Wajah Nurhayah berbinar saat menyambut calon gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan, yang sedang mengunjungi kampungnya, Ahad (2/10). Kesempatan itu pun dimanfaatkan nenek tiga cucu tersebut untuk mengeluhkan persoalan hidupnya. 

Sambil menggendong cucunya yang masih balita, Nurhayah menyalami Anies dengan mata berkaca-kaca. Ia kemudian meminta mantan menteri pendidikan tersebut untuk tidak melakukan penggusuran di Kampung Tanah Merah, Koja, jika terpilih menjadi gubernur. 

"Pak, saya tinggal di sini sudah puluhan tahun. Dari masih rumah panggung sampai lantai keramik. Saya masih ingin tinggal di sini, mohon jangan digusur," kata Nurhayah, dengan suara bergetar. 

Anies mendengarkan dengan seksama curhatan warga tersebut. Namun begitu, ia tak menjanjikan apapun pada Nurhayah. 

Nurhayah adalah satu dari ratusan keluarga lain di Kampung Tanah Merah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, yang sedang ketakutan dengan isu penggusuran. Maklum, Tanah Merah merupakan salah satu pemukiman padat penduduk di Jakarta Utara yang dekat dengan Kali Inspeksi Sunter. 

Hampir semua warga yang ditemui Anies Baswedan menyampaikan aspirasi yang sama. Warga meminta pada calon pemimpin Jakarta untuk tak menggusur kampung mereka.

"Saya melihat ini adalah aspirasi yang mencerminkan apa yang sebenarnya muncul di banyak tempat," ucap Anies, usai berjalan kaki selama dua jam menyusuri kampung-kampung kumuh di kawasan tersebut. 

Dia berpendapat, tidak semua kawasan kumuh harus digusur. Adapula tempat-tempat yang harusnya dibenahi. Karenanya, jika terpilih sebagai pemimpin DKI Jakarta, ia berjanji akan menggunakan pendekatan kolaboratif dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat. Artinya, masyarakat juga ikut dilibatkan dalam mencari solusi untuk permasalahan mereka. 

"Pada prinsipnya mereka ingin keadilan, bukan hanya dipindah ke tempat baru, tapi ada masyarakatnya, ada pekerjaan dan ada kemudahan," ucap Anies.

http://m.republika.co.id/berita/nasi...sur-kampungnya