Pelet merupakan jenis ilmu gaib yang berfungsi untuk memengaruhi alam bawah sadar seseorang agar jatuh cinta kepada orang yang mengirim pelet tersebut. Sebetulnya tidak hanya di Jawa, di setiap belahan dunia selalu dikenal "mantra cinta".

Meskipun dengan istilah yang berbeda tapi fungsinya sama, yaitu untuk menanamkan rasa cinta di hati sasaran. Tradisi mistik dan spiritual merupakan konsep universal meskipun ditempuh dengan metode-metode yang berbeda. Setiap masyarakat yang meyakini adanya "kekuatan gaib", pastilah mereka mengenal berbagai ilmu spiritual, termasuk ilmu yang fungsinya untuk percintaan seperti ilmu pele Wikipedia

Namun Pelet menurut pendapat TS pribadi adalah sebatas sugesti yang bisa meningkatkan rasa percaya diri kita. karena ketika kita taampil dengan rasa percaya diri yang kokoh maka kita memiliki magnit unik, sebagai daya tarik yang tersendiri.

Pellet sebagai masyarakat awam tentu kita langsung tertuju pada pemikiran mistis, masih banyak kita menggambarkan kata pellet sebagai sesuatu ilmu hitam yang se-"bangsa" dengan santet.

Namun berbeda dengan pellet yang kita bahas di sini. Pelet merupakan salah satu bahan bakar yang berbentuk pellet dengan ukuran lebih besar dari pellet biasa, yaitu berdiameter 5-15 mm dan panjang kurang dari 30 mm.

Pellet ini dibuat dengan cara menghancurkan bahan baku dan dengan bantuan perekat biasanya tapioka, kemudian dilakukan pencetakan dengan alatnya yang bernama pellet mill. Dalam dunia sains lebih dikenal dengan nama biopellet. Pellet tersebut dapat menggantikan kayu bakar dan minyak tanah yang sekarang ini sangat langka di pedesaan dan pinggiran kota. Selain itu dapat juga digunakan sebagai bahan bakar industri, seperti yang dilakukan oleh negara-negara di Eropa dan Amerika. Kompasianaselain itu masih banyak lagi pengertian pellet atau juga pelet yang ga ada habisnya jika kita bahas

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Apik Karyana, menyerahkan pabrik wood pellet senilai Rp. 2 miliar untuk pengembangan wood pellet berbasis masyarakat kepada Yayasan Darul Ittihad yang diwakili KH. Irham Rofi’ie. Pabrik wood pellet ini terletak di desa Kombangan, Kecamatan Geger, Kab. Bangkalan – Madura, Jawa Timur. Penyerahan pabrik tersebut dilaksanakan dalam dua tahap; penyerahan tahap 1 telah dilaksanakan pada bulan September 2015 lalu berupa peralatan dan mesin wood pellet senilai 1,8 M, dan hari ini diserahkan lagi berupa bangunan pabrik wood pellet senilai Rp. 200 juta.

Dengan diserahkannya pabrik ini, masyarakat dapat secara langsung mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan pabrik wood pellet tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Proyek ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan wood pellet berbasis masyarakat yang bisa direplikasi di wilayah lain di Indonesia.

Bangunan pabrik wood pellet yang diserahkan, merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Kehutanan (sekarang KLHK) dengan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF)-Bappenas tahun 2012 yang dirancang sebagai model pengelolaan energi yang terintegrasi dengan pabrik wood pellet dan dikelola oleh masyarakat. Dimana wilayah hutannya telah memiliki sertifikat hutan lestari. Tujuannya adalah dapat menjadi penyedia wood pellet berkualitas berbasis masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kelestarian lingkungan.
Kapasitas mesin di pabrik ini cukup besar, dapat memproduksi 10 ton lebih wood pellet per jam.

Sumber bahan bakunya adalah tanaman Kaliandra dari kebun energi seluas 214 ha milik yayasan, dan tanaman jenis Akasia, Gamal serta tanaman lain yang tersebar di Pulau Madura. Selain untuk kebutuhan rumah tangga di dalam negeri, wood pellet banyak dibutuhkan negara China, Jepang dan Korea untuk keperluan energi. Saat ini Korea membutuhkan paling kurang 10.000 ton/bulan, namun belum bisa dipenuhi seluruhnya.

Wood pellet adalah sumber energi terbarukan dimana kedepan diharapkan dapat menggantikan energi fosil. Selian rendah emisi, wood pellet juga murah. 1 kg wood pellet dari kayu Akasia yang mengandung 4.700 kalori, hanya seharga 1.500/kg.

Dimana 0,5 kg wood pellet cukup untuk menyalakan kompor rumah tangga selama 1 – 2 jam, ditambah bara panas selama 3 jam. Jauh lebih ekonomis dibandingkan gas dan energi fosil lainnya.

Dalam sambutan singkatnya, Apik Karyana menyampaikan bahwa “Hal yang membanggakan adalah ini merupakan pembangunan kebun energi pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan pabrik pengelolaan biomassa yang menerapkan prinsip Carbon Neutral. Carbon neutral adalah dimana kita tidak menyumbang pencemaran udara karena CO2 yang diserap tanaman melalui proses fotosintesis dibakar dengan tingkat emisi NOL”.

Apik Karyana berharap adanya dukungan dan keterlibatan berbagai pihak dari hulu sampai hilir. Mulai dari ketersediaan bahan baku, operasionalisasi dan perawatan mesin, dan output wood pellet yang berkualitas serta pendampingan manajemen masyarakat dan pemasaran. “Kami mengharap dukungan kelompok tani hutan, Pemda, BUMN, serta pengusaha untuk dapat memberikan akses pasar bagi produk berbasis masyarakat ini,” ucap Apik Karyana.(*)
Sumur Yang Dalam
Bangkalan, Biro Humas Kementerian LHK, Selasa, 27 September 2016:

Demi mendukung penggunaan energi terbarukan, Perusahaan Gas Negara (PGN) mengembangkan kompor yang hemat energi. Seperti apa bentuk dan pemakaiannya?

Dalam acara Bali Clean Energi Forum (BSCEF) yang dilaksanakan pada 11 Februari kemarin, berbagai produk inovatif dipamerkan. Salah satunya adalah kompor berbahan bakar pellet. Untuk membuat pellet sendiri cukup mudah ternyata karena berasal dari aneka limbah pertanian seperti jerami, bonggol jagung, dan serbuk kayu.

Seperti dikutip detik.com, Maesah Anggni, penjaga stan PGN, menuturkan bahwa kompor pellet ini jauh lebih hemat dibandingkan dengan kompor minyak tanah. Bahkan dibandingkan kompor gas yang menggunakan LPG 3 kg, kompor ini masih bisa lebih hemat.