga kerap bercerita kepada keluarga kalau selama berumah tangga, Denny tidak pernah terbuka soal penghasilan. Denny, kata Iin, juga temperamental.
"Dua hari sebelum kejadian, Iin juga bilang sama Bapak, 'Pak saya sudah enggak kuat sama Denny'," ujar Jaelani sembari terisak.
Sebelum tinggal di kontrakannya saat ini, Iin dan Denny sempat tinggal di rumah Jaelani. Satu atap tak berarti membuat hubungan keluarga Iin dan Denny baik-baik saja. Malah saat mulai mengontrak, Denny disebut kerap melarang Iin menemui orang tuanya, begitupun sebaliknya.
"Kita kalau mau ketemu Iin nunggu suaminya enggak ada di rumah," ungkap Komala.
Sampai detik ini, keluarga masih percaya kalau Iin memutilasi anaknya karena depresi. Pemicunya, masalah rumah tangganya dengan sang suami.
"Kalau anak saya dituduh kriminal saya enggak terima," pungkas Jaelani.
Minggu malam 2 Oktober, anak kedua Iin, Arjuna, ditemukan tewas termutilasi. Iin diduga sebagai pelakunya. Potongan tubuh Arjuna diletakkan di atas sebuah piring.
Selain memutilasi Arjuna, yang baru berumur satu tahun, Iin juga diduga memotong telinga anak pertamanya, Kalista, yang berumur dua tahun. Beruntung, nyawa Kalista masih selamat.
Polisi telah menetapkan Iin menjadi tersangka atas kasus tersebut. Istri dari anggota Provos Polda Metro Jaya itu dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Iin terancam sepuluh tahun penjara.
(OGI)
Ayah Iin, Jaelani bercerita, hidup Iin mulai bermasalah sejak lima atau enam tahun lalu. Ketika itu, Iin sempat kena gangguan mental. Pemicunya, kata Jaelani, lantaran 'dipaksa' berhubungan badan di luar nikah dengan Aipda Denny Siregar. Saat itu keduanya berpacaran. Tapi, Iin kemudian ditinggal pergi.
"Kalau malam suka nyanyi-nyanyi sendiri. Sebenarnya ini aib buat keluarga," kata Jaelani saat ditemui di rumahnya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2016).
Keluarga lalu membawa Iin ke Tegal, Jawa Tengah. Jaelani tidak menyebut detail tempat memulihkan kondisi kejiwaan Iin di Tegal. Yang jelas, dua tahun kemudian, Iin kembali ke Jakarta.
"Karena sudah sehat lagi, ke Jakarta lagi," kata Jaelani.
Sampai di Jakarta, Iin menjalani hidup seperti biasa. Komunikasi dengan Denny sudah putus. Singkat cerita, Denny menikah dengan orang lain, begitu juga Iin. Tapi, pernikahan Iin dengan suaminya barunya hanya berumur satu bulan.
"Suaminya enggak bener, terus cerai," ungkap Ibunda Iin, Komala, 60.
Sekitar dua tahun lalu, diam-diam Iin bertemu lagi dengan Denny. Pertemuan keduanya bermula dari aktifitas Iin yang kerap dimintai tolong tetangganya buat mengurusi STNK.
Ketika itu, Denny masih beristri dan punya satu orang anak. Sementara itu, Iin berstatus janda kembang. Iin rupanya berhubungan lagi dengan Denny. Mereka memadu kasih lagi meski Denny sudah beristri.
Keluarga, kata Komala, sebenarnya berat menerima lagi kehadiran Denny setelah peristiwa lima tahun lalu. Tapi, keluarga tak bisa berbuat banyak.
Saat keluarga mengetahui Iin dengan Denny berhubungan lagi, posisi dia tengah hamil lima bulan. Mau tidak mau, keduanya dinikahkan.
"Pas nikah dengan Iin, Denny sudah cerai," kata Komala.
Kalisa, jadi anak pertama Iin dan suaminya yang berpangkat aipda itu. Tak lama setelah Kalisa lahir, Iin hamil lagi anak kedua. Ketika lahir, anak itu diberi nama Arjuna.
Rumah tangga Iin dan Denny Bermasalah
Versi keluarga Mutmainah, rumah tangga perempuan berusia 28 tahun itu diselimuti banyak masalah. Denny disebut kerap mengekang Iin. "Bertemu keluarga saja pernah tidak boleh," kata Komala.
Iin juga kerap bercerita kepada keluarga kalau selama berumah tangga, Denny tidak pernah terbuka soal penghasilan. Denny, kata Iin, juga temperamental.
"Dua hari sebelum kejadian, Iin juga bilang sama Bapak, 'Pak saya sudah enggak kuat sama Denny'," ujar Jaelani sembari terisak.
Sebelum tinggal di kontrakannya saat ini, Iin dan Denny sempat tinggal di rumah Jaelani. Satu atap tak berarti membuat hubungan keluarga Iin dan Denny baik-baik saja. Malah saat mulai mengontrak, Denny disebut kerap melarang Iin menemui orang tuanya, begitupun sebaliknya.
"Kita kalau mau ketemu Iin nunggu suaminya enggak ada di rumah," ungkap Komala.
Sampai detik ini, keluarga masih percaya kalau Iin memutilasi anaknya karena depresi. Pemicunya, masalah rumah tangganya dengan sang suami.
"Kalau anak saya dituduh kriminal saya enggak terima," pungkas Jaelani.
Minggu malam 2 Oktober, anak kedua Iin, Arjuna, ditemukan tewas termutilasi. Iin diduga sebagai pelakunya. Potongan tubuh Arjuna diletakkan di atas sebuah piring.
Selain memutilasi Arjuna, yang baru berumur satu tahun, Iin juga diduga memotong telinga anak pertamanya, Kalista, yang berumur dua tahun. Beruntung, nyawa Kalista masih selamat.
Polisi telah menetapkan Iin menjadi tersangka atas kasus tersebut. Istri dari anggota Provos Polda Metro Jaya itu dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Iin terancam sepuluh tahun penjara.
(OGI)
Mutmainah Dijaga Ketat di RS Polri
Quote:
Quote:
Metrotvnews.com, Jakarta: Mutmainah, 28, masih dirawat di ruang 01 Cenderawasih, Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur. Ia menjalani serangkaian pemeriksaan psikologis kejiwaan.
Minggu malam 2 Oktober, Mutmainah bikin geger warga sekitar Pasar Menceng, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Ia memutilasi putranya yang baru berusia satu tahun di rumah kontrakan.
Di Rumah Sakit Polri, istri dari Aipda Deny Siregar, anggota Polda Metro Jaya, itu sempat dirawat di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat. Kemarin, sekitar pukul 13.00 WIB, dokter memindahkannya ke ruang perawatan.
Herdiansyah, petugas keamanan di Rumah Sakit Polri, mengatakan, ruang perawatan Mutmainah dijaga dua polisi wanita. Tidak ada yang boleh menemui Mutmainah, kecuali penyidik.
Hendriansyah menambahkan Mutmainah sempat didampingi keluarga. Sejak kemarin, keluarga datang dan pergi ingin menjenguk Mutmainah.
"Tadi pagi ada dua orang wanita berjilbab menjenguk, anaknya juga menjenguk," kata Herdi.
Minggu malam 2 Oktober, Mutmainah bikin geger warga sekitar Pasar Menceng, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Ia memutilasi putranya yang baru berusia satu tahun di rumah kontrakan.
Di Rumah Sakit Polri, istri dari Aipda Deny Siregar, anggota Polda Metro Jaya, itu sempat dirawat di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat. Kemarin, sekitar pukul 13.00 WIB, dokter memindahkannya ke ruang perawatan.
Herdiansyah, petugas keamanan di Rumah Sakit Polri, mengatakan, ruang perawatan Mutmainah dijaga dua polisi wanita. Tidak ada yang boleh menemui Mutmainah, kecuali penyidik.
Hendriansyah menambahkan Mutmainah sempat didampingi keluarga. Sejak kemarin, keluarga datang dan pergi ingin menjenguk Mutmainah.
"Tadi pagi ada dua orang wanita berjilbab menjenguk, anaknya juga menjenguk," kata Herdi.
Bayi Korban Mutilasi Ibu Kandung Dimakamkan
Quote:
Quote:
Liputan6.com, Jakarta - Jasad Arjuna (1), bayi yang dimutilasi ibu kandungnya, Mutmainah (28) telah dimakamkan Senin 3 Oktober pukul 23.30 WIB. Bayi tersebut dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Gadog, Kedoya, Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
"Iya semalam dimakamkan, abis dari RS Polri, sekitar pukul 23.30 WIB langsung dikuburkan," ujar kakak kandung Mutmaimah, Wahid (35) di Cengkareng Barat, Selasa (4/10/2016).
Namun Wahid tidak mengetahui proses pemakaman keponakannya itu. Sebab, pemakaman dilakukan oleh pihak suami Mutmainah, Aipda Denny Siregar.
"Saya juga semalam nanya ke pihak Mabes Polri, Arjuna gimana? Sudah diambil Pak, dari RS kabarnya sudah langsung dikain kafan, disalati, kemudian dikebumikan di TPU Gadog, Kedoya," terang Wahid.
Hingga kini keluarga Mutmainah tak tahu yang mana makam Arjuna. Wahid menerangkan, keluarganya juga belum berencana untuk berziarah.
"Kami masih nunggu suasana reda dulu. Karena masih sama-sama panas kan, nanti malah tak enak," ujar Wahid.
Istri polisi, Mutmainah atau Iin diduga membunuh anaknya. Bayinya yang bernama Arjuna (1) dimutilasi di kamar kontrakannya di Jalan Jaya 24, No 24, RT 04/10, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu 2 Oktober 2016 sekitar pukul 21.00 WIB. Potongan tubuh sang bayi diletakkan di atas sebuah piring. Usai memutilasi, Iin berdiam diri di samping mayat anaknya.
Perempuan itu dibawa di Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta Timur untuk diperiksa kejiwaannya. Mutmainah juga melukai anak sulungnya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus mutilasi tersebut. Berdasarkan keterangan sementara, ibu yang akrab disapa Iin itu diduga tengah mendalami ilmu tertentu.
"Sudah kita dalami, ada kelainan jiwa. Dia menuntut ilmu tertentu yang mungkin dia tidak bisa menghadapi itu, sehingga ada bisikan-bisikan dari yang dia dengarkan. Apabila ilmunya bisa sempurna, dia harus mengorbankan anaknya," ujar Iriawan.
"Iya semalam dimakamkan, abis dari RS Polri, sekitar pukul 23.30 WIB langsung dikuburkan," ujar kakak kandung Mutmaimah, Wahid (35) di Cengkareng Barat, Selasa (4/10/2016).
Namun Wahid tidak mengetahui proses pemakaman keponakannya itu. Sebab, pemakaman dilakukan oleh pihak suami Mutmainah, Aipda Denny Siregar.
"Saya juga semalam nanya ke pihak Mabes Polri, Arjuna gimana? Sudah diambil Pak, dari RS kabarnya sudah langsung dikain kafan, disalati, kemudian dikebumikan di TPU Gadog, Kedoya," terang Wahid.
Hingga kini keluarga Mutmainah tak tahu yang mana makam Arjuna. Wahid menerangkan, keluarganya juga belum berencana untuk berziarah.
"Kami masih nunggu suasana reda dulu. Karena masih sama-sama panas kan, nanti malah tak enak," ujar Wahid.
Istri polisi, Mutmainah atau Iin diduga membunuh anaknya. Bayinya yang bernama Arjuna (1) dimutilasi di kamar kontrakannya di Jalan Jaya 24, No 24, RT 04/10, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu 2 Oktober 2016 sekitar pukul 21.00 WIB. Potongan tubuh sang bayi diletakkan di atas sebuah piring. Usai memutilasi, Iin berdiam diri di samping mayat anaknya.
Perempuan itu dibawa di Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta Timur untuk diperiksa kejiwaannya. Mutmainah juga melukai anak sulungnya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus mutilasi tersebut. Berdasarkan keterangan sementara, ibu yang akrab disapa Iin itu diduga tengah mendalami ilmu tertentu.
"Sudah kita dalami, ada kelainan jiwa. Dia menuntut ilmu tertentu yang mungkin dia tidak bisa menghadapi itu, sehingga ada bisikan-bisikan dari yang dia dengarkan. Apabila ilmunya bisa sempurna, dia harus mengorbankan anaknya," ujar Iriawan.
Akhir Ke buka satu

0
3.3K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan