- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Warga Masyarakat Ketinggalan dari Warga Kaskus untuk Tinggalkan Premium ke Pertamax


TS
rifqi.habibiii
Warga Masyarakat Ketinggalan dari Warga Kaskus untuk Tinggalkan Premium ke Pertamax
buat agan-agan yang selama ini selalu menggunakan Pertamax, saya ucapkan selamat dan terima kasih.
Anda semua layak dapat cendol yang besar... maklum anda jauh lebih dulu dan lebih aktif menggunakan Pertamax dibandingkan warga masyarakat lainnya di Indonesia.
Lihat saja, warga dunia nyata di Indonesia, skrg baru ribut-ribut mau tinggalkan premium dan beralih ke Pertamax. Sementara kita sebagai warga kaskus, dari dulu sudah meninggalkan Premium dan selalu menggunakan Pertamax.
Inilah hebat warga kaskus yang jantan dan selalu unjuk gigi untuk gunakan Pertamax...
untuk itu gan tetap dan selalu Pertamax dari dulu sampai selama-lamanya....

Masyarakat Makin Sadar Gunakan Pertamax dan Pertalite serta Tinggalkan Premium
Disparitas harga jual yang kecil antara Premium, Pertalite dan Pertamax, membuat bahan bakar minyak (BBM) RON 88 lambat laun akan ditinggalkan oleh masyarakat. Pilihannya, tentu ke BBM dengan RON tinggi seperti Pertalite (RON 90) atau Pertamax (RON 92).
Apalagi jika kesadaran masyarakat yang makin baik terhadap kualitas BBM juga didukung dengan ketersediaan stok BBM berkualitas seperti Pertalite dan Pertamax.
Dari data yang didapat seputarenergi.com menunjukkan jika konsumsi premium turun drastis selama Januari-September 2016. Pada semester I 2016, konsumsi premium sebesar 70 ribu kiloliter (KL) per hari, menjadi hanya 55 ribu KL per hari pada Agustus. Angka ini kemudian turun lagi menjadi 50 ribu KL per hari pada periode 1-20 September 2016.
Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menilai hal ini terjadi lantaran premium yang sudah tidak lagi disubsidi oleh pemerintah sehingga selisih harganya dengan pertalite menjadi kecil. Hal ini menjadi pilihan bijak dari masyarakat dengan beralih dari premium ke pertalite. Dengan sedikit tambahan biaya, kualitas BBM yang diperoleh jauh lebih baik.
“Secara bertahap saya kira premium akan habis. Biarkan saja secara alamiah Premium ditinggalkan sesuai dengan pilihan masyarakat,” ujar Gus Irawan di Jakarta.
Saat ini harga jual pertalite di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menurut data seputarenergi.com, sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax dibanderol Rp 7.350 per liter. Sementara untuk premium dibanderol Rp 6.450 per liter. Artinya, harga pertalite dan pertamax berkisar Rp 500-Rp 900 per liter.
Selisih harga yang tidak terlalu besar ini masih ditambah kualitas yang diperoleh konsumen dari pertalite dan pertamax yang jauh lebih bagus. Kualitas pertalite dan pertamax yang ditunjukkan dari kadar oktan jauh di atas premium. Jika premium hanya memiliki RON88, pertalite dan pertamax memiliki kadar oktan sebesar 90 dan 92.
Tren penjualan BBM nonsubsidi Pertamina kini mencapai 45 persen dari total konsumsi BBM nasional yang saat ini mencapai 91 ribu KL per hari menyusul terjadinya penurunan permintaan premium oleh masyarakat. Sedangkan penjualan BBM nonsubsidi Pertamina, yaitu pertamax series dan pertalite, semakin hari kian meningkat.
Konsumsi dari tanggal 1-20 September 2016 tercatat mencapai 25 ribu kiloliter per hari. Padahal pada periode Januari-Juni 2016, penjualan pertalite rata-rata masih sekitar 6.500 KL per hari.
Ferdinand Hutahean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, menjelaskan selain faktor disparitas harga yang tidak terlalu jauh dengan premium, pertumbuhan konsumsi BBM berkualitas seperti pertalite dan pertamax series juga didorong kesadaran masyarakat akan manfaat menggunakan bahan bakar berkualitas.
“Jadi memang dua faktor ini sangat menjadi penentu naiknya konsumsi BBM lainnya, seperti pertalite dan pertamax,” kata Ferdinand.
Ferdinand juga menambahkan, premium tidak boleh dihilangkan saat ini dan biarkan rakyat menentukan pilihan terhadap BBM yang akan dikonsumsi. Apalagi, kebijakan penghapusan premium harus berdasarkan keputusan pemerintah dan persetujuan DPR.
“Tapi waktu akan menjawab nanti bahwa premium akan hilang sendiri seiring tumbuhnya kesadaran konsumen, tentu yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi,” ucap dia.
Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengakui permintaan premium terus turun. Stok premium saat ini berada di atas 22 hari dari biasanya sekitar 18 hari. Pertamina akan terus mencoba adaptif terhadap tren konusmsi masyarakat.
“Pelemahan harga minyak mentah yang memicu rendahanya harga BBM nonsubsidi menjadikan konsumen mengubah pilihannya dari semula pada premium menjadi pertalite dan pertamax series,” katanya.
0
2.2K
31


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan