Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bagusgowesAvatar border
TS
bagusgowes
Mengatasi Dehidrasi saat Bersepeda
Meskipun musim kemarau tahun ini ‘kurang menggembirakan’ di Indonesia, dengan cuaca harian yang selalu terlihat mendung muram, namun tetap saja menawarkan godaan untuk keluar rumah dan bersepeda. Tidak terlalu panas menyengat, namun dengan tingkat kelembaban yang tinggi, tubuh kita akan tetap berkeringat. Banyak hal menyenangkan yang bisa dilakukan dan terjadi pada saat musim kemarau, namun jangan sampai kita terkena dampak buruknya, salah satunya adalah dehidrasi..

Emma Barraclough, ahli gizi senior di Science in Sport (SiS) memberikan saran agar jangan sampai dehidrasi pada saat bersepeda di kemalau yang galau ini :

Kenapa minum air yang cukup itu penting?
Bahkan tingkat dehidrasi yang sangat kecil pun dapat memengaruhi performa tubuh serta mengganggu mekanisme pendinginan alami tubuh. Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan oleh pesepeda endurance, baik yang newbie ataupun yang sudah makan asam-garam perlombaan, adalah kurang minum sebelum bersepeda dan tidak mengganti cairan yang hilang dengan air yang cukup setelah selesai bersepeda.

Semakin mengalami dehidrasi, maka volume darah di dalam tubuh semakin berkurang, menyebabkan detak jantung meningkat, meskipun aktivitas tubuh tak terlalu berat. Aliran darah yang dekat dengan permukaan tubuh semakin susah dan melambat,menyebabkan temperatur tubuh merambat naik. Hal itu akan menimbulkan perasaan bahwa kita sudah berusaha dengan keras, namun tenaganya sangat berkurang. Dampaknya pada mental adalah berkurangnya konsentrasi, akurasi dan kecakapan. Efek selanjutnya adalah kemampuan tubuh kita akan menurun. Hal itu bisa diatasi dengan minum yang cukup, sebelum dan setelah bersepeda.

Bisakah hanya minum air putih?
Sebuah pemikiran yang kurang pas, bahwa dehidrasi bisa diatasi hanya dengan minum air putih saja. Kenyataannya, saat berkeringat, tubuh juga kehilangan garam elektrolit, yang penting untuk mengontrol keseimbangan cairan di dalam tubuh.

Ada dua faktor utama yang memengaruhi bagaimana air yang dikonsumsi akan diserap tubuh. Pertama, adalah rerata (cepat-lambatnya) cairan (air minum) keluar dari lambung dan menuju ke saluran pencernaan berikutnya (usus). Kedua, adalah penyerapan cairan yang terjadi di usus, yang dipengaruhi oleh kandungan sodium (garam) dan karbohidrat dalam minuman.

Berkeringat, jika dibiarkan terlalu lama, dapat menyebabkan kehilangan mineral yang signifikan, khususnya sodium. Jika kita hanya minum air putih, yang tak mengandung elektrolit, tubuh kita bisa menipiskan (mengurangi) konsentrasi mineral elektrolit di dalam tubuh. Hal itu menstimulasi ginjal untuk menghasilkan lebih banyak urin agar konsentrasinya tetap terjaga, namun tubuh lama kelamaan akan kehilangan lebih banyak cairan.

Sebelum, saat, dan setelah
Kita harus memastikan bahwa tubuh kita sudah cukup minum air sebelum bersepeda, pun demikian pada saat bersepeda dan setelah selesai. Jika kita akan mengikuti sebuah event perlombaan, akan lebih baik jika kita menjaga tingkat cairan tubuh kita sekitar 2-3 hari sebelum dimulainya lomba, sehingga nantinya kerja tubuh akan optimal.

Tergantung pada seberapa keras kayuhan pedal kita, kita membutuhkan antara 500 ml hingga 1 liter air minum di setiap jamnya. Minumlah sedikit demi sedikit, namun sering, misalnya 150-200 ml setiap 15-20 menit.

Untuk mengetahui seberapa banyak cairan tubuh yang hilang setelah bersepeda, cobalah untuk menimbang berat badan sebelum bersepeda dan setelah selesai bersepeda. Setiap kilogram berat badan yang berkurang menunjukkan satu liter cairan tubuh yang hilang.

Sumber: http://goowes.co/2016/10/07/mengatas...aat-bersepeda/
0
1.9K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan