Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

foolishloveAvatar border
TS
foolishlove
cinta yang ku lepas
Dik, memang ini bukan kali pertama aku jatuh cinta. Bukan kali pertama jua aku menjalin kasih. Dan bukan kali pertama aku ditinggalkan. Tapi kamu tau dik apa yang membedakanmu dengan yang terdahulu?
Aku terbiasa setiap pagi mendengar suaramu, mengganggu ku ketika aku tidur, saling membalas kentut, dimasakkan olehmu telur atau tempe. Dan masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan yang sudah kita ciptakan bersama.

Dik, dari awal kita pacaran, aku sudah tau bahwa nanti akhirnya pun kita akan berpisah. Bahkan ketika kita pacaran dan kamu bercerita tentang bagaimana keinginanmu kelak dengan suamimu, aku nggak marah dik. Malahan aku berdoa bahwa nanti kelak aku bisa jadi tempat curhatmu.

Tapi dik, ternyata semua ini nggak segampang seperti yang aku bayangkan. Sekarang ini, aku bagaikan raga tak bernyawa. Oh bukan bukan. Aku bernyawa. Jelas bernyawa. Tapi dalam hati dan pikiranku, sekelebatan dirimu selalu datang.

Dik, sebenarnya perpisahan yang aku inginkan bukan yang semacam ini. Aku ingin kita berpisah dengan perasaan kita yang masih sama sama sayang. Dengan perasaan yang masih sama menyimpan rindu. Agar apa? Agar kita bisa saling menghibur satu sama lainnya.

Dik, sejak kapan perasaanmu hilang padaku? Tidakkah sedikitpun dalam benakmu ada aku disana? Meskipun itu kecil? Akan lega rasanya jika kamu menjawab ya, sebenarnya aku masih sayang padamu. Maka itu akan menjadi hadiah terbesar setelah perpisahan kita.

Dik, semisal aku ingin kita tetap mesra bagaimana? Jika aku ingin kita kakak adik bagaimana? Karena aku suka dengan manjamu. Aku suka ketika kita jalan bersama, dan kamu melihat hal yang kamu inginkan, maka kamu akan merayuku untuk mendapatkannya. Bisakah dik hubungan kita seperti itu?

Aku nggak akan melarang kamu dekat dengan siapapun. Aku nggak akan melarang kamu berhubungan dengan siapapun Aku nggak akan melarang kamu pergi dengan siapapun. Hanya yang aku minta, kamu jangan meninggalkan aku. Nanti, kalau kamu ingin berpacaran, ya sudah. Tidak apa apa. Aku nggak akan melarangmu. Aku akan jadi kakak yang baik bagimu yang mendengar ceritamu dengan pacarmu. Bagaimana? Asalkan kamu tidak meninggalkan aku.

Dik, aku seperti ini karena aku suka senyummu, aku suka manjamu, aku suka caramu tertawa, aku suka jahilmu, aku suka semua tentang kamu. Nggak masalah buatku jika kamu nggak bisa jadi pacarku lagi. Yang penting kamu masih manja padaku. Masih meminta padaku ketika kamu butuh sesuatu. Pasti akan aku usahakan untuk menyenangkanmu.

Dik, apa aku terdengar bodoh? Kalau iya maaf dik buat kebodohku. Tapi aku akan tetap menyayangi kamu.

Dik, pasti kamu akan berkata carilah cinta yang lain. Yang selayaknya, yang sewajarnya. Tapi aku belum bisa, bahkan jika perlu nantilah aku menikah dengan orang yang dipilihkan oleh orang tuaku. Sementara ini, yang aku inginkan hanya kamu, membahagiakan kamu. Mendengar lagi tawa jenakamu. Dik, jika kamu mengijinkan, biarlah aku jadi kakakmu yang mana menjadi tempatmu bersandar ketika kamu dirundung pilu. Akan ku belikan kamu es krim atau coklat untuk membuatmu tersenyum.

Oh iya dik, aku suka cara makanmu. Aku suka bagaimana kamu nggak pilih pilih makan, aku suka bagaimana kamu seadanya ketika kita makan, mau kelihatan jorok pun di depanku kamu nggak peduli itu. Aku suka. Sangat suka kejujuranmu.

Dik, setiap waktuku aku selalu menunggu balasan chat darimu. Aku sangat berharap bahwa balasanmu bukan hanya ya, tidak, udah, nanti, dan jawaban jawaban lain atas pertanyaanku. Aku sangat berharap kamu kembali bertanya bagaimana hariku? Adakah kesulitan? Atau setidaknya kamu menghiburku dengan cerita ceritamu.

Dik, ingin sekali semua ini aku katakan padamu. Tapi aku takut kalau kamu malah semakin menjauhiku. Mana bisa dik kalau itu terjadi?

Dik kalau memang aku harus terus mengalah seumur hidupku, aku akan mengalah dik. Asalkan kamu jangan meninggalkanku.
Dik, saat ini aku butuh sekali genggaman tanganmu, pelukanmu untuk menenangkan hatiku yang pilu ini. Tapi apa boleh dikata? Lancang bagiku untuk memintanya padamu. Karena aku bukan siapa siapa.

Dik, kamu adalah obat dari segala obat. Ketika kamu menghilang, entah tidur, entah hanya mandi, entah apapun itu pasti aku menunggumu dalam kesakitanku, dalam tangisku. Tapi ketika tiba tiba notif di hape ku bunyi, kamu tau dik? Rasanya hatiku lega sekali. Ahh aku sudah bisa lagi mendengar kabar darimu.

Dik, aji aji apa yang kamu pakai sehingga aku menjadi seperti ini? Begitu mencintaimu. Begitu menyayangimu.

Dik kamu tau adik tingkat kita? Meskipun tidak bisa pacaran, Mereka pun mesra. Saling memanggil kak dan dik. Bisakah kita seperti mereka? Dik aku berjanji aku nggak akan memasuki kehidupan percintaanmu. Aku hanya ingin, kamu masih manja padaku.
Atau paling nggak bisakah kita seperti waktu jamannya pramuka? Ketika pesan yang kamu kirimkan begitu panjang penuh doa penuh kasih penuh ucapan semangat dan dengan sebutan sayang kita dulu. Aku sudah senang dik kalaupun hanya sebatas itu hubungan kita. Sekali lagi karena aku ingin kamu manja padaku.

Dik aku harus mengatakan ini semua tidak? Aku takut mendengar penolakanmu. Tapi dik, biarlah aku buang jauh jauh rasa maluku. Kasihani aku dik. Biarkan aku bertahan hidup dengan kita menjadi kakak adik.

Dik, pun nantinya ketika kamu menikah, aku pasti datang ke pernikahanmu. Bahkan aku akan membantu jalannya pernikahanmu. Biarkan aku menjadi kakak bagimu dan sahabat bagi suamimu kelak.

Dik, saat ini aku sekarat. Bahkan untuk duduk sekalipun tubuhku tak mampu menyokongnya. Dik, kasihani aku. Ijinkan aku menjadi kakak bagimu.

27 Desember 2013-5 Oktober 2016
Diubah oleh foolishlove 06-10-2016 09:13
0
2.9K
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan