- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fenomena Masyarakat Dimas Kanjeng Taat Pribadi Orang yang Mengaku Bisa gandakan uang


TS
padaharisenin2
Fenomena Masyarakat Dimas Kanjeng Taat Pribadi Orang yang Mengaku Bisa gandakan uang

Spoiler for Haii:
Saat ini sedang hebo-hebohnya dukun yang mengaku bisa menggadaikan duitnya entah apa yang dia gunakan akan tetapi berita ini sudah menjadi viral di media social dan juga vidio penggadaaan uang yang di lakukan dimas.
Quote:
Cara dia si Dimans Menggandakan uangnya.
Quote:
Begini Cara Kanjeng Dimas "Menggandakan" Uang

Pemilik Padepokan Kanjeng Dimas di Probolinggo, Jawa Timur, Kanjeng Dimas Taat Pribadi(46), menghebohkan jagat pemberitaan nasional karena aksi penipuannya yang berkedok penggandaan uang. Akibat ulahnya, Kanjeng Dimas bisa mendapatkan uang puluhan miliar rupiah dengan cara mengkomersialkan kemampuannya dalam bentuk bisnis multilevel marketing (MLM).
Jika kita mengetik nama Kanjeng Dimas Taat Pribadi di Youtube, akan bermunculan berbagai video yang merekam aksinya “menggandakan” uang. Dalam setiap aksinya, Kanjeng Dimas duduk di sebuah kursi menghadap para pengikut-pengikutnya. Mengenakan jubah putih, pria berbadan tambun itu mulai membacakan rapalan-rapalan.
Setelah selesai, Kanjeng Dimas mulai beraksi seolah-olah bisa menggandakan uang. Kedua tangannya mengambil tumpukan uang dari belakang tubuhnya. Uang tersebut kemudian dilempar ke depan para pengikutnya. Ribuan lembar uang Rp100 ribu dan Rp50 ribu menumpuk di lantai rumah tempatnya beraksi.
Dalam video tersebut, pengikutnya tampak terkagum-kagum dengan kemampuan Kanjeng Dimas. Mereka bersukacita dengan memamerkan tumpukan uang ke depan kamera.
Ketua Yayasan Padepokan Kanjeng Dimas, Marwah Daud Ibrahim, membantah guru spritualnya itu bisa menggandakan uang. Hal ini disampaikannya setelah Kanjeng Dimas ditangkap oleh polisi.
"Tidak ada (menggandakan uang). Kalau penggandaan berarti nomor seri sama seperti di fotokopi, ini tidak ada sama sekali," katanya di Kompleks Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin 26 September 2016.
Sementara itu, terang Marwah, video yang beredar di Youtube tidak bisa dipertanggungjawabkan. "Kalaupun ada informasi di Youtube kami katakan itu liar. Tapi kan ada namanya juga oknum mau tahu itu nah sekarang sudah menjadi fitnah," katanya.
Spoiler for vidionya:

entah ini pelecehan agama atau tidak tapi dia mengunakan dia mengunakanan Salawat Fulus
Quote:
'Salawat Fulus' Jadi Senjata Kanjeng Taat Pribadi Gandakan Uang

Hasil pengumpulan data di lapangan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) diketahui sejumlah cara Dimas Kanjeng Taat Pribadi dalam menggandakan uang. Salah satunya adalah menciptakan doa-doa yang disebut 'Salawat Fulus'.
Dengan membaca rapalan tersebut dan disertai ritual tertentu maka uang berapapun dapat digandakan. Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhori menyebut bahwa amalan tersebut menyimpang dari ajaran agama Islam.
"Saya baru dengar kalau ada 'Salawat Fulus'. Katanya, itu yang digunakan untuk menggandakan uang," kata Abdussomad kepada Okezone, Rabu (28/9/2016).
Abdussomad mengaku, pernah mendengarkan sendiri Salawat Fulus yang digunakan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
"Beberapa bacaan itu diawal menyebut sholawat seperti pada umumnya. Namun, beberapa dari bacaan itu ditambah dengan kata-kata 'fulus', 'maqblus' dan beberapa lafal yang tidak pernah diajarkan oleh para ulama," jelasnya.
MUI Jawa Timur secara khusus telah menggelar pertemuan dengan MUI Kabupaten Probolinggo. Dalam pertemuan itu dibahas bagaimana ulah dari Yayasan Dimas Kanjeng yang berada di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo cukup meresahkan masyarakat. Terutama dalam praktik penggandaan uang yang sudah dilakukan bertahun-tahun itu.
Kata Abdussomad, MUI sendiri menerima banyak laporan terkait praktik tersebut. Sayangnya, rata-rata masyarakat yang menjadi korban praktik penggandaan uang ini tidak berani melapor secara langsung.
"Rata-rata yang melapor adalah saudaranya, kadang anaknya. Karena yang bersangkutan merasa malu telah tertipu praktik penggandaan uang itu," jelasnya.
Kembali kepada 'Salawat Fulus', MUI Jawa Timur menyiapkan tim khusus untuk mengkaji lebih dalam terkait ajaran-ajaran dari Dimas Kanjeng kepada para pengikutnya.
Selain Penipuan menggandakan uang dia juga terlibat kasus pembunuhan
Quote:
Kasus Pembunuhan Santri Kanjeng Taat Pribadi, 3 DPO Hanya Pembatu
Kasus pembunuhan terhadap Ismail dan Abdul Gani, yang merupakan santri dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi terus dikembangkan penyidik. Polda Jatim memburu tiga pelaku lain yang masih buron.
Nama ketiga pelaku sudah dimasukkan sebagai DPO (daftar pencarian orang). Mereka berperan dengan membantu tindak pembunuhan kedua korban yang dikenal sebagai Sultan dalam padepokan Kanjeng Taat Pribadi.
“Kita masih memburu tiga pelaku lainnya, yang namanya sudah masuk dalam DPO,” terang Kasubdit III Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Taufik Herdiansah, pada wartawan Rabu (28/9/2016).
Pihaknya berharap ketiga pelaku segera menyerahkan diri pada petugas. “Kedua korban yang meninggal di padepokan Dimas Kanjeng berstatus Sultan atau orang dekat dengan Taat. Mereka dibunuh karena dituduh telah menjelek-jelekkan Taat di depan umum dan dianggap berbahaya,” ungkapnya.
Menurut Taufik, untuk korban Ismail dibunuh dengan cara dibekap dan dijerat, serta jenazahnya dikubur di Probolinggo. Lalu ditanami pohon pisang oleh para pelaku. Namun, beberapa hari kemudian pohon pisang itu jatuh dan kaki korban keluar.
“Mungkin yang mengubur terlalu dangkal sehingga kakinya keluar dan diketahui warga. Saat itu masih Mr X, belum diketahui identitas. Selanjutnya warga menguburkan kembali. Ini terjadi pada tahun 2015,” paparnya.
Setelah itu, ada mayat mengapung di kawasan Wonogiri , yang diketahui bernama Abdul Gani, pada tahun 2016. Sedangkan mobil Abdul Gani sendiri ditemukan di kawasan Solo.
“Abdul Gani dibunuh di padepokan. Dia juga ikut mengubur jenazah Ismail. Para tersangka yang ditangkap ada terlibat dua kasus pembunuhan dan satu pembunuhan,” ucap Taufik.
Ia menambahkan, Dimas Kanjeng Taat Pribadi sendiri diduga kuat sebagai otak dari dua kasus pembunuhan tersebut, dan statusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pengikutnya pun tidak sembarangan ada yang berasal dari pensiunan TNI - Polri
Quote:
Pensiunan TNI-Polri Jadi Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agus Andrianto menyebut ada pensiunan anggota TNI dan Polri yang turut menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi.
"Jadi kita harus hati-hati, apalagi pengikutnya ada mantan anggota TNI dan Polri yang sudah pensiun dan direkrut di sana," kata Agus saat dihubungi, Rabu (28/9/2016).
Lanjut Agus, pensiunan anggota Kopassus berpangkat kolonel yang memiliki pendidikan tinggi pun bisa menjadi pengikut Dimas Kanjeng.
"Itu (kolonel) kehidupannya agak lumayan. Tapi dia juga ikut di situ (Dimas Kanjeng). Orangnya ada di Jawa Timur."
Pada Kamis 22 September lalu, Dimas Kanjeng Taat Pribadi (46) ditangkap polisi atas tuduhan dalang pembunuhan dua orang pengikutnya. Pembunuhan dua orang pengikut Dimas Kanjeng ini terjadi pada Februari 2015 dan April 2016.
Dua korban pembunuhan tersebut yakni Ismail, warga Situbondo yang ditemukan tewas di Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo dan Abdul Gani, warga Kraksaan yang ditemukan tewas di Jawa Tengah
MUI Pun akhirnya berkoar
Quote:
Fenomena Kanjeng Taat Pribadi, MUI: Ini Jahiliah Modern

Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur disebut-sebut mampu menggandakan uang bagi para pengikutnya. Namun ternyata, penggandaan uang itu diduga hanya usaha tipu-tipu yang dilakukannya.
Terbukti, beberapa pengikutnya kini sadar dan sudah melaporkan perbuatan tersebut ke kantor polisi. Melihat kejadian tersebut, Ketua Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Ridwan menilai Indonesia saat memasukki zaman jahiliah.
"Kan ada istilah jahiliah modern, jahiliah di zaman nabi sebelum Islam dan jahiliah modern. Nah, ini termasuk jahiliah modern," kata Cholil saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Banyaknya orang cerdas seperti Polri, TNI hingga mantan anggota DPR menunjukkan bahwa ini merupakan fenomena bahwa iman orang Islam di Indonesia masih lemah. Sebagai contoh, saat ini saja ada orang yang berdasi, pakai mobil lalu datang ke makam kemudian menyembah kuburan.
"Fenomena itu fenomena bahwa iman orang Islam, umat Islam Indonesia ini mayoritas lemah. Karena iman lemah maka dia mudah diperdaya oleh janji-janji yang menghasilkan kekayaan secara cepat mendadak yang supranatural yang dipahami oleh akal. Kenyataannya ada kan? Dia pakai dasi, dia pakai mobil tapi akidahnya sesat," ujarnya.
Guna mengantisipasi masih adanya orang yang mudah terpedaya modus gaib di zaman modern ini, tokoh senior MUI itu menyarankan pola pendidikan agama dan dakwah harus menekankan akidah terlebih dahulu. Seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW misalnya yang harus ditanamkan akidah selama 13 tahun.
Kepintaran seseorang, sambung Cholil, tidak memastikan bahwa dia memiliki iman yang kuat. Sama halnya padepokan, pesantren atau pun majelis taklim yang ternyata tidak selalu benar bentuk pengajarannya, kecuali orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh sebagaimana yang diperintahkan dalam Alquran.
"Orang Islam yang berilmu. Ilmu itu tidak menjamin, kalau dia ditanamkan akidah di pesantren yang benar seperti nabi menanamkan di Makkah itu baru akidahnya benar. Tidak semua pesantren ajarannya benar dan maksimal, kalau secara ilmu oke, tapi secara penanaman akidah banyak pesantren yang tidak kuat sehingga tamat pesantren dia bisa jadi liberal bahkan bisa jadi komunis. Orang PKI itu kan ketua umumnya Islam," pungkasnya.
Ketika di suruh menggandakan uang lagi dia malah beralasan yang lain
Quote:
Jin Iprit Belum Balik, Alasan Kanjeng Dimas Taat Pribadi Tak Bisa Gandakan Uang
Rencanademonstrasi mengenai penggandaan uang yang akan dilakukan Kanjeng Dimas Taat Pribadi di Mapolda Jatim, Rabu (28/9/2016) gagal terlaksana.
“Tidak bisa sekarang (demontrasi penggandaan uang), mungkin minggu depan. Taat mengaku jinnya yang bernama Iprit belum balik pada dirinya,” terang Kasubdit I Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim.
Sebelumnya Taat juga pernah diminta untuk mempraktekkan bagaimana cara menggandakan uang. Namun saat itu Taat mengaku tidak bisa menggandakan uang dengan alasan yang sama yakni jinnya sedang tidak ada.
“Itu pernah saya minta pasca dilakukan penangkapan, tapi Taat mengaku tidak bisa menggandakan uang,” tukasnya.
Pernyataan berbeda disampaikan Kanjeng Dimas Taat Pribadi saat ditanya soal menggandakan uang. “Insya Allah saya bisa melakukan (menggadakan uang),” ujarnya kepada sejumlah wartawan saat dibawa petugas ke ruang penyidik Polda Jatim untuk menjalani pemeriksaan
Para korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Quote:
Korban Kanjeng Dimas dari Orang Biasa hingga Pensiunan Kolonel Kopassus
Tidak hanya orang biasa dan berkehidupan susah,korban penipuan pemilik Padepokan Kanjeng Dimas di Probolinggo, Jawa Timur, Kanjeng Dimas Taat Pribadi (46), ternyata juga ada orang-orang terpelajar.
"Saya juga kurang tahu kenapa yah karena yang direkrut bukan orang-orang bodoh, tapi juga orang-orang terpelajar juga yang bisa dipengaruhi," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto ketika berbincang dengan Okezone, Selasa (27/9/2016).
Kanjeng Dimas Taat Pribadi dilaporkan ke Bareskrim oleh Muhammad Ainul Yaqin atas kasus penipuan uang Rp25 miliar. Pelaporan dilakukan sejak 20 Februari 2016. Diduga banyak korbannya, modusnya diduga berbentuk multi level marketing (MLM).
"Korbannya banyak ya. Saya enggak berani bilang (identitas). Cuma kalau ada seorang pensiunan Kopassus pangkatnya kolonel masih bisa terpengaruh itu kan secara logika kehidupannya layak. Dia dapat pekerjaan pasca dia luka, dia dinas dan pernah kerja di tempat Pak Prabowo gajinya lumayan itu mbak. Tapi dia juga ikut di situ (Padepokan Kanjeng Dimas)," ulas Agus.
Agus enggan memberberkan nama dari pensiunan perwira Kopassus yang menjadi pengikut Taat Pribadi ini.
"Aduh di Jawa Timur mbak, saya kurang begitu hafal mbak. Ada seseorang yang sekarang ini terlibat kasus pembunuhan itu dan ditahan itu di Polda Jatim," tukasnya.
Buntut dari Laporan penipuan di Bareskrim tersebut, salah satu saksi kunci penipuan menjadi korban pembunuhan. Dia adalah Abdul Ghani yang merupakan santri dari Taat Pribadi.
Sumber Dimas Kanjeng Taat Pribadi okezone
Di erra yang sudah digital seperti ini masih ada aja yang percaya perdukunan. kalo pun mau kayak sebaiknya kita berusaha dong..
dan berfikir rasional aja hehe

0
7.7K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan