Kronologis kejadian:
Pertama kali saya memesan teman saya telpon dan memberitahukan lokasi kami, driver bilang bahwa ditunggu saja dia bisa lihat arah dengan waze. Setelah jalan beberapa saat saya lihat di layar ternyata driver salah belok ke arah Thamrin dan salah belok lagi ke arah Wahid Hasyim
Teman saya menelepon kembali, driver beralasan dari bundaran HI tidak dapat belok (alasan sekali, karena selama ini saya sering lewat dan tidak pernah tidak bisa belok). Di tengah arah baliknya driver ke arah saya, di aplikasi tersebut tiba-tiba muncul notifikasi "start driving".
Saya telepon kembali, alasan dari driver adalah saat mau menelepon saya kemudian terpencet start driving. Dengan alasan dia sedang ada di lampu merah dan tujuan penjemputan sudah dekat. Pada waktu saya lihat di map uber, lokasi driver masih cukup jauh, akhirnya saya setuju untuk menunggu karena saya sudah menunggu cukup lama dan sudah agak terlambat. Kami menunggu kira-kira 6 - 8 menit dari saat 'start driving' di mulai.
Pada saat driver akhirnya sampai, saya dan teman naik ke mobil. Berikut pembicaraan kami:
Teman: "Kenapa tidak tanya pak, kalau tidak tahu lokasi penjemputan?"
Driver berkilah: "Tadi bapak tidak ada dekat wisma"
Driver: "Saya bisa lihat waze tujuan sudah betul."
(sepertinya driver salah paham bahwa kita di pick up di Wisma Antara, sementara tertulis jelas di aplikasi bahwa penjemputan di Wisma Nusantara).
Kita jelaskan bahwa ada Wisma Nusantara berada di belakang Hotel Pullman dan driver masih banyak alasan, juga berkata kalau lokasi saya mau pergi terlalu dekat, lebih jauh dia mengemudi ke tempat penjemputan (Salah drivernya sendiri, salah arah).
Saya: (nada agak marah) "Ya udah, tolong agak cepat ya pak. Saya jadi terlambat."
Driver: (langsung marah) "Ya sudah turun saja! Saya ngga suka kalau customer cerewet!"
Saya: "Oh, begitu!?"Driver: "Iya, ini mobil saya, turun saja"
Saya: "Ngga bisa begitu pak, saya nunggu bapak juga sudah lama, seenaknya saja turunkan saya"
Driver: "Turun saja!! Turun!!!"
Saya: "Ok, Fine! Sudah turun aja, jangan lupa foto mobilnya!"
Driver: "Foto aja!!! Laporin aja!! Ini mobil saya!!"
.
Secara sengaja, saya bergerak ke depan mobil supaya bisa memotret plat dan driver tidak kabur. Pada saat saya memotret, mobil driver langsung berjalan dan melewati saya, bila saya tidak menghindar saya pasti sudah terkena spion mobil tersebut, bahkan badan saya sangat dekat dengan bodi mobil pada saat mobil berjalan dan langsung melaju cepat.
Setelah berapa waktu, ada notifikasi bahwa sudah 'finish driving' dan ada charge sebesar Rp 10.000
Jadi setelah menunggu hampir 20 menit dan membuat saya terlambat. Driver ini seenaknya saja menurunkan saya.
Berikut saya sertakan bukti foto plat mobil driver dan bukti trip dari perjalanan ini.
Sepengetahuan saya bahwa plat RI di abang ini adalah mobil dinas negara, driver juga menggunakan baju bertuliskan police, entah polisi betul atau bagaimana saya tidak jelas. Sementara ia mengaku bahwa mobil adalah miliknya. Kalau betul ia aparat negara, disayangkan sekali kelakuan driver ini, jelek sekali perilakunya. Semoga Uber bisa memilah driver lebih baik lagi agar tidak ada kejadian lagi seperti saya.
Saya merasa kecewa sekali dengan pelayanan driver ini yang sangat tidak profesional, sangat kurang ajar! Sangat membahayakan! Untung saja saya berdua dengan teman, kalau tidak pasti menyeramkan sekali menghadapi driver seperti ini. Kalau bisa driver ini diberhentikan dari jajaran Uber, lebih baik diberhentikan saja karena menurunkan nama dari Uber sendiri. Saya sebagai pengguna uber yang sudah melakukan banyak trip merasa, ternyata menggunakan Uber tidak se-aman yang saya pikirkan.
NB: Kejadian ini sudah saya laporkan ke e-mail customer service Uber & fitur "report an issue with this trip" yang ada di aplikasi Uber. Sampai thread ini di post, hanya ada balasan "template" dari Uber bahwa masalah ini akan ditindaklanjuti.
Spoiler for bukti:
Spoiler for bukti2:
ntu plat umum.. bukan plat kendaraan pejabat... dan pejabat gada yg make merk Daihatsu.. & SUV.. setau ane.. 
