Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Hillary yang tenang dan Trump yang terjebak omongannya sendiri
Hillary yang tenang dan Trump yang terjebak omongannya sendiri
Calon presiden dari partai Republik Donald Trump berjabat tangan dengan calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton di permulaan debat kepresidenan pertama mereka di Hofstra University di Hempstead, New York, Amerika Serikat, Senin (26/9/2016).
Sembilan puluh menit, Hillary Clinton dan Donald Trump saling menimpali satu sama lain. Sangat jarang keduanya memiliki pandangan yang sama atas tiga topik, mulai dari kesejahteraan, keamanan, hingga kebijakan Amerika Serikat.

Ini adalah debat pertama dari tiga agenda debat yang dijadwalkan bagi dua kandidat calon presiden Amerika Serikat itu. Tak jarang, Lester Holt, moderator debat yang juga seorang pembaca berita malam stasiun NBC, menginterupsi Trump, yang acap kali mengambil jatah dua menit milik Hillary.

Malam itu (pagi tadi waktu Indonesia), Hillary tampak lebih tenang dan lebih banyak melemparkan senyum menanggapi tudingan-tudingan Trump yang banyak menyudutkan Hillary atas kemerosotan yang terjadi di Amerika Serikat dalam beberapa tahun belakang.

"Sepertinya, sampai debat ini selesai, aku hanya akan disalahkan untuk semua yang telah terjadi," kata Hillary yang kemudian ditimpali Trump: "kenapa tidak?". Gelak tawa pun menggema di lokasi debat yang bertempat di aula Universitas Hofstra, New York itu.

Bagi Trump, kebijakan Hillary yang akan menaikkan pajak perusahaan dan pribadi bagi orang-orang kaya yang menghasilkan lebih dari USD5 juta per tahun (atau dua dari 10.000 warga AS) adalah salah besar.

Karena bagi pemilik Trump Tower ini, langkah yang paling tepat untuk membuat industri AS kembali bergairah dan mengembalikan lapangan kerja adalah dengan memangkas pajak perusahaan dari 35 persen menjadi 15 persen.

"Ini akan menjadi hal yang begitu indah dilihat. Perusahaan akan datang, mereka akan membangun, mengembangkan bisnis mereka di AS. Lapangan kerja akan kembali tercipta, seperti di zaman presiden Ronald Reagen," kata Trump.

Namun, Hillary memiliki hitung-hitungannya sendiri. Dengan menaikkan pajak perusahaan dan pribadi orang-orang kaya, maka setidaknya pendapatan AS akan bertambah sebanyak USD1,1 triliun dalam satu dekade. Sementara, kebijakan Trump justru malah memperdalam defisit AS dengan menambah USD5 triliun lagi.

Menurut Hillary, pajak yang dinaikkan tersebut bisa menjadi subsidi bagi kelas menengah yang saat ini dinilai lebih bisa membangkitkan ekonomi AS dibanding kelas menengah atas.

Hitung-hitungan Hillary senada dengan analisis dari koresponden senior Gedung Putih, Scott Horsley, yang menyebut, kebijakan Trump justru malah akan mengikis pendapatan negara dengan menambah defisit yang sebelumnya USD4,4 triliun menjadi USD5,9 triliun.

"Aku memahami (keinginan Trump). Seperti yang kalian tahu, Trump sangat kaya. Dia memulai bisnisnya dengan meminjam USD14 juta dolar dari ayahnya. Dan dia sangat yakin, semakin kita membantu orang kaya, semuanya akan menjadi lebih baik," sindir Hillary.

Wall Street Journal melansir, saat memulai usahanya, Trump meminjam USD1 juta dari sang ayah, Fred Trump. Namun, dalam tiap kampanyenya, Trump selalu menyebut dia hanya meminjam sangat sedikit uang dari ayahnya untuk membangun kekayaan yang dimilikinya saat ini.

Perdebatan keduanya kembali sengit ketika Holt menanyakan perihal Trump yang belum juga merilis laporan pajaknya ke publik. Padahal, selama 40 tahun, semua calon yang bertarung merebut kursi paling tinggi di negara adidaya itu selalu merilis laporan pajaknya.

Trump selalu berkelit. "Hartaku sedang diaudit. Aku tidak masalah merilis laporan pajakku, saat proses audit telah selesai." Namun Holt menginterupsi Trump dengan mengatakan IRS (lembaga audit pemerintah AS) mengizinkan Trump untuk merilis laporan pajaknya meski sedang dalam proses audit.

Seolah ingin memutar atensi, Trump justru menantang Hillary, "aku akan merilis laporan pajakku jika Hillary mau merilis 33.000 surat elektronik yang sengaja dihapusnya,"

Hillary tersenyum sejenak. "Sekarang, tanyakan kepada diri Anda sendiri. Mengapa dia (Trump) enggan merilis laporan pajaknya? Pertama, mungkin dia tidak sekaya yang dia selalu katakana. Kedua, mungkin dia tidak semurah hati seperti yang selalu dia klaim. Atau mungkin, dia tak ingin orang Amerika tahu bahwa dia tidak pernah sepeser pun membayar pajak federal."

Analisis sejumlah media menilai Hillary unggul dalam debat yang disaksikan lebih dari 100 juta mata di seluruh dunia itu.

Fortune menyebut Trump sempat unggul, namun hanya di awal pembukaan debat saja. Setelah itu, Trump dinilai hanya sibuk menginterupsi omongan-omongan Hillary, namun tidak dengan pembalasan yang komprehensif, melainkan hanya sebuah bentuk pertahanan atas penolakannya saja.

"Sementara Hillary lebih banyak mempresentasikan kebijakan-kebijakannya dengan tak jarang membandingkan dengan latar belakang Trump yang juga tidak cemerlang," kata Tory Newmyer, analis Fortune.

Debat yang paling disaksikan

Adu mulut Hillary dan Trump disebut sebagai debat calon presiden yang paling ditonton di dunia. Lebih dari 100 juta pasang mata dikabarkan menyaksikan debat yang disiarkan langsung di sejumlah stasiun televisi internasional dan beberapa platform media sosial ini.

Jumlah itu [URL="http://www.economist.comS E N S O Rgraphicdetail/2016/09/daily-chart-19"]mengalahkan rekor[/URL] debat calon presiden AS yang sebelumnya dipegang oleh John F. Kennedy dan Richard Nixon di 1960, yang sekaligus debat pertama yang disiarkan langsung di televisi, dengan 74 juta penonton.

Jumlah itu juga mengungguli popularitas Obama saat berdebat dengan Mitt Romney, yang hanya disaksikan 67,2 juta penonton di 2012 silam, atau saat media sosial mulai ramai.

Twitter juga mencatat jumlah tweet terbanyak saat debat berlangsung, yakni 62 persen untuk akun @realDonaldTrump dan 38 persen untuk akun @HillaryClinton. Dengan tiga momen yang paling banyak ditweet adalah:
Klaim Trump yang menyebut dirinya memiliki temperamen yang baik. Komentar Trump tentang kebijakan stop-and-frisk, atau kebijakan polisi yang memberhentikan seorang pedestrian, dan menggeledah mereka. Umumnya, polisi ini menyasar orang kulit hitam.Trump dan Hillary yang bertukar pendapat tentang rencana menumpas ISIS.
Sementara, kicauan yang paling banyak diretweet adalah kicauan Trump pada 2012 yang menyebut: "Konsep pemanasan global itu dibuat dan diperuntukkan oleh Tiongkok untuk membuat industri AS menjadi tidak kompetitif" sebanyak 22.000 kali.
This is the top Retweeted Tweet during the first US presidential debate: [URL="https://S E N S O RfOOoPvtZHK"]https://S E N S O RfOOoPvtZHK[/URL]
— Twitter Government (@gov) September 27, 2016
Kicauan itu sepertinya telah dihapus, namun beberapa orang nampaknya sudah mengantisipasinya dengan menyimpan cuplikan gambar dari kicauan tersebut.

Twitter pun membuat pemungutan suara dengan hasil 33 persen memilih bersama Hillary, dengan tagar #ImWithHer, dan 31 persen untuk Trump dengan tagar #TrumpTrain.
Watching the presidential #debate? Which describes you?
— Twitter Government (@gov) September 27, 2016 Hillary yang tenang dan Trump yang terjebak omongannya sendiri


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...gannya-sendiri

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Hillary yang tenang dan Trump yang terjebak omongannya sendiri Upaya KPAI mempersoalkan Awkarin dan Anya Geraldine

- Hillary yang tenang dan Trump yang terjebak omongannya sendiri Mutasi Krishna Murti bukan karena kasus penganiayaan

- Hillary yang tenang dan Trump yang terjebak omongannya sendiri Jangan bangga mempunyai anak terlalu penurut

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
15.4K
39
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan