- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bongkar Kenapa Ada Mitos Seperti Ini?


TS
doNTgimmeNoLip
Bongkar Kenapa Ada Mitos Seperti Ini?
Bongkar Kenapa Ada Mitos Seperti Ini?
Quote:
Banyak sekali kita dengar dari orang tua kita tentang larangan ‘jangan makan di depan pintu’, anjuran menghindari memilih rumah pada posisi tusuk sate. Dan masih banyak yang lainnya.
Di bawah ini TS mencoba menjabarkan beberapa mitos yang saat ini kita sebagian hanya dapat mempercayai dan meyakini saja, namun...
Quote:
Inilah beberapa warisan mitos dari para orang tua kita.
Spoiler for 1. Mitos Rumah dalam Posisi Tusuk Sate.:
Rumah dengan tusuk sate merupakan jalan pertigaan di mana posisi rumah ada di jalur tegak lurus suatu jalan. Lokasi rumah pada posisi ini sering dihubungkan atau dimitoskan menjadi petanda buruk bagi rumah tangga sang mpunya. Jika melihat dari tiga jalur perspektif jalan yang ada memang iya. Rumah pada posisi ini jika menjadi sasaran maling atau rampok memang mudah sekali untuk dikenali karena bisa terlihat dari semua sisi.Permasalahannya akan bertolak belakang dengan tempat usaha. Jika ada yang merekomendasikan rumah tersebut sebagai tempat usaha atau ada ruko atau perkantoran yang memiliki posisi seperti ini tentunya pemilik rumah/kantor akan dapat kemudahan dengan customer, klien dan prospeknya. Mereka tentu dapat dengan mudah mencari dan mengenali posisi kantor.
Spoiler for 2. Pakaian Berwarna Hijau di Pantai Laut Selatan.:
Kalau Agan pernah ke pantai Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Parang Tritis atau beberapa pantai selatan pulau Jawa tentu tidak asing dengan adanya larangan menggunakan pakaian berwarna Hijau khususnya, atau Biru, Ungu dan warna-warna dingin lainnya. Ada mitos yang menjadi kepercayaan selama ratusan tahun bahwa penguasa ghaib pantai selatan Nyai Roro Kidul akan mengambil seseorang berpakaian dengan warna tersebut untuk dijadikan pelayannya.
Nyatanya terlepas dari benar ada atau tidaknya Nyai Roro Kidul. Warna hijau dan warna-warna dingin lainnya ketika dikenakan di sekitar pantai akan dapat berkamuflase dengan warna air laut. Akan susah terlihat oleh pandangan mata orang yang berpakaian warna Hijau itu, apalagi jika orang itu terseret arus, tentunya akan sangat menyusahkan dalam pencariannya.
Spoiler for 3. Uang Hilang Tanpa Sebab. Pasti Tuyul atau Ngepet.:
Ini yang mungkin menjadikan budaya kita tidak pernah hati-hati atau belajar dari pengalaman. Mungkin kalau agan pernah dengar bude, kakek atau orang-orang tua kita ketika kehilangan uang, mereka mengumpat “ini pasti tuyul.” TS hanya tersenyum saja, itulah kodrat kita sebagai manusia. Kita pasti pinter, dan segala hal yang negatif dapat dijadikan kambing hitam, seperti penciptaan simbol ‘tuyul.’ Itu karena kita tidak mau terlihat bodoh atau terkesan lupa menaruhnya di mana.
Spoiler for 4. Ke kuburan Tokoh atau Leluhur untuk mencari berkah.:
Hingga saat ini masih banyak orang-orang yang melakukan ritual nyekar ke ke kuburan-kuburan tokoh. Seperti makam Sunan Gunung Jati, makam Walisongo, ziarah makam nabi dan masih banyak lagi. TS tidak menyalahi kepercayaan orang lain yang mencari berkah ketika mereka sedang nyekar. TS hanya mencoba meluruskan kembali sejarah, berdasarkan apa yang pernah diceritakan oleh kakek TS. Bahwa ketika kita sedang nyekar, ziarah ke makam para Wali, entah itu Sunan GunungJati, Kalijaga atau hingga tokoh-tokoh nasional dan lain sebagainya. Sebenarnya kita tidak mencari berkah ghaib dari yang sudah meninggal. Kita pada saat ziarah itu mendoakan almarhum pastinya, sekaligus mencoba merenungi apa-apa saja yang mereka sudah lakukan semasa hidupnya. Gimana mereka mencapai kesuksesan hidupnya. Dalam kata lain kita mencoba mempelajari sejarah, ilmu, wawasan dan hal-hal yang berkaitan dengan peran mereka pada masa hidupnya. Hal-hal itulah yang menolong diri kita, kita belajar dari para tokoh lama, para leluhur agar kebaikan-kebaikan mereka dapat kita tiru sekaligus mencegah hal-hal buruk pada masa lalu tidak terulang kembali pada kita.
Spoiler for 5. Berfoto dengan Jumlah Ganjil bisa menyebapkan salah satu Meninggal.:
Ini sepertinya berlaku pada jaman dahulu ketika belum ada automatic timer dan tongsis. Coba aja peratiin, ketika ada kondisi photo ganjil biasanya itu karena yang memoto keluar dari lingkaran grup, hingga membuat kawan-kawannya menjadi jumlah ganjil.
Yang jadi permasalahan jumlah ganjil. Ada apa dalam jumlah ganjil? Begini, semua yang ada di dunia ini selalu bepasangan, tidak ada yang sendirian. Jadi ketika ada jumlah ganjil dalam momentum pengambilan gambar (pengambilan gambar/photo secara budaya berarti mengabadikan momen) hal ini melahirkan mitos bahwa akan ada seseorang yang berhenti hidupnya. Karena tidak ada pasangan.
Spoiler for 6. Menyapu Malam Hari. Susah Rejeki.:
Agan pernah ga ketika menyapu halaman rumah nemu uang? Nemu anting atau batu cincin Agan yang tadinya disangka hilang? Makanya mitos menyapu pada malam hari jelas. Karena rejeki kita akan turut hilang bersama sampah yang kita sapu.
jika tidak ada penerangan karena terlalu larut kita menyapu.
Quote:
Photos Sources: Google
0
2.6K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan