mbiaAvatar border
TS
mbia
BANJIR SOLO Ratusan Keluarga Korban Banjir Diusulkan Direlokasi
Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengusulkan relokasi ratusan keluarga di bantaran Kali Premulung dan Kali Jenes sebagai solusi jangka panjang agar mereka tak lagi terkena banjir.

Sementara untuk penanganan jangan pendek, Pemkot angkat tangan. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo tak bisa berbuat banyak untuk mengatasi persoalan banjir yang menerjang ratusan rumah di daerah aliran Sungai Premulung dan Kali Jenes, Selasa (4/10/2016) malam.

“Hampir tidak ada solusi jangka pendek, sebab terkait dengan kondisi lingkungan dan alam dan ini air kiriman dari Boyolali dan Klaten,” kata dia ketika dijumpai wartawan di sela-sela uji coba penyaluran nontunai bantuan sosial di Toko Rizky Kampung Baru, Rabu (5/10/2016).

Kondisi ini diperparah dengan penyempitan lebar sungai karena keberadaan bangunan liar di sekitarnya. Belum lagi pendangkalan sungai akibat tingginya sedimen.

Daya tampung sungai semakin menurun, seperti saat menerima kiriman air hujan dari Boyolali, Selasa malam itu. “Hujan di Solo hanya dua jam, tapi ketika kiriman dari arah Boyolali sangat besar ya sudah. Tidak bisa apa-apa,” kata dia.

Menurutnya, solusi jangka pendek hanya dengan mengevakuasi warga ke lokasi aman saat banjir. Sementara untuk jangka panjang diperlukan normalisasi daerah aliran Kali Pepe Boyolali hingga Sungai Premulung dan Kali Jenes.

Pemkot telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk menganggarkan normalisasi sungai tersebut. Normalisasi diharapkan bisa dikerjakan paling lambat tahun depan.

Selain normalisasi, program relokasi warga harus dilakukan. “Saya berharap masyarakat dapat secara legawa pindah ke rusunawa [rumah susun sewa sederhana],” kata dia.

Setidaknya terdapat ratusan keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Premulung dan Kali Jenes. Mereka terancam direlokasi ke rusunawa sebagai penyelesaian masalah banjir di kawasan tersebut.

Rudy akan melakukan pendekatan kepada warga terkait rencana relokasi ke rusunawa. Menurut Rudy, ancaman banjir di Kota Bengawan mengalami perubahan, tak lagi akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.

Potensi banjir kini melebar ke aliran Kali Anyar, Kali Jenes, dan Premulung. “Selasa malam terjadi luapan Kali Anyar, Kali Jenes, dan Premulung akibat curah hujan tinggi di Klaten dan Boyolali hingga menggenangi wilayah sekitar. Sedangkan aliran Sungai Bengawan Solo justru masih aman,” kata Rudy.

Rudy menyebut air hujan kiriman dari Boyolali dan Klaten tiba di Solo lebih cepat. Semula butuh empat jam, kini hanya dalam tempo dua jam sudah masuk wilayah Kota Solo.

Dengan demikian perubahan pola ancaman banjir dinilai hanya dapat ditangani dengan merehabilitasi sungai serta daerah aliran sungai (DAS) di daerah hulu.

“Untuk mengatasi banjir dari luapan Kali Anyar yang berhulu di Boyolali sudah tersedia anggaran dari pemeritah pusat untuk merehabilitasi aliran sungai serta pembangunan bendung karet Tirtonadi. Tinggal yang Premulung dan Jenes yang baru diusulkan,” kata Rudy.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Gatot Sutanto, mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran (damkar) untuk membantu warga membersihkan lumpur pascabanjir. Tiga unit mobil damkar dengan kapasitas masing-masing 5.000 liter itu dikirim di Kelurahan Bumi, Kelurahan Laweyan, dan Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, serta wilayah terdampak banjir lainnya.

“Pajang, Laweyan, dan Bumi, paling parah terdampak banjir. Ketingian air di pemukiman warga 50 sentimeter sampai 1 meter lebih,” katanya.

BPBD juga sudah mengirimkan logistik bagi warga yang terdampak banjir. Data dari BPBD, warga Solo yang terdampak banjir total 498 keluarga.

http://www.solopos.com/2016/10/07/ba...elokasi-758831

masih banjir juga ya
0
1.1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan